EtIndonesia. Pada 18 Desember, seorang pria Tiongkok ditangkap di pangkalan Angkatan Laut Kiel, Jerman, karena diduga memotret fasilitas militer secara ilegal. Penangkapan ini memunculkan kemungkinan tuduhan spionase terhadap pria tersebut, menurut laporan stasiun televisi Jerman, WDR.
Pria itu dilaporkan membawa kamera saat berada di pangkalan angkatan laut pada 9 Desember. Menurut Carola Jeschke, juru bicara departemen investigasi kriminal negara bagian Schleswig-Holstein: “Kami sedang menyelidiki seorang pria Tiongkok yang ditemukan di pelabuhan.”
Pangkalan Angkatan Laut Kiel terletak di pesisir Laut Baltik dan menjadi markas salah satu armada utama Angkatan Laut Jerman. Tempat ini juga merupakan lokasi galangan kapal milik ThyssenKrupp Marine Systems yang memproduksi kapal selam.
Otoritas Jerman hingga kini belum memberikan komentar resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara Barat terus meningkat, dengan isu keamanan nasional menjadi fokus utama.
Dukungan Tiongkok terhadap Rusia dalam konflik Ukraina juga memicu ketegangan lebih lanjut, yang bahkan menyebabkan Uni Eropa menjatuhkan sanksi sepenuhnya terhadap entitas dan individu Tiongkok. Pada Senin (16/12), Uni Eropa untuk pertama kalinya mengeluarkan sanksi komprehensif terhadap entitas dan individu Tiongkok.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, kapal-kapal Tiongkok diduga beberapa kali memotong kabel data bawah laut dan pipa gas di Laut Baltik. Jerman sendiri mengambil alih komando pasukan NATO di Laut Baltik pada Oktober 2024.
Pihak keamanan Jerman secara rutin memperingatkan ancaman yang ditimbulkan oleh intelijen Tiongkok. Pada Oktober, seorang wanita Tiongkok ditangkap karena diduga menjadi agen intelijen Tiongkok, memanfaatkan posisinya di sebuah perusahaan logistik untuk mengumpulkan informasi tentang pengiriman peralatan militer dan individu yang terkait dengan kontraktor militer Jerman.
Selain itu, pada April, tiga warga Jerman juga ditangkap karena diduga bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara Tiongkok (MSS). Salah satu dari mereka, Thomas R., diduga menjadi agen untuk MSS, sementara dua lainnya, pasangan suami-istri, menjalankan perusahaan yang menjadi perantara teknologi militer ke Tiongkok.
Pada 2023, Kota Kiel bahkan membatalkan rencana kerja sama kota kembar dengan Qingdao, Tiongkok, karena kekhawatiran hubungan tersebut dapat menjadi kedok untuk aktivitas mata-mata Tiongkok. (jhn/yn)