EtIndonesia. Pada tahun 1973, Cynthia, seorang wanita muda berusia 20 tahun, sering menghabiskan akhir pekannya di bar kecil bersama teman-temannya. Suatu malam di bulan Oktober, setelah mabuk di sebuah bar, Cynthia dan temannya, Dennis, yang juga baru saja putus cinta, memutuskan untuk pulang bersama. Di dalam mobil, Dennis mulai berbicara tentang rasa cintanya yang mendalam kepada mantan kekasihnya. Mendengar cerita tersebut, Cynthia merasakan simpati yang mendalam, apalagi saat melihat Dennis mulai menangis. Perasaan sedih melingkupi mereka berdua ketika tiba-tiba, di sebuah persimpangan, mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan.
Cynthia ingat sensasi aneh seperti berada di luar angkasa—seolah-olah tubuhnya merasakan gesekan yang berbeda dari biasanya. Ada sensasi kecepatan yang terus meningkat, sesuatu yang tidak biasa dirasakan oleh tubuhnya.
Masuk ke Dunia Dataran Tinggi
Dalam sekejap, Cynthia tidak bisa merasakan sudah berapa lama waktu belalu. Dia merasa sedang dibimbing ke suatu tempat, dan dari kejauhan, dia melihat cahaya terang. Sebelum mencapai cahaya itu, pemandangan sebuah dataran tinggi muncul di hadapannya. Di sana, dia melihat orang-orang berjubah panjang yang tampak transparan.
Meski tidak mengenal mereka, Cynthia langsung tahu bahwa mereka adalah leluhurnya. Wajah mereka dipenuhi senyum, seolah-olah telah lama menunggu kedatangannya. Mereka tampak sangat bahagia bertemu dengannya. Salah satu dari mereka mendekatinya dan menyapa, mengatakan bahwa dia ingin menyampaikan sesuatu kepadanya.
Cynthia tidak bisa mengingat secara persis apa yang dikatakan orang berjubah itu, tetapi dia merasa bahwa kata-kata tersebut memiliki makna mendalam. Dalam percakapan itu, Cynthia mendengar kata-kata sederhana yang terdiri dari dua huruf, seperti “ib” atau “er”—kata-kata yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Dia penasaran mengapa kata-kata yang begitu sederhana ini tidak pernah dilihatnya.
Setelah mendengar kata-kata itu, Cynthia merasa seolah-olah dia mengetahui segalanya. Dia memahami hubungan dirinya dengan semua makhluk hidup, memahami apa yang dilihatnya di dataran tinggi, bahkan yang belum dia lihat namun ada di kejauhan. dia juga mengetahui segala sesuatu tentang orang-orang yang masih hidup di bumi.
Saat Cynthia melihat ke belakang, meninggalkan dataran tinggi itu, dia bisa melihat segalanya, memahami segalanya, dan merasa memiliki seluruh pengetahuan. Ketika dia kembali menatap orang berjubah yang berbicara dengannya, orang itu tetap tersenyum, begitu juga dengan orang-orang di belakangnya. Mereka mengangguk dengan penuh kebahagiaan, seolah-olah senang karena Cynthia telah memahami segalanya. Perasaan cinta dan kebahagiaan yang dia rasakan saat itu tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, sesuatu yang tak pernah dia rasakan di bumi.
Namun, dia juga tahu bahwa dia harus kembali ke kehidupannya semula. Cynthia menyadari bahwa dia memiliki tugas yang harus dilakukan.
Kembali ke Kehidupan di Rumah Sakit
Ketika tersadar, Cynthia mendapati dirinya terbaring di rumah sakit. Rasa sakit yang luar biasa mendera tubuhnya. Keluarganya menceritakan bahwa mereka beberapa kali merasa hampir kehilangan Cynthia di ruang gawat darurat. Keluarga dan teman-temannya berpikir dia tidak akan bisa melewati penderitaan itu.
Namun, saat Cynthia benar-benar tersadar, dia merasa yakin bahwa dia akan hidup. Dia menghabiskan dua bulan di rumah sakit, menjalani rasa sakit yang luar biasa, dan mengetahui bahwa Dennis telah meninggal dalam kecelakaan tersebut.
Pengalaman menjelang ajal atau mati suri ini mengubah hidup Cynthia. Dia berhasil mengatasi banyak trauma emosional dan fisik dalam hidupnya. Dia juga memahami bahwa pengetahuan yang didapatnya dari pengalaman tersebut tidak dimaksudkan untuk kehidupan ini. Cynthia percaya bahwa manusia akan memahami segala sesuatu setelah mencapai dunia lain dan menjadi bagian dari cahaya. Pandangannya tentang hidup dan makna kehidupan berubah total setelah peristiwa itu. (jhn/yn)