EtIndonesia. Laporan terbaru dari Front Pokrovsk mengungkapkan bahwa pasukan Ukraina, termasuk Brigade Marinir ke-36 dan Brigade Mekanisasi ke-61, berhasil melancarkan serangan balik yang menentukan terhadap tentara Rusia. Pasukan Ukraina yang sudah bersiap dengan perlawanan gigih dari Brigade Ritsarnya ke-74 dari Grup Militer ke-8 Rusia, memanfaatkan taktik granat tangan dan perkelahian jarak dekat untuk merebut kembali posisi yang sebelumnya dikuasai oleh Rusia. Namun, meskipun serangan ini berhasil, situasi di kawasan ini tetap sangat tegang. Pokrovsk tetap menjadi salah satu zona pertempuran paling sengit di wilayah Donetsk, yang telah menjadi target utama Rusia.
Peran Pasukan Korea Utara dan Dampaknya terhadap Operasi Gabungan Rusia-Korea Utara
Pertama kalinya, Rusia mengakui keterlibatan pasukan Korea Utara dalam operasi perang di Ukraina. Namun, pasukan gabungan Rusia-Korea Utara mengalami kegagalan besar. Tentara Korea Utara, yang disamarkan sebagai pasukan marinir Rusia, terlibat dalam serangan di wilayah utara Suja, namun mereka mengalami kerugian besar setelah serangan balik menggunakan drone oleh pasukan Ukraina. Pihak Ukraina melaporkan bahwa pasukan Korea Utara juga tidak terhindar dari kegagalan, dan setidaknya 200 tentara dari pasukan gabungan Rusia-Korea Utara tewas dalam operasi ini. Meski Rusia mencoba mengukuhkan kontrol dengan menggunakan pasukan Korea Utara, taktik mereka gagal menghadapi serangan balasan yang efektif dari pasukan Ukraina.
Serangan terhadap Infrastruktur Energi dan Logistik Rusia
Selain itu, pasukan Ukraina yang terlibat dalam operasi di Donetsk dan Zaporizhzhia, berhasil menghancurkan basis energi Rusia, termasuk penyimpanan minyak terbesar O’Neill di Rusia, dengan pembakaran sekitar 2.000 tangki minyak. Serangan ini juga menyebabkan kerusakan parah pada kapal tanker Rusia, yang tenggelam setelah mengalami serangan. Dalam operasi ini, pasukan Ukraina menghancurkan jalur suplai belakang Rusia, menghentikan pengiriman pasokan yang sangat diperlukan bagi tentara Rusia.
Serangan udara yang diluncurkan oleh pasukan Ukraina terhadap gudang amunisi Rusia di dekat Mariupol, juga mencatatkan ledakan besar yang berlangsung lebih dari dua jam, dengan dampak yang terasa hingga ke wilayah Rusia, termasuk Taganrog. Ini semakin melemahkan kemampuan Rusia di medan perang dan membuka celah bagi serangan balik yang lebih kuat dari Ukraina.
Serangan Ukraina Terhadap Pangkalan Rusia di Donetsk dan Kularov
Pasukan Ukraina juga melancarkan serangan strategis di wilayah yang telah dikuasai Rusia, seperti Kularov dan Donetsk. Pasukan Rusia yang sebelumnya menguasai Kolarov selama lebih dari dua bulan, terpaksa mundur setelah serangan yang intens dari pasukan Ukraina. Namun, pertempuran jalanan yang berlarut-larut menyebabkan banyak korban bagi pasukan Rusia, dengan lebih dari 10.000 tentara Rusia dilaporkan tewas hingga saat ini.
Kemunduran Pasukan Rusia dan Reaksi Global terhadap Keterlibatan Korea Utara
Meskipun pasukan Rusia terus menghadapi kerugian, keterlibatan Korea Utara dalam perang ini semakin menjadi sorotan internasional. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengungkapkan bahwa Rusia telah memanfaatkan pasukan Korea Utara untuk mengisi kekosongan pasukan mereka. Dalam perjanjian yang saling menguntungkan, Korea Utara memperoleh gandum dan senjata sebagai imbalan untuk pasukannya yang dikerahkan di medan perang.
Namun, ketegangan semakin meningkat dengan laporan bahwa Rusia telah mengintroduksi sistem kontra-spionase di wilayah tempat pasukan Korea Utara bertugas. Hal ini menunjukkan ketidakpercayaan besar Rusia terhadap pasukan Korea Utara, meskipun mereka berperan dalam memperkuat barisan pasukan Rusia.
Serangan Balik dari Ukraina dan Keberhasilan Taktik F-16
Di sisi lain, pasukan udara Ukraina menunjukkan kinerja luar biasa dalam menghadapi serangan besar-besaran dari Rusia. Dengan menembak jatuh 81 misil dan 80 drone, pasukan Ukraina berhasil mencegah sebagian besar serangan udara Rusia. F-16 Ukraina mencatatkan prestasi dengan menembakkan 11 misil jelajah Rusia, mencatat rekor operasi luar biasa. Keberhasilan ini memperlihatkan kemampuan luar biasa dari pasukan udara Ukraina dalam menghadapi ancaman yang semakin meningkat.
Tantangan dan Dukungan Internasional untuk Ukraina
Meskipun pasukan Ukraina menghadapi berbagai tantangan berat di medan perang, mereka mendapatkan dukungan internasional yang kuat. Kementerian Pertahanan Norwegia mengumumkan rencana untuk melatih pilot dan personel F-16 Ukraina, yang akan dimulai pada 2025. Di sisi lain, Ukraina juga berencana untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Barat, dengan Presiden Zelenskyy merencanakan kunjungan ke Brussels untuk membahas bantuan lebih lanjut dari pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman.
Perkembangan terbaru ini menunjukkan bahwa meskipun pasukan Ukraina menghadapi banyak tantangan, mereka tetap maju dengan keberhasilan strategi dan dukungan internasional yang semakin kuat, memberikan harapan untuk mengubah arah konflik yang telah berlangsung lama ini.