EtIndonesia. Ketegangan di wilayah konflik Rusia-Ukraina semakin memanas dengan berbagai serangan presisi, pergerakan militer strategis, dan prediksi berakhirnya perang yang kontroversial.
Berikut adalah rangkuman terbaru perkembangan yang menggambarkan dinamika perang dan implikasi regionalnya.
Prediksi Akhir Perang oleh Mantan Panglima AS
Mantan Panglima Tertinggi Angkatan Udara Amerika Serikat, Ben Hodges, dalam wawancara terbaru memprediksi bahwa perang antara Rusia dan Ukraina kemungkinan besar akan berakhir pada tahun 2025. Hodges menyoroti kondisi ekonomi Rusia yang memburuk sebagai faktor utama yang dapat menghambat kelanjutan perang.
“Semua tanda menunjukkan kondisi ekonomi Rusia sangat buruk, dan mereka mungkin akan kesulitan mempertahankan perang setelah tahun 2025,” ujarnya. Hodges juga menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari negara-negara Barat untuk kemenangan Ukraina.
Serangan Presisi Ukraina terhadap Komando Militer Rusia
Ukraina terus melakukan serangan presisi terhadap posisi militer Rusia. Baru-baru ini, serangan menggunakan rudal HIMARS dan bom berpemandu berhasil menghancurkan lokasi pertemuan komando militer keempat pasukan terdekat Rusia. Video dari garis depan menunjukkan lokasi pertemuan militer Rusia terbakar, dengan api yang cepat menyebar ke bangunan sekitar dan asap hitam tebal mengisi udara. Selain itu, serangan drone menghancurkan beberapa kendaraan militer Rusia, dengan laporan awal menyebutkan lima kendaraan rusak total.
Serangan udara ini juga menewaskan tiga pejabat militer Rusia, termasuk Kapten Grigori Kroch Malov, Wakil Kepala Staf Dmitri Nagorne, dan Kepala Kompi Artileri Pertahanan Udara Yuri Vermi. Meskipun Rusia belum merespons serangan ini secara resmi, situasi pertempuran di berbagai front masih dalam tahap konfirmasi.
Upaya Sabotase dan Penghancuran Logistik Rusia
Operasi sabotase Ukraina telah melumpuhkan jalur kereta api penting di dekat Tokmak pada 15 Desember 2024, menghancurkan satu kereta bahan bakar dan mengganggu logistik Rusia secara signifikan. Selain itu, penggunaan bom berpemandu dan rudal Storm Shadow oleh Angkatan Udara Ukraina menargetkan fasilitas militer di Rusia, termasuk pabrik militer di Olyer yang dihantam pada 26 Desember 2024, menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa.
Dinamika di Front Utara dan Timur Ukraina
Di berbagai front seperti Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Bakhmut, pasukan Ukraina berhasil menghentikan serangan Rusia dan merebut kembali beberapa wilayah strategis. Di Donetsk, pasukan Ukraina menghancurkan tiga tank T-22 dan empat kendaraan tempur infanteri BMP. Sementara di Bakhmut, Brigade Mekanis ke-93 Ukraina berhasil menangkis serangan keras dari pasukan Rusia, menghancurkan tujuh tank dan enam kendaraan tempur infanteri BMP-2.
Konflik di Kherson dan Ancaman Energi
Konflik di Kherson menunjukkan potensi eskalasi lebih lanjut dengan serangan malam hari oleh pasukan Rusia yang berhasil dipukul mundur oleh pasukan Ukraina. Situasi semakin kompleks dengan ancaman pemutusan pasokan listrik oleh Slovakia terhadap Ukraina setelah 1 Januari 2025.
Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, mengancam akan menghentikan pasokan listrik sebagai respons atas keputusan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, untuk menghentikan transit gas alam Rusia. Ukraina menolak memperbarui perjanjian transit gas tersebut, meski hal ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi Slovakia.
Ketegangan Regional: Konflik Pakistan-Taliban Afghanistan
Selain konflik utama di Eropa Timur, ketegangan meningkat di wilayah perbatasan antara Pakistan dan Taliban Afghanistan. Pada 28 Desember, militer Pakistan mengumumkan keberhasilan mereka dalam menghancurkan enam pos Taliban dan merebut 36 pemukiman setelah serangan balik dari Taliban yang menggunakan roket RPG dan senapan mesin. Pemerintah sementara Afghanistan secara resmi menyatakan perang terhadap Pakistan, menuduh serangan udara Pakistan sebagai pelanggaran hukum internasional.
Implikasi Internasional dan Dukungan Barat
Konflik yang semakin kompleks ini mendapatkan perhatian internasional, dengan beberapa analis berpendapat bahwa keberhasilan Ukraina dalam mempertahankan wilayahnya dan melakukan serangan balik dapat menarik lebih banyak dukungan dari negara-negara Barat. Penembakan jatuh satu F-16 Ukraina oleh pasukan Rusia, meski belum terkonfirmasi secara luas, dipandang sebagai potensi pemicu peningkatan bantuan militer internasional kepada Ukraina.
Kesimpulan
Perang antara Rusia dan Ukraina terus menunjukkan dinamika yang tidak menentu dengan berbagai serangan presisi, pergerakan strategis, dan prediksi berakhirnya konflik yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan dukungan internasional. Selain itu, konflik regional seperti antara Pakistan dan Taliban Afghanistan menambah kompleksitas situasi keamanan global. Perkembangan selanjutnya akan sangat dipengaruhi oleh respons internasional dan kemampuan kedua belah pihak dalam mempertahankan atau memperluas posisi mereka di medan perang.