EtIndonesia. Ketika berbagai pihak sempat menduga bahwa tentara Ukraina akan memperluas serangan ke kawasan lain di Rusia atau bahkan menargetkan Ibu Kota Moskow saat pergantian tahun, kenyataan justru berbeda. Pada Jumat, 5 Januari 2025, pasukan Ukraina melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Kursk, Rusia, dengan manuver simultan dari tiga arah sekaligus.
Berdasarkan peta yang dirilis dalam laporan awal, area berwarna biru tua menunjukkan zona di Kursk yang kini telah dikuasai Ukraina. Tidak tanggung-tanggung, sedikitnya 12 brigade — terdiri atas lebih dari 20 ribu personel militer Ukraina — dikerahkan dalam operasi ini. Pasukan tersebut turut dilengkapi dengan tank, kendaraan lapis baja, kendaraan penyapu ranjau, drone, serta unit perang elektronik. Langkah ini menjadi indikasi keseriusan Ukraina dalam memulai apa yang digambarkan sebagai “pertempuran besar” di wilayah perbatasan Rusia.
Tiga Titik Serangan Utama
Dalam serangan kali ini, terdapat tiga titik utama yang disasar tentara Ukraina. Salah satu serangan mengarah ke wilayah Zheleznogorsky, sementara dua serangan lainnya menuju sektor berbeda di sekitar Kursk. Daerah-daerah strategis ini dijaga ketat oleh Resimen ke-810 Rusia, pasukan Chechnya, serta pasukan Korea Utara yang dikabarkan turut memperkuat pertahanan Rusia.
Target utama militer Ukraina adalah bergerak dari Kota Sudzha di sepanjang Rute 220, menuju Zheleznogorsky dan berupaya merebut Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk. Tahap awal yang harus direbut ialah wilayah Beldin, yang terletak di pertengahan rute tersebut. Menurut laporan lapangan, pasukan Ukraina bahkan telah melakukan pembersihan ranjau di area Beldin pada malam hari. Kemudian, saat siang hari, pasukan lapis baja Ukraina dikabarkan berhasil menembus garis pertahanan Rusia hingga maju sekitar 5–8 kilometer. Mereka pun disebut-sebut sudah mencapai pinggiran Beldin dan terlibat baku tembak dengan pasukan Chechnya yang berjaga di sana.
Kecanggihan Perang Elektronik Ukraina
Sejumlah tentara Rusia di Kursk mengeluhkan kemampuan perang elektronik pasukan Ukraina, yang dinilai begitu canggih sehingga menyulitkan penggunaan drone Rusia. Dikatakan bahwa setiap kali drone Rusia berusaha mendekati kendaraan lapis baja Ukraina, layar kendali langsung gelap atau drone mengalami gangguan hingga terjatuh.
Pada hari yang sama, media Rusia merilis rekaman video pertama yang memperlihatkan serangan besar-besaran pasukan Ukraina di garis pertahanan Kursk. Dalam video itu terlihat barisan kendaraan lapis baja Ukraina melaju dengan cepat sembari melepaskan tembakan ke arah pertahanan Rusia.
Ukraina juga merilis rekaman terpisah yang menunjukkan pasukan mereka memasuki kawasan permukiman dengan kendaraan lapis baja. Tanpa banyak keterangan, unggahan video tersebut hanya disertai tulisan singkat: “Kami sedang bergerak maju,” yang memunculkan spekulasi bahwa Ukraina sedang mempersiapkan operasi berkelanjutan di wilayah Kursk.
Situasi Terkini
Hingga berita ini diturunkan, pertempuran sengit di wilayah Kursk masih berlanjut. Kedua belah pihak tampaknya berlomba memanfaatkan keunggulan masing-masing — Ukraina dengan teknologi perang elektronik dan serangan kilat, sementara Rusia mengandalkan kekuatan pasukan yang telah lama bercokol di wilayah tersebut serta bantuan dari sekutu-sekutunya.
Belum diketahui secara pasti berapa jumlah korban di kedua kubu. Namun, intensitas baku tembak yang terekam dalam sejumlah video lapangan mengindikasikan bahwa pertempuran berlangsung cukup serius. Pemerintah Rusia dan Ukraina sendiri masih merahasiakan perincian lebih lanjut terkait kondisi di lapangan, termasuk strategi serta potensi eskalasi ke wilayah lain di perbatasan.
Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari pejabat tinggi di Moskow maupun Kyiv tentang langkah diplomatik lanjutan untuk meredakan konflik di Kursk. Meskipun banyak spekulasi awal bahwa serangan Ukraina akan berfokus di area lain, fakta di lapangan menunjukkan strategi yang rupanya difokuskan ke Kursk. Situasi di wilayah ini pun diprediksi akan tetap memanas dalam beberapa hari ke depan.