EtIndonesia. Presiden baru Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake, yang terpilih pada September lalu, memilih melakukan kunjungan luar negeri perdananya ke India.
Menurut laporan Associated Press, pada hari Senin (16/12), Perdana Menteri India Narendra Modi menyambut Dissanayake dengan hangat dan mengadakan pertemuan untuk memperkuat hubungan bilateral. Fokus pembicaraan mereka adalah kerja sama untuk mengekang ambisi Tiongkok yang mencoba memperluas pengaruhnya di Sri Lanka.
Dalam konferensi pers bersama, Dissanayake menegaskan bahwa dia tidak akan membiarkan Sri Lanka digunakan oleh Tiongkok untuk “merugikan kepentingan India”.
Dia mengatakan: “Kerja sama dengan India akan terus berkembang pesat, dan saya menegaskan kembali dukungan berkelanjutan kami terhadap India.”
Modi menambahkan bahwa India dan Sri Lanka akan membangun koneksi jaringan listrik dan pipa minyak multi-produk untuk meningkatkan investasi dan hubungan perdagangan antara kedua negara.
Dissanayake tiba di New Delhi pada hari Minggu (15/12), menjadikannya perjalanan luar negeri pertamanya sejak dia menjabat sebagai presiden pada bulan September. Selain bertemu Modi, dia juga melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan Penasihat Keamanan Nasional Ajit Doval.
Sri Lanka saat ini menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade, dan India telah memperluas bantuan ekonomi serta kerja sama pertahanan kepada negara tersebut.
Menurut laporan Nikkei Asia, Modi mengungkapkan bahwa India telah memberikan kredit dan hibah sebesar 5 miliar dolar AS kepada Sri Lanka. Bantuan ini mencakup proyek perumahan, energi terbarukan, dan infrastruktur, serta pengembangan sektor pertanian, peternakan sapi perah, dan perikanan.
Modi juga menekankan, “Kepentingan keamanan kita saling terkait.” Ia menyatakan bahwa kedua pemimpin telah sepakat untuk segera menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan.
Dalam pernyataan bersama, kedua negara menegaskan komitmen untuk memperkuat keamanan maritim di kawasan melalui kerangka kerja bilateral dan regional yang sudah ada. Pernyataan ini mencerminkan kepentingan bersama dalam menjaga keamanan maritim di kawasan Samudra Hindia.
Sebagai negara pulau yang terletak dekat pantai selatan India, Sri Lanka telah lama menjadi medan perebutan pengaruh strategis antara India dan Tiongkok. Salah satu proyek kontroversial adalah pelabuhan Hambantota, yang dibangun melalui pinjaman berbunga tinggi dalam inisiatif “Belt and Road” Tiongkok. Proyek ini sering dikritik sebagai bagian dari diplomasi “jebakan utang” Tiongkok.
Karena kesulitan melunasi utang proyek ini, pada tahun 2017, Sri Lanka menyetujui untuk menyewakan pelabuhan tersebut beserta 15.000 hektar tanah di sekitarnya kepada perusahaan Tiongkok selama 99 tahun. Pelabuhan ini menimbulkan kekhawatiran internasional karena berpotensi digunakan sebagai pangkalan militer oleh Tiongkok. (jhn/yn)