Tuntutan Gaji yang Tak Kunjung Dibayar Para  Pekerja di Tiongkok Menjelang Tahun Baru Imlek

Menjelang Tahun Baru Imlek, di beberapa wilayah di Tiongkok terjadi aksi protes oleh para pekerja konstruksi yang menuntut gaji yang tak kunjung dibayar  menarik perhatian publik.

ETIndonesia. Sekelompok pekerja di Zhaoqing, Guangdong, Tiongkok, pada 4 Januari 2025, menggelar aksi protes di atap gedung Kantor Perencanaan Pembangunan Kota Zhaoqing. Dalam video yang viral di internet, seorang pekerja terlihat berteriak kepada pejabat pemerintah, “Apakah anak-anak kami harus kelaparan?” 

Dalam video tersebut, seorang pekerja yang sedang menuntut gaji tampak kesakitan dan terjatuh di tanah, sementara petugas medis memberikan pertolongan. Di bawah gedung, petugas pemadam kebakaran menyiapkan kasur udara untuk mencegah kemungkinan jatuhnya pekerja.

Beberapa warganet berkomentar, “Melompat bukan karena ingin bunuh diri, tetapi karena ingin mendapatkan gaji mereka.”

Selain itu, pada 30 Desember 2024, sekelompok pekerja di Shenzhen juga melakukan aksi serupa di atas gedung tinggi untuk menuntut gaji mereka. Dalam video yang beredar, terlihat beberapa mobil pemadam kebakaran berada di lokasi dan garis pengaman dipasang di sekitar gedung. Seorang saksi mengatakan bahwa protes ini dipicu oleh gaji yang belum dibayar sehingga menyebabkan pekerja mengambil langkah ekstrem.

Beberapa warganet yang terinformasi meninggalkan pesan di bagian komentar video tersebut, mengatakan bahwa para pekerja proyek Shenzhen Haiyue-lah yang menuntut upah mereka: “Pembayaran terakhir untuk pekerjaan tembok luar belum diselesaikan, dan perusahaan jasa dekorasi melarikan diri lagi, sepertinya lebih dari 5 juta.”

Pada  3 Januari lalu, pekerja migran berdiri di atas tower crane di Gunung Guanyin, Xiamen, menuntut upah. Video yang diposting secara online menunjukkan bahwa para pekerja di lokasi kejadian mengangkat spanduk bertuliskan “Bayarkan uang hasil jerih payah saya.” Seorang pekerja langsung naik ke derek. Tidak ada bantalan udara pengaman atau fasilitas penyelamatan lainnya di bawah derek.

Pada 3 Januari 2025, pekerja migran berdiri di atas tower crane di Gunung Guanyin, Xiamen untuk meminta upah. (Tangkapan layar video)

Pekerja tersebut berdiri di atas crane selama lebih dari dua jam, dan setelah beberapa upaya komunikasi, ia akhirnya turun. Seorang blogger yang telah lama mengikuti peristiwa hak-hak pekerja di Tiongkok, @YesterdayBigcat, mengunggah video yang mengungkapkan bahwa pada 2 dan 3 Januari 2025, ratusan pekerja konstruksi berkumpul di gedung kantor pusat New City Holdings di Distrik Putuo, Shanghai, untuk menuntut gaji yang tertunda.

Diketahui bahwa para pekerja ini adalah pekerja konstruksi dari proyek New City Group di Shandong dan Zhengzhou yang bekerja pada pelapisan dinding luar bangunan. Beberapa pekerja bahkan membawa selimut dan menginap di gedung kantor pusat perusahaan tersebut.

Berdasarkan video yang dibagikan di platform sosial Tiongkok, sejak Desember 2024, beberapa proyek besar seperti di Zhengzhou, Dalian, Wuhan, juga mengalami kasus serupa dengan pekerja yang menuntut gaji mereka yang belum dibayar.

Pada 1 Januari 2025, di Liuzhou, Guangxi, beberapa pekerja juga memanjat tower crane untuk menuntut gaji mereka sambil berteriak, “Kembalikan uang hasil jerih payah saya.”

Pengemudi Bus dan Pekerja Kebersihan Mengadakan Aksi Mogok untuk Menuntut Upah

Selain aksi mogok yang dilakukan oleh pekerja konstruksi, banyak daerah di Tiongkok juga menyaksikan aksi mogok oleh pengemudi bus dan pekerja kebersihan beramai-ramai menuntut pembayaran upah.

Pada 1 Januari 2025, ratusan pengemudi bus dan pengemudi bus sekolah di Zoucheng, Shandong, menggelar mogok massal sebagai protes terhadap perusahaan bus Zoucheng Guoyun yang menunggak gaji dan tidak membayar iuran jaminan sosial mereka.

Seorang pengemudi bus mengatakan bahwa pihak perusahaan telah menunda pembayaran gaji selama 8 bulan dan belum membayar iuran jaminan sosial selama 10 tahun.

Pada  Desember 2024, terjadi juga mogok kerja oleh petugas kebersihan di beberapa kota seperti Haicheng, Liaoning, Nanning, Guangxi, dan Xi’an, Shaanxi. Ini disebabkan oleh masalah keuangan pemerintah yang mengakibatkan gaji petugas kebersihan tertunda. Pada 17 Desember 2024, petugas kebersihan di Lintong, Xi’an, memblokir jalan untuk menuntut gaji mereka yang tertunda.

Seorang petugas di Pusat Kebersihan Lintong, Departemen Pengelolaan Kota Lintong, mengkonfirmasi bahwa petugas kebersihan belum dibayar. Dia mengatakan, “Petugas kebersihan adalah pekerja outsourcing, dan pemerintah tidak memiliki uang, sehingga gaji yang seharusnya dibayar kepada pihak ketiga tertunda. Akibatnya, pihak ketiga tidak membayar gaji kepada petugas kebersihan, dan saat ini mereka  tertunggak gaji selama 5 bulan.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS