Tiongkok Alami Lonjakan Kasus HMPV, Menjadi Sorotan Dunia 

ETIndonesia. Tiongkok saat ini menghadapi penyebaran berbagai virus, termasuk lonjakan kasus human metapneumovirus (HMPV), yang menyebabkan rumah sakit penuh sesak. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, telah menyatakan kekhawatiran atas peningkatan kasus ini di Tiongkok.

“Saat ini, semua tempat tidur pediatri, baik di ruang rawat jalan maupun gawat darurat, sudah penuh,” ujar seorang warga Beijing. 

Di kota-kota besar seperti Tianjin, Beijing, dan Shanghai, berbagai virus flu menyebar secara bersamaan, menyebabkan rumah sakit penuh.

Seorang warga Anhui mengungkapkan: “Lihatlah, rumah sakit penuh sesak. Jaga anak-anak dengan baik.”

Seorang warga Tianjin menambahkan: “Mesin pendaftaran di Rumah Sakit Anak-anak Beichen semuanya tidak berfungsi.”

Perhatian Internasional

Baru-baru ini, lonjakan infeksi human metapneumovirus di Tiongkok menjadi topik hangat di media sosial Weibo dan menarik perhatian media global. 

Pada 6 Januari, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan bahwa meskipun tingkat infeksi hMPV di AS masih mendekati tingkat “pra-pandemi,” mereka sedang memantau laporan peningkatan kasus dari provinsi-provinsi di utara Tiongkok.

Selain Amerika Serikat, negara-negara tetangga Tiongkok seperti India, Malaysia, Pakistan, dan Kamboja juga menyatakan kekhawatiran terhadap penyebaran virus ini.

Menurut Dr. Sanjaya Senanayake, seorang ahli penyakit menular dan profesor madya di Australian National University, transparansi dari pihak otoritas Tiongkok dalam berbagi data sangat penting. Hal ini termasuk informasi tentang siapa saja yang terinfeksi.

Dr. Liu, seorang profesor di Canadian College of Traditional Chinese Medicine, mengatakan: “Dunia khawatir karena kurangnya transparansi di Tiongkok. Cara pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT) menangani wabah menimbulkan trauma global. Kepercayaan terhadap informasi dari mereka sangat rendah.”

Kondisi di Lapangan

Seorang dokter di Tiongkok menggambarkan situasi di rumah sakit: “Ini pukul 1 dini hari. Lihatlah, masih banyak pasien yang mendapatkan infus akibat flu. Semuanya adalah pasien demam tinggi, batuk, dan nyeri tubuh.”

Dr. Liu juga menambahkan: “Pemerintah PKT sepertinya meremehkan penyebaran infeksi human metapneumovirus. Orang-orang khawatir tidak mendapatkan data yang sebenarnya dan takut akan terulangnya pandemi seperti COVID-19 lima tahun lalu, yang menyebabkan bencana global.”

Trauma Pandemi COVID-19

Pada akhir tahun 2019, wabah COVID-19 yang pertama kali muncul di Wuhan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia akibat kurangnya transparansi pemerintah PKT. Situasi ini menyebabkan trauma global terhadap penanganan penyakit menular oleh otoritas Tiongkok. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS