Lebih dari 500 Pengungsi Rohingya Tiba di  Aceh dan Malaysia,  Menumpang Kapal saat Laut Tenang

Semakin banyak pengungsi Rohingya tiba di negara-negara Asia Tenggara melalui jalur laut. Pejabat setempat pada 6 Januari melaporkan bahwa lebih dari 200 orang Rohingya tanpa kewarganegaraan mendarat di wilayah Peureulak Barat, Kabupaten Aceh Timur,  Provinsi Aceh pada akhir pekan lalu. Sementara itu, pihak berwenang Malaysia pada 5 Januari mengungkapkan bahwa unit penegakan hukum laut telah mengawal dua kapal yang membawa hampir 300 imigran ilegal asal Myanmar keluar dari perairan Malaysia. Imigran-imigran ini sangat kelelahan karena kekurangan makanan dan air

ETIndonesia. Dilaporkan oleh Central News Agency, menurut laporan Reuters, Rohingya yang mayoritas beragama Muslim berasal dari Myanmar dan merupakan kelompok tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia. Mereka sering kali memanfaatkan periode laut yang lebih tenang antara Oktober hingga April untuk melarikan diri dari kondisi buruk di kamp pengungsi dengan menaiki kapal kecil yang goyah, menuju Thailand atau negara-negara Muslim mayoritas seperti Indonesia dan Malaysia.

Pemimpin komunitas nelayan di Aceh, Miftach Tjut Adek, mengungkapkan bahwa pada  5 Januari 2025 malam, lebih dari 200 orang Rohingya mendarat di wilayah Peureulak Barat, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. 

Pejabat dari UNHCR (Badan Pengungsi PBB), Faisal Rahman, menyatakan bahwa mereka sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat, dan tim mereka akan menuju Peureulak Barat, pada hari itu.

Sementara itu, pada 5 Januari, Malaysia Maritime Enforcement Agency (MMEA) melaporkan bahwa dua kapal ditemukan pada 3 Januari di perairan 2 mil laut barat daya Pulau Langkawi, sebuah resort di Malaysia. Otoritas Malaysia telah menyediakan makanan dan air bersih untuk para imigran di kapal tersebut.

 “Kami juga bekerja sama erat dengan pihak berwenang Thailand untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pergerakan kapal-kapal ini,” demikian Otoritas Malaysia. 

MMEA Malaysia tidak mengungkapkan apakah para imigran tersebut adalah Rohingya dari Myanmar.

Selain itu, sebuah kapal lain yang tiba pada 3 Januari di pantai Pulau Langkawi telah membawa 196 imigran ilegal dari Myanmar, yang semuanya ditangkap oleh polisi Malaysia. Polisi menyebutkan bahwa semua imigran tersebut diyakini merupakan orang Rohingya, termasuk 71 anak-anak dan 57 wanita. Polisi juga menyatakan bahwa para imigran ini telah dibawa untuk registrasi dan pemeriksaan kesehatan.

Antara Oktober hingga November 2024, lebih dari 500 orang Rohingya tiba di Indonesia dengan menumpang kapal.

Sekitar sejuta pengungsi Rohingya hidup di kamp pengungsi di Bangladesh, yang disebut oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, sebagai “kamp pengungsi kemanusiaan terbesar di dunia.”

Di Myanmar, yang mayoritas beragama Buddha, orang Rohingya dianggap sebagai kelompok etnis asing dari Asia Selatan. Pemerintah Myanmar tidak mengakui mereka sebagai warga negara dan mereka mengalami penganiayaan.

Data dari UNHCR menunjukkan bahwa pada 2023, lebih dari 2.000 orang Rohingya tiba di Indonesia, jumlah yang melebihi total kedatangan dalam empat tahun sebelumnya. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS