ETIndonesia. Du Wen adalah mantan Direktur Eksekutif Kantor Penasihat Hukum Pemerintah Daerah Otonomi Mongolia Dalam yang kini melarikan diri ke luar negeri, baru-baru ini menerima wawancara eksklusif dengan NTD.
Dalam wawancara tersebut, ia mengungkapkan bahwa berdasarkan investigasinya, skala pengambilan paksa organ oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) masih terus meningkat. Ia menyerukan agar rezim otoriter PKT segera dibubarkan.
Du Wen sebelumnya menjabat sebagai Direktur Eksekutif Kantor Penasihat Hukum Pemerintah Daerah Otonomi Mongolia Dalam. Ia dipenjara selama 12 tahun 8 bulan atas tuduhan “terlibat dalam suap menggunakan dana publik pemerintah Mongolia Dalam.”
Dalam wawancara, ia menyatakan bahwa ia dipaksa menjadi kambing hitam untuk menutupi kesalahan pejabat tinggi PKT. Di penjara, ia mengalami penyiksaan berat dan empat kali upaya pembunuhan.
Setelah dibebaskan pada Januari 2023, ia terus diawasi sebelum akhirnya berhasil melarikan diri ke luar negeri. Selama di penjara, ia bertemu dengan banyak praktisi Falun Gong yang terus mengalami penganiayaan brutal oleh PKT dan menjadi korban pengambilan paksa organ.
“Saya bertemu beberapa tahanan yang kaya. Orang-orang kaya ini mampu membayar untuk transplantasi ginjal atau hati. Setelah mereka melakukan transplantasi, saya bertanya kepada mereka, berapa biayanya? Ada yang menghabiskan RMB.2 juta , ada yang RMB.3 juta , dan yang paling murah RMB/900 ribu,” ujar Du Wen.
“Saya bertanya bagaimana prosesnya. Mereka bilang tinggal bayar saja, ada yang mengatur semuanya: mencari organ, mencari donor ginjal, semuanya diorganisir. Itu sudah menjadi industri. Pengambilan paksa organ dari praktisi Falun Gong adalah logis karena mereka tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tubuh mereka sehat,” katanya.
Setelah dibebaskan, Du Wen melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menemukan bahwa cakupan pengambilan paksa organ di Tiongkok justru semakin meluas.
“Setelah keluar dari penjara, saya melakukan sesuatu. Saya menelepon teman-teman lama dari pengadilan. Pengadilan menengah biasanya bertanggung jawab atas eksekusi hukuman mati. Saya bertanya apakah mereka memberikan suntikan mati kepada tahanan. Saya tidak bisa langsung bertanya tentang pengambilan organ, karena mereka tidak akan menjawab. Mereka bilang tidak, tetapi dokter forensik dan dokter dari rumah sakit datang, memberi bius, lalu langsung mengambil organ dari perut tahanan. Setelah itu mayatnya dikremasi, dan keluarga tahanan tidak diizinkan melihat jenazah,” kata Du Wen.
“Di jalan-jalan Beijing, di sekitar rumah sakit, ada iklan tentang transplantasi organ di lantai. Organ manusia di bawah kendali PKT dapat diperdagangkan secara terbuka. Jika pasangan organ tidak cocok, mereka bisa mencarikan yang sesuai selama Anda punya uang,” tambahnya.
Du Wen menekankan bahwa selama puluhan tahun, PKT telah menciptakan banyak kasus ketidakadilan di dalam negeri dan mengekspor otoritarianisme ke dunia internasional. Ia percaya bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan rakyat Tiongkok adalah mengungkap semua kejahatan berdarah PKT kepada dunia dan mengakhiri rezim tersebut.
“PKT sekarang tampak sombong karena waktunya belum tiba. Begitu saatnya tiba, ia akan runtuh seperti Assad atau Mubarak dalam sekejap,” ujar Du Wen. (Hui)
Yu Liang dan Shang Jing dari New York, untuk New Tang Dynasty Television