Pemindaian Terkini
Tema kali ini tentang Pemberontak Suriah ingin melawan Partai Komunis Tiongkok (PKT), dan Israel bergerak ke Damaskus ; Perdana menteri baru Suriah diumumkan, kebijakan baru mengejutkan semua pihak ; Tentara Israel mengebom pangkalan militer Rusia, dan angkatan udara Suriah dimusnahkan secara total.
Perdana Menteri Baru Suriah Diumumkan, Kebijakan Barunya Mengejutkan Semua Pihak
Bagi pembaca yang memperhatikan situasi di Suriah, menurut penulis yang paling menarik perhatian mereka saat ini adalah komposisi dan langkah-langkah tata kelola dari pemerintahan baru.
Pada 10 Desember waktu setempat, Mohamed Bashir ditunjuk sebagai perdana menteri sementara pemerintahan transisi Suriah. Di tengah adalah pemimpin kekuatan perlawanan Suriah, Jawlani. Masa jabatan Muhammad Bashir akan berlangsung hingga 1 Maret tahun depan, terutama bertanggung jawab untuk serah terima dengan mantan Perdana Menteri Assad Mohammad Ghazi al-Jalali dan memastikan kelancaran transisi.
Baik perdana menteri lama maupun baru layak untuk dibicarakan. Perdana Menteri baru berusia 41 tahun Bashir awalnya adalah Perdana Menteri “Pemerintahan Keselamatan Nasional Suriah”. Yang disebut “Pemerintahan Keselamatan Nasional Suriah” mengacu pada faksi utama tentara perlawanan, “Tahrir al-Sham”, yang didirikan di barat laut Suriah dekat Turkiye pada tahun 2017. Dengan kata lain, tentara perlawanan mengangkat mantan perdana menteri mereka sendiri menjadi perdana menteri baru Suriah.
Perdana menteri yang baru adalah seorang insinyur sebelum terjun ke dunia politik. Dia meraih gelar sarjana teknik elektro dan elektronik dari Universitas Aleppo. Kemudian, dia memperoleh gelar sarjana kehormatan di bidang Syariah dan hukum, dan juga lulus sertifikat yang relevan dalam bahasa Inggris dan administrasi publik.
Mantan Perdana Menteri Assad, Mohammad Ghazi al-Jalali, yang serah terma jabatan dengan dia, bahkan lebih menarik lagi. Ketika pemberontak menyerbu Damaskus pada 8 Desember, saat sebagian besar mantan pejabat pemerintah Assad melarikan diri, Jalali ada di media sosial mengatakan bahwa dia akan tinggal di rumahnya di Damaskus. Dia berkata : “Kami siap bekerja sama dengan pemimpin mana pun yang dipilih oleh rakyat dan memberikan segala kemudahan dan bantuan.” Lalu muncullah pemandangan Jalali di bawa pergi oleh tentara pemberontak dari rumah.
Penulis awalnya tidak optimis dengan pemerintahan baru Suriah, namun langkah-langkah kebijakan pemerintahan baru di hari pertama setelah menjabat masih membuat mata penulis bersinar. Mari kita lihat apa yang berubah.
Pertama : mewajibkan seluruh pegawai pemerintah untuk kembali bekerja agar mekanisme Negara beroperasi. Bank sentral mulai beroperasi dan mengumumkan bahwa bank-bank komersial akan dibuka kembali mulai Kamis, untuk memungkinkan kehidupan ekonomi kembali berjalan. Pada saat yang sama diumumkan juga bahwa Bandara Aleppo akan segera melanjutkan penerbangan domestik. Nampaknya Perdana Menteri baru Bashir memahami pentingnya pemulihan ekonomi bagi negara ini. Beberapa poin berikutnya menurut penulis lebih menarik.
Perempuan Suriah bisa mulai dengan bebas mengenakan apa pun yang mereka inginkan, kata pejabat pemerintah. Jangan meremehkan hal ini. Ini adalah batu uji yang menentukan apakah Suriah akan menjadi masyarakat Muslim ekstrem atau masyarakat sekuler di masa depan. Mari kita lihat sebuah foto. Dapatkah Anda membayangkan seperti apa rupa perempuan Suriah dan pemandangan jalanan pada tahun 1970an dan 1980an?
Ada dua hal lain yang juga menarik perhatian penulis : Pejabat Suriah mengumumkan bahwa orang yang merugikan jurnalis akan dihukum penjara. Adakah yang lebih baik daripada kebebasan berpendapat yang mendukung struktur dasar masyarakat demokratis? Dan lagi : Amnesti bagi seluruh personel militer Suriah.
Nampaknya “rekonsiliasi nasional” yang disebutkan pemimpin pemberontak Suriah Jolani bukan sekadar basa-basi. Amnesti bagi mantan personel pemerintah Suriah patut dikatakan sebagai awal dari “rekonsiliasi nasional”. Meskipun hal ini akan memungkinkan banyak orang jahat lolos dari jaring, namun hal ini juga dapat dianggap sebagai jalan pintas untuk mengembalikan lingkungan sosial dan kehidupan Suriah ke jalur yang benar dengan lebih cepat.
Tentara Israel Mengebom Pangkalan Militer Rusia dan Seluruh Angkatan Udara Suriah Dimusnahkan
Adapun faktor eksternal utama yang paling mungkin mempengaruhi apakah lingkungan Suriah dan Timur Tengah akan bergerak menuju konfrontasi atau perdamaian di masa depan : Israel. Pemimpin perlawanan Jolani mengatakan sesuatu yang membuat banyak orang menarik napas lega.
Jolani mengatakan : Kami terbuka untuk persahabatan dengan negara di semua kawasan, termasuk Israel. Kami tidak memiliki musuh kecuali rezim Assad, Hizbullah dan Iran. Israel juga bukan musuh. Penyerangan Israel terhadap Hizbullah telah banyak membantu kami. Sekarang kami akan mengurus sisanya.
Kalimat ini, “Serangan Israel terhadap Hizbullah telah banyak membantu kami.” Tidak peduli bagaimana saya mendengarnya, saya merasa itu adalah isyarat niat baik kepada Perdana Menteri Israel Netanyahu, jangan lupa bahwa Netanyahu baru saja mengungkapkan maksud ini sehari sebelumnya : Alasan mengapa Anda pemberontak Suriah bisa berhasil kali ini adalah karena Israel berjasa menyerang Hizbullah dan Iran. Ucapan Jawlani kemungkinan besar jika didengar oleh Netanyahu akan merasa nyaman.
Namun, Israel telah melewati banyak negara Muslim di Timur Tengah. Israel telah mendengar segalanya dan mengalami segalanya. Oleh karena itu, bagi Israel, kata-kata baik boleh didengarkan, tetapi tindakan tidak akan pernah berhati lembut.
Pada 9 Desember, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov berkata : “Kita sedang melalui masa transformasi dan ketidakstabilan ekstrem, jadi hal ini tentunya memerlukan waktu. Kita akan melakukan dialog serius dengan pemerintahan baru Suriah. “Rusia yang berdiri di belakang Assad, diluar dugaan berharap untuk mempertahankan pangkalan angkatan lautnya di Suriah. Setelah melihat hal ini, Israel mungkin berpikir : Baiklah, pergilah dan lakukan pembicaraan baik dengan pemerintah Suriah yang baru. Jadi pangkalan angkatan laut militer Rusia di Tartus di Suriah dibom sepenuhnya hari itu.
Rusia memiliki situs jejaring sosial penerbangan terkenal, segera memposting pesan yang meminta tentara Israel untuk tidak menyerang pangkalan udara di Alatakia, Suriah, karena pasukan Rusia ditempatkan di sana. Israel berpikir : Anda itu siapa? Maksudmu tidak boleh ada pertempuran di sana? Anda tunggu sebentar. Sehingga malam itu, Pangkalan Angkatan Udara Khmeimim Suriah pun dibom hingga menjadi lautan api.
Kemudian keesokan harinya ketika penulis melihatnya pada siang hari, penulis melihat bahwa pangkalan angkatan udara tempat pasukan Rusia ditempatkan tampak seperti ini. Menurut laporan media : Dalam waktu 24 jam, Israel melakukan serangan yang ditargetkan terhadap lebih dari 300 pangkalan militer di Suriah pada saat yang sama, menghancurkan seluruh angkatan udara asli Suriah, termasuk berbagai jenis pesawat tempur, helikopter dan sistem pertahanan udara yang didukung oleh Rusia. Mari kita rasakan intensitas serangan Angkatan Udara Israel.
Pada saat yang sama, pasukan darat Israel telah menduduki seluruh wilayah Dataran Tinggi Golan di perbatasan antara Suriah dan Israel. Perhatikan bagian oranye pada peta, serta membangun zona penyangga strategis.
Dataran Tinggi Golan terletak di persimpangan Israel, Suriah dan Yordania. Panjangnya 71 kilometer dari utara ke selatan dan lebarnya sekitar 42 kilometer di titik timur-barat, dengan luas total lebih dari 1.800 kilometer persegi. Saat ini, sekitar 1.200 kilometer persegi Dataran Tinggi Golan, atau sekitar dua pertiga wilayahnya, sebenarnya dikuasai Israel.
Pasukan PBB juga telah menyiapkan zona penyangga di kawasan perbatasan utara Dataran Tinggi Golan. Penulis sebutkan di program sebelumnya bahwa Israel membantu serangan udara PBB terhadap pemberontak beberapa hari yang lalu. Hal ini karena pemberontak menyerang terlalu keras dan mencapai wilayah sensitif Dataran Tinggi Golan.
Pemberontak Suriah Ingin Melawan PKT dan Israel Bergerak Menuju Damaskus
Pada 10 Desember, Perdana Menteri Israel Netanyahu berbicara. Dia mengatakan dalam sebuah video : Kami berharap dapat menjaga hubungan damai dengan penguasa baru Suriah. Namun jika pemerintah Suriah mengizinkan kembalinya pengaruh Iran di Suriah, atau mengizinkan pengiriman senjata ke Hizbullah di Lebanon, kami akan membuat mereka membayar mahal dan memastikan bahwa penguasa baru akan berakhir seperti rezim Assad.
Pada saat ini, salah satu berita yang sangat menarik perhatian semua pihak adalah : Media Lebanon memberitakan pada 10 Desember bahwa tank IDF bergerak ke utara sepanjang perbatasan Lebanon dan Suriah, hanya berjarak sekitar belasan kilometer dari ibu kota Suriah, Damaskus.
Jika tindakan administratif pemerintah baru Suriah pada hari pertama mengejutkan penulis, kalau begitu, yang benar-benar mengejutkan penulis adalah bahwa pasukan Uighur dalam tentara perlawanan Suriah, di luar dugaan merekam video di dalam gudang senjata pemerintahan Assad dan mengancam akan menggunakan senjata tersebut untuk melawan pemerintah Komunis Tiongkok.(lin/mgl)