“Hari ini, Putin dengan sengaja memilih Hari Natal untuk melakukan serangan. Apa yang bisa lebih tidak manusiawi?” tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di X.
ETIndonesia. Militer Rusia meluncurkan serangan rudal dan drone pada Hari Natal dengan target infrastruktur energi Ukraina.
Serangan terjadi di wilayah Kharkiv, Kursk, dan Dnipropetrovsk, sementara alarm serangan udara berbunyi di ibu kota Kyiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengutuk serangan Rusia terhadap jaringan listrik negaranya, menyebutnya sebagai tindakan “tidak manusiawi.”
“Setiap serangan besar-besaran Rusia membutuhkan waktu untuk persiapan. Itu tidak pernah menjadi keputusan spontan. Itu adalah pilihan yang disengaja—bukan hanya tentang target tetapi juga waktu dan tanggal,” tulis Zelenskyy di X.
“Hari ini, Putin dengan sengaja memilih Hari Natal untuk menyerang. Apa yang bisa lebih tidak manusiawi?”
Lebih dari 70 rudal balistik dan lainnya, ditambah lebih dari 100 drone, digunakan dalam serangan yang disebut Zelenskyy sebagai upaya Rusia untuk menciptakan pemadaman listrik di negaranya.
Ukraina berhasil menembak jatuh “lebih dari 50 rudal dan sejumlah besar drone,” tetapi beberapa serangan tetap mengenai target, kata Zelenskyy. Beberapa wilayah mengalami pemadaman listrik sementara para enginering berusaha memulihkan daya, tambahnya.
“Kejahatan Rusia tidak akan menghancurkan Ukraina dan tidak akan merusak perayaan Natal,” kata Zelenskyy.
Rusia telah meningkatkan serangan terhadap sektor energi Ukraina sejak musim semi tahun ini, merusak hampir setengah kapasitas pembangkit listrik dan menyebabkan pemadaman listrik yang berkepanjangan. Ini adalah bagian dari invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada Februari 2022.
“Musuh kembali menyerang sektor energi secara besar-besaran,” tulis Menteri Energi Ukraina German Halushchenko di Facebook. “Operator sistem transmisi sedang mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membatasi konsumsi guna meminimalkan dampak negatif pada sistem energi.”
Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan dalam sebuah unggahan di X, “Sebuah rudal Rusia melintasi wilayah udara Moldova dan Rumania, mengingatkan bahwa Rusia tidak hanya mengancam Ukraina.”
Presiden Moldova Maia Sandu menulis di X: “Sementara negara kita merayakan Natal, Kremlin memilih kehancuran—menargetkan infrastruktur energi Ukraina dan melanggar wilayah udara Moldova dengan rudal, tindakan yang jelas melanggar hukum internasional.”
“Moldova mengutuk tindakan ini dan berdiri dalam solidaritas penuh dengan Ukraina,” kata Sandu.
Natal di Ukraina, di mana sebagian besar penduduknya beragama Kristen Ortodoks, dulunya dirayakan pada 7 Januari seperti halnya di Rusia. Namun, sejak 2023, tanggalnya diubah menjadi 25 Desember, sama seperti di negara-negara Barat.
Hingga 8 Desember, sebanyak 43.000 tentara Ukraina tewas dan 370.000 lainnya terluka, menurut pernyataan Zelenskyy pada awal Desember. Pentagon pada Oktober menyebutkan bahwa 600.000 tentara Rusia telah tewas dalam konflik tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi telah melakukan “serangan besar-besaran” terhadap fasilitas energi penting yang mendukung kerja “kompleks militer-industri” Kyiv.
“Tujuan serangan telah tercapai. Semua fasilitas telah terkena,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Laporan ini juga menyertakan kontribusi dari Reuters.
Sumber : Theepochtimes.com