Trump Berjanji akan Mendeportasi Imigran Ilegal Secara Besar-besaran, Rencana Sudah Dimulai

ETIndonesia. Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, berjanji akan memastikan keamanan perbatasan mulai 20 Januari 2025, saat ia resmi menjabat. Dalam beberapa minggu terakhir, Trump dan pejabat yang baru ia tunjuk sering berbicara di media, menyampaikan pesan tegas mengenai penanganan imigran ilegal.


Presiden Terpilih AS Donald Trump berkata : “Kami akan mengambil tindakan yang sangat kuat terhadap perbatasan. Ini akan menjadi sinyal pertama bagi rakyat Amerika bahwa kami tidak hanya berbicara, tetapi benar-benar bertindak.”

“Raja Perbatasan” yang baru ditunjuk Trump, Tom Homan: “Prioritas utama kami adalah menangani pelaku kejahatan asing, yaitu mereka yang masuk secara ilegal dan melakukan tindak kriminal.”

Wakil Kepala Staf yang baru, Stephen Miller: “Presiden Trump berkomitmen dan berharap Amerika Serikat terlindungi dari serangan terus-menerus di perbatasan selatan kami.”

Trump berulang kali menyatakan bahwa ia akan meluncurkan operasi deportasi massal untuk imigran ilegal. Ia juga kembali menegaskan beberapa kebijakan perbatasan dari masa jabatan pertamanya, termasuk keamanan perbatasan, penegakan hukum di dalam negeri, dan pembatasan penerimaan pengungsi.

Selama masa jabatan pertamanya, janji utama Trump adalah membangun tembok perbatasan. Kali ini, Trump telah melakukan perencanaan lebih awal, dengan Texas menyediakan 1.400 hektar tanah untuk membangun pusat penahanan yang sementara dapat menampung jutaan imigran yang melampaui izin tinggal mereka.

Namun, Profesor Hukum Jean Lantz Reisz menyatakan bahwa penyelesaian kasus-kasus yang menumpuk mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun.

Sementara itu, Trump dan para asistennya telah bertemu dengan anggota Kongres dari Partai Republik untuk mendorong pengesahan undang-undang kompromi yang berfokus pada investasi keamanan perbatasan.

Senator Amerika Serikat Lindsey Graham, yang memimpin Komite Anggaran Senat, mendukung rencana Trump. Di platform X, ia menyatakan: “Prioritas utama saya, dan juga prioritas Komite Anggaran Senat, adalah memastikan perbatasan yang kacau menjadi aman kembali.”

Wakil Kepala Staf Trump, Stephen Miller, mengatakan kepada Fox News bahwa rencana ini akan menjadi perubahan besar.

Rencana deportasi massal akan dimulai dengan mengusir penjahat berbahaya, tetapi imigran ilegal lainnya juga harus meninggalkan negara ini. Keluarga dengan status campuran juga kemungkinan akan dideportasi.

Tom Homan, Direktur Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS yang baru ditunjuk Trump, menyebutkan bahwa mereka yang datang ke AS sebagai anak-anak dan kini sudah dewasa mungkin memiliki kesempatan untuk tetap tinggal melalui solusi legislatif, akan tetapi tergantung pada konsesi dari Partai Demokrat terkait langkah-langkah keamanan perbatasan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS