EtIndonesia. Presiden Prancis Macron saat memberikan pidato di Paris kepada beberapa duta besar yang ditempatkan di Prancis, menyerukan pendirian sebuah aliansi militer Eropa baru sebagai pengganti NATO.
Pada 6 Juni, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyampaikan pidato di Paris kepada beberapa duta besar yang ditempatkan di Prancis, menyerukan pembentukan aliansi militer Eropa baru sebagai pengganti NATO. Aliansi ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan pertahanan Eropa dan menghadapi Rusia serta ancaman-ancaman lain yang semakin mendesak.
Macron mengatakan: “Kita tidak bisa hanya bergantung pada Amerika Serikat atau negara lain,” dan menyebutkan bahwa fokus pertahanan Amerika Serikat akan beralih ke Laut Tiongkok, bukan lagi di perbatasan Eropa.
Macron menekankan bahwa Eropa harus membangun kemampuan pertahanannya sendiri, dan bekerja sama dengan Prancis, Inggris, Italia, Polandia, negara-negara Baltik, serta semua negara yang ingin bergabung untuk membentuk angkatan bersenjata Eropa.
Dia menyebutkan bahwa Eropa harus menunjukkan ambisi yang lebih besar dalam kerja sama pertahanan dan meningkatkan investasi di dalam Uni Eropa. Macron menekankan bahwa ini bukanlah pesan yang sama seperti NATO, tetapi untuk memastikan kemampuan pertahanan Eropa yang mandiri, yang memungkinkan Eropa memainkan peran lebih besar dalam urusan keamanan global.
Macron menyatakan bahwa Ukraina harus melakukan pembicaraan yang realistis mengenai masalah teritorial dan menekankan bahwa ini adalah tanggung jawab Ukraina sendiri. Dia menyerukan Amerika Serikat untuk membantu membawa Rusia ke meja perundingan dan mengatakan bahwa Eropa harus memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina. Macron memperingatkan bahwa konflik ini “tidak akan ada solusi cepat,” dan dengan tegas menentang segala usulan yang menyarankan Ukraina untuk menyerah. Dia mengatakan bahwa solusi semacam itu tidak akan menguntungkan Eropa atau Amerika Serikat.
Macron menjelaskan visinya terhadap strategi tahun ini. Dia menegaskan bahwa penyelesaian konflik Ukraina membutuhkan keterlibatan langsung dari Ukraina dan Eropa, dan mengatakan bahwa Amerika Serikat harus membujuk Rusia untuk duduk di meja perundingan. Ia menyatakan bahwa setiap solusi yang ditemukan harus mempertimbangkan posisi Ukraina dan memastikan bahwa Kyiv memiliki posisi yang kuat dalam perundingan. Macron menegaskan, “Tidak akan ada solusi cepat yang mudah,” dan mengkritik calon presiden Amerika Serikat, Trump, yang mengusulkan untuk segera mengakhiri perang. Ia memperingatkan bahwa jika negara-negara Barat berkompromi karena “kelelahan,” itu akan merusak reputasi internasional mereka secara serius.
Macron akhirnya menegaskan kembali bahwa penyerahan Ukraina tidak akan membawa dampak positif bagi Eropa atau Amerika Serikat, dan menekankan bahwa mendukung Ukraina sangat penting dalam menjaga keamanan Eropa. (jhn/yn)