Turkiye Berjanji Akan Luncurkan Serangan Baru di Suriah Jika Kelompok Kurdi yang Didukung AS Gagal Bubar

ETIndonesia. Menteri Luar Negeri Turkiye  Hakan Fidan mengatakan militernya  akan melancarkan serangan terbaru di Suriah terhadap kelompok militan Kurdi YPG jika kelompok tersebut gagal membubarkan diri dan meletakkan senjata. 

“Ultimatum yang kami berikan kepada mereka sudah jelas,” kata Fidan dalam pernyataannya yang dikutip oleh kantor berita Anadolu pada 8 Januari. “Kami telah menyampaikannya melalui Amerika dan media.”

“Mereka yang diklasifikasikan sebagai pejuang teroris internasional—yang berasal dari Turkiye, Iran, dan Irak—harus segera meninggalkan [Suriah].”

YPG adalah cabang Suriah dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang selama beberapa dekade telah melancarkan pemberontakan bersenjata melawan negara Turkiye.

Ankara, bersama dengan Brussels dan Washington, menganggap PKK sebagai kelompok teroris.

Beberapa tahun terakhir, Turkiye, yang merupakan anggota NATO, meluncurkan beberapa serangan di Suriah utara—yang berbatasan sepanjang 565 mil—dengan tujuan “menetralkan” PKK dan afiliasi Suriahnya.

Ankara menuduh kedua kelompok tersebut berupaya menciptakan wilayah otonom di kawasan tersebut yang berpotensi digunakan untuk melancarkan serangan terhadap target-target di Turkiye.

Meskipun memiliki hubungan erat dengan kelompok teroris PKK, YPG adalah komponen utama dari Pasukan Demokratik Suriah, yang dipersenjatai dan didukung oleh Amerika Serikat.

Pasukan Demokratik Suriah didirikan pada tahun 2015 untuk membantu pasukan AS di timur laut Suriah—yang saat ini diperkirakan berjumlah sekitar 2.000 tentara—melawan kelompok teroris ISIS.

ISIS, yang merupakan cabang ideologis dari kelompok teroris al-Qaeda, menguasai wilayah luas di Suriah dan negara tetangganya, Irak, pada periode 2014 hingga 2019.

Washington sering menggambarkan YPG—yang membuat Ankara kesal—sebagai “mitra yang dapat diandalkan” dalam perang melawan ISIS.

Kemitraan ini sering memicu gesekan dengan Turkiye, yang berulang kali mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan dukungannya terhadap kelompok tersebut. (asr)

Sumber : Theepochtimes.com

FOKUS DUNIA

NEWS