EtIndonesia. Dalam upaya memperkuat posisinya di tengah konflik Suriah yang berkepanjangan, pejabat tinggi Israel melakukan kunjungan rahasia ke Yordania pada tanggal 13 Desember. Pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Israel danĀ Biro Intelijen Militer Israel bertemu dengan pejabat tinggi intelijen dan militer Yordania untuk mendiskusikan dinamika keamanan di Suriah serta ancaman penyelundupan senjata yang dikaitkan dengan Iran.
Diskusi Intensif tentang Situasi Suriah
Kedua pejabat Israel tersebut bertemu dengan perwakilan dari Yordania dalam sebuah pertemuan yang tidak diungkapkan secara publik, namun diyakini berfokus pada penanganan situasi kompleks di Suriah.
Menurut laporan dari Institute for American Enterprise dan penerbit War Studies, operasi militer Israel di Provinsi Quneitra dan Daraa terus berlangsung aktif hingga tanggal 15 Desember 2024. Dalam operasi ini, Israel berhasil menyita senjata di beberapa desa di barat Daraa dan kota-kota lain, bekerja sama dengan pejabat lokal. Kelompok Druze Suriah juga telah menyetujui penyerahan senjata mereka kepada militer Israel, sebagai bagian dari upaya de-eskalasi konflik.
Ancaman Penyelundupan Senjata oleh Iran
Laporan media Suriah mengungkapkan bahwa pertemuan rahasia antara Israel dan Yordania tersebut juga membahas ancaman penyelundupan senjata oleh Iran ke Yordania dan milisi Palestina di Tepi Barat. Tiga sumber anonim dari Israel yang diwawancarai oleh media Axios menyatakan bahwa pembicaraan tersebut melibatkan organisasi-organisasi yang didukung Iran, yang semakin aktif dalam menyelundupkan senjata melalui jalur Yordania dan Tepi Barat.
Dua pejabat Israel menambahkan bahwa diskusi tersebut juga mencakup kontak antara Israel, Yordania, dan pemerintah transisi Suriah yang dipimpin oleh Organisasi Pembebasan Syam (Hayat Tahrir al-Sham/HTS). Salah satu pejabat menegaskan bahwa Yordania berperan sebagai mediator penting antara Israel dan pasukan anti-pemerintah Suriah.
Peran Yordania dalam Stabilitas Regional
Masalah Suriah telah lama menjadi sumber ketidakstabilan di Timur Tengah, mulai dari penguatan rezim Bashar al-Assad hingga resistensi keras dari oposisi dan intervensi eksternal, khususnya dari Iran. Kunjungan rahasia pejabat tinggi Israel ini menandakan adanya interaksi mendalam antara Israel dan negara-negara tetangga seperti Yordania dalam menangani isu Suriah. Meskipun Yordania secara resmi mempertahankan hubungan diplomatik normal dengan Suriah, secara operasional, Yordania tetap waspada terhadap situasi di Suriah, terutama setelah pecahnya perang saudara yang membawa risiko seperti arus pengungsi dan perubahan situasi perbatasan. Ekspansi pengaruh Iran di Suriah juga dianggap mengancam keamanan strategis Yordania.
Serangan Besar-besaran Israel di Tartus
Selain itu, laporan dari Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah mengabarkan bahwa Israel melancarkan serangan skala besar ke wilayah Tartus di pantai Suriah pada tanggal 14 Desember, menyebabkan ledakan hebat yang dianggap sebagai serangan terburuk sejak 2012. Tartus adalah salah satu basis militer utama Rusia di Suriah, yang memiliki fasilitas angkatan laut penting dan gudang amunisi. Ledakan tersebut menunjukkan kemungkinan penyimpanan senjata dalam jumlah besar di fasilitas tersebut. Sejak pendirian basis militer oleh Uni Soviet pada tahun 1971, Tartus telah menjadi posisi strategis Rusia di Mediterania. Pada tahun 2017, Rusia memperluas basis ini sebagai dukungan penting terhadap rezim Suriah.
Respons Rusia dan Pergerakan Militer Israel
Kremlin telah mulai menghubungi pemerintah baru Suriah untuk mendiskusikan kehadiran militer Rusia di wilayah tersebut. Sementara itu, menurut laporan CNN, Israel mengirim pasukan ke wilayah buffer militer di perbatasan Suriah-Israel di Dataran Tinggi Golan dan Gunung Heimon yang berdekatan. Gunung Heimon, dengan ketinggian 2.814 meter, adalah puncak tertinggi di kedua negara dan merupakan titik strategis yang dapat mengawasi Lebanon, Suriah, dan Israel.
Analisis Strategis dan Pernyataan Netanyahu
Kepala Institute for Strategic and Security Studies di Jerusalem, Yinbal, menganalisis bahwa posisi strategis Gunung Heimon sangat penting bagi Israel. Setelah menguasai gunung tersebut, Israel kemungkinan akan memasang sistem pengawasan elektronik di sekitar puncaknya untuk menghadapi potensi serangan di masa depan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa operasi di Dataran Tinggi Golan bertujuan untuk mencegah ancaman potensial dari kelompok ekstremis. Dalam sebuah konferensi pers, Netanyahu menekankan bahwa keamanan Dataran Tinggi Golan adalah keamanan Israel, dan meskipun Israel tidak berniat berkonflik dengan Suriah, strategi militer akan disesuaikan sesuai dengan situasi lokal yang berkembang.
Kesimpulan
Kunjungan rahasia pejabat tinggi Israel ke Yordania serta operasi militer yang sedang berlangsung di wilayah Suriah dan perbatasannya menunjukkan peningkatan keterlibatan Israel dalam upaya stabilisasi regional. Kerjasama dengan Yordania dan langkah-langkah strategis lainnya di Dataran Tinggi Golan dan Gunung Heimon mencerminkan upaya Israel untuk mengamankan perbatasannya dan mencegah ancaman dari kelompok ekstremis serta penyelundupan senjata yang didukung Iran. Situasi ini menyoroti kompleksitas dinamika keamanan di Timur Tengah dan pentingnya kerjasama antarnegara untuk menjaga stabilitas regional.