ETIndonesia. Selama dua tahun terakhir, perjuangan kekuasaan di tingkat atas Partai Komunis Tiongkok (PKT) semakin terlihat di depan umum. Berikut analisis tentang situasi terkini, sebagaimana dilaporkan.
Latar Belakang Kekacauan
Memasuki akhir tahun 2024, gejolak di dalam politik PKT semakin terasa. Serangkaian konflik internal di tingkat atas, termasuk rumor tentang hilangnya kendali militer oleh pemimpin PKT Xi Jinping, telah menarik perhatian luas.
Beberapa analis berpendapat bahwa lima perubahan besar yang telah lama diprediksi dalam politik PKT kini terjadi secara bersamaan, menyebabkan tingkat kekacauan internal yang jauh lebih parah dari perkiraan, yang berpotensi memicu ledakan besar-besaran.
Dampak Ekonomi dan Politik
Dalam dua tahun terakhir, ekonomi Tiongkok terus memburuk. Gelombang pemutusan hubungan kerja, pengangguran, dan kebangkrutan sektor properti melanda, sementara utang pemerintah daerah meningkat tajam.
Sejak Kongres Nasional PKT ke-20, persaingan di kalangan elit partai semakin intens, menyerupai drama politik istana.
Dalam periode ini, beberapa pejabat yang diangkat Xi seperti mantan Menteri Luar Negeri Qin Gang, serta dua Menteri Pertahanan, Li Shangfu dan Wei Fenghe, telah dicopot. Selain itu, lebih dari sepuluh pejabat tinggi di sektor militer dan industri pertahanan juga disingkirkan.
Yang paling mencolok adalah penyelidikan terhadap Miao Hua, anggota Komisi Militer Pusat (CMC) dan kepala Departemen Kerja Politik, yang merupakan orang kepercayaan Xi. Hal ini menunjukkan adanya tantangan serius terhadap kekuasaan Xi.
Tanda-tanda Perlawanan dalam Militer
Pada 23 Desember, upacara kenaikan pangkat jenderal diadakan di Gedung Bayi di Beijing. Xi menyerahkan surat keputusan kepada Chen Hui, Komisaris Politik Angkatan Darat yang baru dipromosikan.
Namun, sejumlah tokoh penting seperti Komandan Angkatan Darat Li Qiaoming, mantan Komisaris Politik Qin Shutong, Komisaris Politik Angkatan Laut Yuan Huazhi, dan Komandan Polisi Bersenjata Wang Chunning tidak hadir. Rumor di internet menyebutkan mereka sedang diselidiki.
Selain itu, koran militer PKT secara berturut-turut menerbitkan empat artikel yang tampaknya menantang otoritas “sistem ketua CMC” yang dikendalikan Xi. Artikel-artikel tersebut menekankan “sistem kepemimpinan kolektif” sebagai prinsip tertinggi PKT, yang dianggap sebagai tantangan langsung terhadap dominasi Xi.
Pendapat Para Pengamat
Akademisi Australia Yuan Hongbing menyatakan bahwa pembersihan militer PKT pada dasarnya bertujuan untuk menyingkirkan individu-individu yang dianggap tidak loyal terhadap Xi. Ia juga menyebutkan bahwa skandal seperti kasus Miao Hua memiliki dampak yang lebih besar terhadap Xi dibandingkan dengan kasus-kasus sebelumnya seperti Li Shangfu, bahkan bisa disamakan dengan peristiwa Lin Biao terhadap Mao Zedong.
Penulis opini politik Zhong Yuan dalam tulisannya di Epoch Times (23 Desember) berpendapat bahwa tanda-tanda Xi kehilangan status “pemimpin inti” semakin jelas. Para pejabat yang ia angkat tidak sepenuhnya mendukungnya pada saat-saat krusial.
Lima Perubahan Besar yang Terjadi di PKT
Pada awal tahun 2024, seorang pengamat memprediksi lima perubahan besar dalam politik PKT, yaitu:
- Pemimpin PKT menghadapi masalah serius.
- Pembersihan militer memicu reaksi balik yang kuat.
- Krisis ekonomi menyebabkan kehancuran finansial atau fiskal.
- Reformasi institusi gagal akibat perilaku “menghindari tanggung jawab” oleh para pejabat.
- Bencana alam atau sosial memicu pemberontakan rakyat.
Menurut penulis, semua prediksi ini kini telah terjadi dalam berbagai tingkat, menciptakan kekacauan internal yang jauh lebih besar daripada yang dibayangkan.
Kesimpulan
Tahun 2024 disebut sebagai awal dari ledakan besar dalam kekacauan politik PKT. Dengan melemahnya kekuasaan Xi dan kerusakan serius dalam mekanisme pengambilan keputusan di Zhongnanhai, konflik internal semakin memperlemah rezim PKT, mendekatkan mereka pada ambang kehancuran.
Menurut Yuan Hongbing, fenomena “dua wajah” (loyal di permukaan tetapi menentang di balik layar) akan semakin terlihat di tahun mendatang, menjadi ancaman besar bagi kekuasaan Xi yang otoriter. Hal ini dapat membuat Xi semakin terisolasi dan kehilangan pengaruh. (hui)