Sejumlah besar pekerja kebersihan di Xi’an, Provinsi Shaanxi, Tiongkok memblokir jalan pada 17 Desember 2024, untuk menuntut gaji yang tertunda, menarik perhatian publik. Staf Biro Pengelolaan Kota setempat mengungkapkan bahwa pemerintah tidak memiliki cukup uang dan telah menunggak gaji para pekerja kebersihan selama lima bulan.
ETIndonesia. Video yang beredar di internet menunjukkan banyak pekerja kebersihan yang mengenakan seragam bertuliskan “Xi’an Kebersihan” berkumpul di dekat Huaqing Palace, Distrik Lintong, Xi’an, memblokir jalan untuk menuntut hak mereka.
Pengelola Kota setempat mengungkapkan bahwa pemerintah tidak memiliki cukup uang dan telah menunggak gaji para pekerja kebersihan selama lima bulan.
Saat musim dingin tiba di Xi’an, pemandangan para pekerja kebersihan berdiri di tengah angin dingin untuk menuntut gaji mereka sungguh menyayat hati.
12月17日,西安大量環衛工人堵路討薪,城管局工作人員透露,政府沒錢了,拖欠了5個月工資。 pic.twitter.com/Bzg2aZ5RHZ
— ying tang (@yingtan04410735) December 18, 2024
“Para pekerja kebersihan adalah tenaga outsourcing. Pemerintah tidak punya uang dan kemungkinan menunggak pembayaran mereka sekitar lima bulan,” ujar seorang staf di Pusat Kebersihan Biro Pengelolaan Kota Distrik Lintong. Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah berjanji akan menyelesaikan masalah ini, kemungkinan pada akhir bulan ini. Namun, banyak netizen meragukan janji tersebut.
Pada 18 Desember, berita tentang penundaan pembayaran gaji selama lima bulan kepada para pekerja kebersihan di Xi’an hingga mereka memblokir jalan menjadi trending topik di media sosial, memicu simpati dari warganet di berbagai daerah.
Berikut komentar warganet:
- “Keterlaluan! Pekerja kebersihan di Xi’an belum dibayar selama lima bulan. Mereka harus memblokir jalan untuk mendapatkan gaji! Pekerjaan mereka kotor dan berat, dengan gaji yang sangat kecil, maksimal hanya sekitar RMB.1.000 per bulan. Mereka bekerja di bawah panas, hujan, dan angin, tapi masih saja gaji mereka ditunda. Tidak berperasaan sekali!”
- “Banyak dari mereka adalah orang tua yang sudah renta. Sungguh memilukan melihatnya.”
- “Shaanxi sudah ada 38 kabupaten yang tidak bisa membayar gaji.”
- “Saya guru di taman kanak-kanak negeri. Sejak September hingga sekarang, saya juga belum menerima gaji.”
- “Gaji guru di Lintong baru dibayar sampai Agustus.”
- “Saya sopir bus, gaji saya sudah tertunda lebih dari delapan bulan.”
- “Ayah saya bekerja di perusahaan bus. Dia bilang mereka meminjam uang untuk membayar gaji.”
- “Kasus seperti ini sudah terlalu banyak.”
Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Tiongkok mengalami penurunan tajam. Tekanan finansial membuat banyak pemerintah daerah kesulitan. Kasus keterlambatan pembayaran gaji kepada pegawai negeri, pekerja kebersihan, sopir bus, dan guru sering terjadi, dan aksi protes untuk menuntut hak mereka terus meningkat. (Hui)