Kontroversial! Israel Perbesar Pengaruh di Dataran Tinggi Golan Lewat Investasi 11 Juta Dolar

EtIndonesia. Pemerintah Israel, melalui Kantor Perdana Menteri, mengumumkan pada tanggal 15 Desember 2024 bahwa mereka telah menyetujui rencana investasi sebesar sekitar 11 juta dolar Amerika Serikat. Rencana ini bertujuan untuk menggandakan populasi penduduk yang tinggal di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang saat ini diduduki oleh Israel.

Dataran Tinggi Golan, yang terletak di barat daya Suriah sepanjang wilayah sempit Ikur, telah berada di bawah kendali Israel sejak Perang Timur Tengah ketiga pada tahun 1967. Pada tahun 1981, Israel secara sepihak menyatakan aneksasi Dataran Tinggi Golan ke dalam wilayah kendalinya. 

Menurut laporan, setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah, pemerintah transisi Suriah yang dipimpin oleh Front Pembebasan Syam Islam meminta PBB untuk campur tangan terkait pendudukan Israel di wilayah tersebut.

Saat ini, sekitar 31.000 pemukim Israel tinggal di Dataran Tinggi Golan, tersebar di puluhan pemukiman. Mereka hidup berdampingan dengan minoritas Druz, yang sebagian besar mengidentifikasi diri sebagai warga Suriah. Meskipun menurut hukum internasional pendudukan Israel atas Dataran Tinggi Golan dianggap ilegal, pada masa jabatan pertama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dari 2017 hingga 2021, Amerika Serikat menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengakui kedaulatan Israel atas wilayah tersebut.

Dalam perkembangan terbaru, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan militer Israel untuk bersiap menghadapi musim dingin di Gunung Heimen, sebuah posisi strategis yang mengawasi Kota Damaskus. Langkah ini menunjukkan bahwa pasukan Israel yang ditempatkan di Suriah akan tetap berada di sana untuk waktu yang lebih lama. 

Menurut laporan Reuters, dalam pernyataannya pada tanggal 13 Desember 2024, Menteri Pertahanan Israel Katz menyatakan bahwa mengingat situasi di Suriah, Israel akan terus mengendalikan puncak Gunung Heimen yang memiliki pentingnya keamanan yang sangat tinggi. Perintah ini mengindikasikan bahwa tentara Israel telah memasuki zona penyangga di dalam Suriah setelah jatuhnya rezim Presiden Assad dan mendirikan beberapa pos tambahan yang kemungkinan besar akan tetap ditempatkan.

Selain itu, laporan dari NetEase mengungkapkan bahwa setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad, tiga divisi militer Israel masuk ke enam desa di wilayah Druz selatan Suriah. Penduduk desa yang setelah ditempatkan pasukan Israel memutuskan untuk menerima pemerintahan Israel dan meminta agar Israel tidak meninggalkan desa-desa di selatan Suriah, serta mengintegrasikan mereka ke dalam Dataran Tinggi Golan. Mereka juga menegaskan tidak akan mengizinkan organisasi Suriah manapun memasuki wilayah mereka.

Langkah pemerintah Israel untuk menggandakan populasi di Dataran Tinggi Golan ini diharapkan dapat memperkuat kontrol Israel atas wilayah strategis tersebut, meskipun tetap menghadapi tantangan dan kritik internasional terkait legalitas pendudukan. Sementara itu, ketegangan di wilayah tersebut tetap tinggi, dengan adanya interaksi antara pasukan Israel dan komunitas lokal yang mayoritas Druz.

Dengan investasi besar ini, Israel menegaskan komitmennya untuk mempertahankan dan memperkuat posisinya di Dataran Tinggi Golan, sekaligus menghadapi dinamika politik dan militer yang terus berubah di kawasan tersebut.

FOKUS DUNIA

NEWS