EtIndonesia. Sebuah pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines jatuh di dekat Kota Aktau, Kazakhstan, Rabu (25/12), menyebabkan setidaknya 38 orang tewas dan 29 orang terluka.
Saat kecelakaan terjadi, pesawat sedang terbang dari Baku, Azerbaijan menuju Grozny, Rusia, dan karena cuaca buruk di Grozny, pesawat mengalihkan jalur ke Aktau.
Menurut laporan media asing, pesawat tersebut lepas landas dari Baku pada pukul 6:50 waktu Moskow dan dijadwalkan tiba di Grozny pada pukul 8:20. Namun, pesawat mendadak berbalik sebelum mendekati Grozny dan jatuh di wilayah Kazakhstan setelah melintasi Laut Kaspia.
Sebelum jatuh, daerah Grozny mengeluarkan alarm serangan udara akibat serangan drone, dan sistem pertahanan udara Rusia sedang beroperasi.
Kesaksian dari para penyintas menunjukkan bahwa telah terjadi ledakan di udara. Salah satu penumpang, Zaur Mamedov, menyatakan: “Pada ledakan ketiga, saya merasa itu bukan berasal dari dalam kabin.”
Beberapa segmen lokasi kecelakaan menunjukkan bahwa ekor pesawat mengalami kerusakan khas akibat pecahan roket, termasuk fuselage yang tertembus dan rompi pelampung yang rusak oleh pecahan.
Kementerian Situasi Darurat Kazakhstan menyatakan bahwa pesawat membawa 69 orang, termasuk 64 penumpang dan 5 anggota kru, meskipun ada media yang menyebutkan ada 67 penumpang dan 5 anggota kru.
Dari para penyintas, 29 orang dibawa ke rumah sakit, di mana beberapa di antaranya mengalami cedera serius, termasuk 2 anak-anak. Para korban yang meninggal termasuk warga negara Azerbaijan, Rusia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.
Setelah kecelakaan, Azerbaijan Airlines membatalkan semua penerbangan dari Baku ke Grozny dan dari Baku ke Makhachkala.
Kantor Kejaksaan Agung Azerbaijan telah memulai penyelidikan kriminal terkait kecelakaan ini dan bekerja sama dengan pihak berwenang Kazakhstan untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.
Laporan awal menyebutkan kecelakaan disebabkan oleh tabrakan dengan burung yang mengakibatkan kegagalan mesin, tetapi semakin banyak bukti yang menunjukkan kemungkinan intervensi dari sistem pertahanan udara Rusia. Media Rusia dan saluran berita militer secara umum berspekulasi bahwa pesawat mungkin salah diidentifikasi oleh roket pertahanan udara Rusia sebagai target serangan drone.
Media Barat menyebutkan bahwa jika pesawat sipil benar-benar ditembak jatuh oleh Angkatan Pertahanan Udara Rusia, ini akan menjadi pesawat sipil ketiga yang ditembak jatuh selama masa jabatan Putin.Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev membatalkan kehadirannya dalam pertemuan CIS yang direncanakan dan melakukan percakapan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di mana kedua pihak menyampaikan ucapan duka cita kepada keluarga korban. Rusia telah mengirim tim penyelamat darurat ke lokasi kecelakaan untuk membantu upaya penyelamatan dan penyelidikan.
Produsen pesawat Embraer mengatakan bahwa mereka sedang memantau perkembangan penyelidikan kecelakaan tersebut dan memberikan dukungan penuh kepada pihak terkait. Saat ini, para ahli penerbangan dari Azerbaijan, Kazakhstan, dan Rusia sedang bekerja sama untuk menyelidiki penyebab spesifik kecelakaan.(jhn/yn)