ETIndonesia. Baru-baru ini, Beijing dan beberapa wilayah lain di Tiongkok diduga kembali menghadapi varian baru virus. Pihak berwenang menyatakan bahwa ini adalah lonjakan flu, dengan puncak kasus diperkirakan terjadi sebelum dan sesudah Tahun Baru. Namun demikian, masyarakat memiliki keraguan terhadap klaim ini.
Situasi Rumah Sakit yang Padat
Seorang warga Tiongkok berkata, “Lihatlah, rumah sakit anak-anak penuh sesak. Begitu masuk, kepala langsung pusing karena ramai sekali. Anda lihat sendiri, orang-orang berdesakan.”
Rumah sakit di Beijing, terutama rumah sakit anak-anak, penuh sesak. Pasien antri panjang untuk mendapatkan nomor pendaftaran, sementara tempat tidur infus sangat sulit didapatkan.
Seorang warga lainnya mengatakan, “Di depan pintu unit gawat darurat di Beijing, penuh sekali pasien. Sulit sekali berjalan melewati kerumunan ini.”
Data dan Klaim Pemerintah
Pada 19 Desember, Pusat Pengendalian Penyakit Beijing melaporkan bahwa tingkat positif virus flu terus meningkat di provinsi-provinsi utara dan selatan, dengan dominasi virus flu A (H1N1). Sebanyak 114 wabah flu telah dilaporkan di seluruh negeri, meskipun data sebenarnya tidak jelas.
Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok mengakui bahwa kasus infeksi saluran pernapasan akut secara keseluruhan terus meningkat. Tingkat positif virus flu diklaim “menjadi yang tertinggi,” dengan puncaknya diperkirakan terjadi dari sekarang hingga pertengahan Januari tahun depan.
Spekulasi dan Kekhawatiran Masyarakat
Xie Tian, seorang profesor dari Aiken School of Business, University of South Carolina, mengatakan, “Sekarang kita melihat tanda-tanda wabah di daratan Tiongkok, tetapi pemerintah masih terus menutupi situasi ini. Namun, mungkin mereka tidak akan bisa menutupinya lebih lama lagi.”
Warga menduga bahwa gelombang ini mungkin merupakan varian baru dari virus COVID-19 yang telah bermutasi.
Seorang warga Beijing menyatakan, “Saya dengar ini adalah varian baru tahun 2024, tapi gejalanya mirip dengan saat kena COVID dulu. Seluruh tubuh sakit, tenggorokan seperti terkena pisau, tubuh lemas total.”
Warga di berbagai wilayah seperti Tianjin, Guangdong, Jiangsu, Shandong, Liaoning, Hebei, dan Anhui juga melaporkan gejala serupa. Gejala tersebut meliputi pusing, badan bergantian panas dan dingin, pilek, batuk, sakit tenggorokan, serta kelelahan yang sangat.
Seorang pasien mengatakan, “Saya terkena lagi. Awalnya badan pegal-pegal, lemas, kepala sakit, tetapi suhu tubuh saya normal. Namun, rasanya seperti akan demam.”
Lonjakan Kasus Virus Sejak Oktober
Sejak Oktober, berbagai virus telah menyebar di Tiongkok, termasuk adenovirus, pneumonia mikoplasma, cacar air, hingga virus metapneumovirus manusia yang memiliki tingkat kematian lebih tinggi. Jumlah kematian di berbagai wilayah meningkat, termasuk di antara pejabat tinggi, jenderal militer, tokoh terkenal, dan profesor—banyak dari mereka adalah anggota Partai Komunis Tiongkok (PKT).
Peringatan Awal dari Li Hongzhi
Pada awal pandemi COVID-19, Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, memperingatkan dalam artikel berjudul Rasional bahwa wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT.
Master Li juga memberikan saran untuk menghindari bahaya: “Jadi harus bagaimana? Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan. Dewa akan mulai memberantasnya, dan mereka yang berdiri di pihaknya juga akan disingkirkan.”
Sumber : NTDTV.com