Baru-baru ini, berbagai virus merebak di daratan Tiongkok, menyebabkan lonjakan kasus demam dan infeksi. Banyak anak-anak dan generasi muda yang meninggal dunia akibat infeksi ini. Meski pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT) berupaya menutupi situasi sebenarnya, masyarakat tetap khawatir dan mulai memborong obat-obatan pereda demam. Perburuan dan pemesanan obat-obatan di berbagai platform mengalami lonjakan secara signifikan.
ETIndonesia. Pada 5 Januari 2025, Tim Penyelamat Langit Biru di Wilayah Baru Xi’an, Shaanxi, Tiongkok mengumumkan kematian salah satu anggotanya, Yang Chao, yang meninggal dunia pada 1 Januari akibat sakit. Pria berusia 35 tahun ini dikenal sebagai Kapten Tim 2 Divisi Air.
Seorang blogger medis di Weibo mengomentari kematian Yang Chao dengan menyebutkan bahwa ia kemungkinan besar terinfeksi virus dan mengalami demam.
Blogger tersebut menambahkan, “Virus ini terus berganti, merenggut nyawa para pemuda yang seharusnya bisa hidup lebih lama. Orang-orang menganggapnya sebagai flu biasa, padahal sebenarnya sangat mematikan.”
Di platform Xiaohongshu, seorang ibu menulis surat untuk anaknya yang meninggal dunia akibat komplikasi flu tipe A yang menyerang otak pada 1 Januari. Anak tersebut mulai demam pada 27 Desember 2024, dirawat di ICU keesokan harinya, tetapi tidak berhasil diselamatkan meskipun telah mendapat perawatan intensif selama lima hari. Anak kembar lainnya masih dirawat di ICU.
Di Weibo, seorang pengguna medsos juga melaporkan bahwa seorang perawat di rumah sakit ibunya meninggal dunia akibat miokarditis akut yang dipicu oleh demam flu tipe A. Usia perawat tersebut belum mencapai 30 tahun.
Netizen lain di daratan Tiongkok berbagi pengalaman mereka, berikut tulisan mereka :
- “Miokarditis akut sangat sering terjadi di Beijing akhir-akhir ini, tetapi tidak dilaporkan.”
- “Topik flu yang menjadi perbincangan hangat sebelum Tahun Baru menunjukkan situasi lebih buruk dari yang terlihat.”
- “Di Fengtai, Beijing, hampir semua orang yang saya kenal mengalami gejala pilek, batuk, sakit kepala. Bukankah ini menakutkan?”
- “Di Xiaohongshu, setiap hari ada berita tentang anak-anak yang meninggal dunia.”
BACA JUGA : Lonjakan Penyakit Pernapasan di Tiongkok Memicu Kekhawatiran dari Negara Tetangga
BACA JUGA : Berbagai Virus Merebak di Tiongkok, Rumah Sakit Kelas Atas Penuh Sesak dengan Pasien
BACA JUGA : Rumah Sakit di Tiongkok Penuh Karena Darurat, Berbagai Virus Menyebar Luas
Lonjakan Penjualan Obat dan Masker
Di platform e-commerce seperti Meituan, data menunjukkan peningkatan signifikan dalam permintaan obat flu seperti oseltamivir dan baloxavir. Di Zhengzhou, Henan, indeks kerentanan flu naik 280% dibandingkan pekan sebelumnya. Di Shenzhen, indeks naik hingga 811%, sementara Guangzhou, Foshan, dan Chengdu juga mencatat kenaikan serupa.
Penjualan obat-obatan seperti oseltamivir meningkat hingga 1139% dibandingkan rata-rata harian pada Desember. Baloxavir, obat flu lainnya, mengalami lonjakan permintaan lebih dari tiga kali lipat dalam sepekan terakhir di beberapa wilayah.
Tidak hanya obat-obatan, masker N95 juga mulai langka. Seorang netizen mengatakan, “Saya sudah ke beberapa toko, tetapi tidak ada yang menjual N95 lagi.”
Laporan Resmi tentang Lonjakan Flu
Pada 2 Januari 2025, Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok (CDC) melaporkan bahwa kasus infeksi saluran pernapasan akut secara nasional terus meningkat. Virus flu tipe A, khususnya subtipe A (H1N1)pdm09, mendominasi lebih dari 90% kasus yang terdeteksi. (hui)
Sumber : NTDTV.com