ETIndonesia. Baru-baru ini, pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (PKT) menyatakan bahwa berbagai penyakit, termasuk flu, sedang merebak di daratan Tiongkok. Banyak rumah sakit kelas atas (Tingkat 3A) di berbagai daerah kewalahan menangani pasien. Namun, sejumlah masyarakat menduga sedang muncul varian baru COVID-19.
Seorang dokter anak di Rumah Sakit Xinhua Shanghai mengungkapkan dalam video siaran streaming bahwa semakin banyak anak yang harus dirawat intensif akibat flu.
“Sudah ada lima anak secara berturut-turut yang masuk ke ruang gawat darurat karena flu. Beberapa harus menggunakan ventilator, dan ada yang tidak dapat diselamatkan,” ujar Dr. Wang.
Kasus Kematian Anak-Anak
Pada 4 Januari 2025, Dr. Wang dari Departemen Anak Rumah Sakit Xinhua memperingatkan publik bahwa banyak anak mengalami demam tinggi yang membahayakan nyawa. Seorang presenter terkenal, Rao Jing, juga mengungkapkan bahwa anaknya meninggal hanya dalam dua hari setelah mengalami demam. Di media sosial Tiongkok, banyak laporan serupa tentang kematian anak-anak akibat demam.
Penyebaran Cepat Flu
Pada 6 Januari 2025, warga dari berbagai daerah di Tiongkok melaporkan bahwa flu telah menyebar luas, terutama di kalangan anak-anak:
- Tianjin
“Flu sangat banyak, terutama di kalangan anak-anak. Di Beijing juga banyak. Sekarang banyak orang mulai memakai masker lagi,” ujar Li, seorang warga Tianjin.
- Shenzhen
“Infeksi pada anak-anak di Wuhan sangat tinggi. Tahun ini tampaknya lebih parah pada anak-anak. Saya di Shenzhen, banyak anak yang terinfeksi,” kata Xue, seorang pekerja di Shenzhen.
Peningkatan Kasus dan Keraguan Varian Baru
Pada 5 Januari, topik “Peningkatan Cepat Positif Flu di Seluruh Negeri” dan “Rumah Sakit Kelas Atas Penuh Sesak Akibat Flu” menjadi viral dan trending di media sosial Tiongkok. Menurut data Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok, lebih dari 99% kasus flu disebabkan oleh virus flu tipe A.
Namun, banyak orang meragukan bahwa kasus ini sebenarnya adalah varian baru COVID-19:
- Wuhan
“Di sekitar saya, banyak yang terkena flu. Saya kira ini sebenarnya COVID-19. Sudah berlangsung lebih dari sebulan,” ujar Hong, seorang warga Wuhan.
- Anhui
Zhao, seorang dosen di universitas di Anhui, menyebutkan bahwa banyak mahasiswa dan dosen terinfeksi dengan gejala yang mirip COVID-19.
“Gejalanya sangat mirip, demam tinggi. Banyak orang di kampus mengalami ini, tetapi bisa sembuh dengan obat sementara,” katanya.
Kesaksian Medis dan Kematian Akibat Komplikasi
Seorang dokter anonim di media sosial mengatakan bahwa kasus yang ia tangani bukanlah flu, melainkan varian virus baru. Di Guangzhou, seorang pekerja migran bernama Lu mengungkapkan bahwa banyak orang mengalami demam parah hingga komplikasi paru-paru:
“Beberapa teman saya sering terinfeksi, demam, batuk, hingga paru-paru menjadi putih (kerusakan parah). Bahkan ada teman yang meninggal dunia pada usia 30 tahun,” katanya.
Angka Kematian dalam Jumlah Besar
Pada Januari 2023, pendiri Falun Gong, Guru Li Hongzhi, pernah memperingatkan bahwa pemerintah PKT telah menyembunyikan pandemi selama lebih dari tiga tahun, dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 400 juta jiwa. Beliau juga menyampaikan bahwa 500 juta orang di Tiongkok akan meninggal dunia saat pandemi berakhir. Pada Agustus 2023, beliau kembali menyatakan bahwa COVID-19 menyasar mereka yang mendukung, melayani, atau membela Partai Komunis Tiongkok. (Hui)
Sumber : NTDTV.com