Mata Ilahi : Penglihatan Tuhan Bagaikan Petir – Percaya atau Tidak, Terserah Anda

EtIndonesia. Apakah teman-teman percaya? Pikiran dan perasaan kita dalam kehidupan sehari-hari, di mana pun kita berada, direkam oleh “Mata Ilahi” seperti kamera pengawas. Karena itulah, penglihatan Tuhan bagaikan petir yang tajam. Jadi, jangan pernah berpikir untuk berbuat jahat, dan jangan melakukan kejahatan sekecil apa pun.

Utang Beras

Di wilayah selatan Provinsi Hebei, Tiongkok, ada sebuah cerita yang telah beredar selama bertahun-tahun. Dahulu kala, ada dua saudara perempuan yang hidup saling bergantung satu sama lain sejak kecil. Setelah dewasa, kehidupan adik perempuan tetap sulit dan sering kali dia harus mengandalkan bantuan dari kakaknya. Ketika kondisi kehidupannya sedikit membaik, dia akan mengembalikan apa yang pernah dia pinjam dari kakaknya. Hubungan kedua saudara ini tetap dekat seperti sebelumnya.

Namun, siapa yang dapat menduga perubahan nasib? Suatu ketika, sang kakak terserang penyakit mata. Meskipun telah menghabiskan banyak uang untuk pengobatan, akhirnya dia menjadi buta. Sementara itu, kehidupan adik perempuan tetap sulit. Ketika di rumah tidak ada apa pun untuk dimakan, dia kembali datang kepada kakaknya untuk meminjam beras.

Meski sudah kehilangan penglihatannya, kakak tetap bersedia membantu adiknya. Dia menunjuk ke arah tong beras dan berkata: “Ambillah sendiri.” 

Sang adik pun mengambil satu keranjang penuh beras dan berkata kepada kakaknya: “Aku meminjam satu keranjang beras, nanti saat panen aku akan mengembalikannya.”

Waktu berlalu dengan cepat, tibalah saatnya sang adik untuk mengembalikan beras. Namun, dalam benaknya terlintas pikiran jahat. Karena kakaknya sudah buta, dia merasa bisa mengembalikan lebih sedikit dari yang dipinjam tanpa ketahuan. 

Dia membalik keranjang dan hanya menutupi bagian atasnya dengan lapisan tipis beras. Ketika menemui kakaknya, dia berkata: “Kak, aku datang untuk mengembalikan satu keranjang beras yang aku pinjam. Silakan periksa sendiri.” 

Sang kakak, dengan senyuman, menjawab: “Untuk apa diperiksa? Aku tentu percaya padamu.” Dia pun menyuruh adiknya langsung menuangkan beras itu ke dalam tong, membuat adiknya diam-diam merasa senang karena kejahatan kecilnya berhasil.

Namun, tak lama kemudian, sang adik jatuh sakit karena penyakit misterius. Dia meninggal dunia tidak lama setelah itu. Setelah kepergian adiknya, kakak merasa kesepian dan memutuskan untuk memelihara ayam. Di antara ayam-ayamnya, ada satu ayam betina yang sangat istimewa. Ayam ini bertelur setiap hari tanpa henti, bahkan saat ayam lain tidak bertelur. Sang kakak sangat menyukai ayam ini.

Setelah dua atau tiga tahun, ayam tersebut mulai terlihat sakit dan sekarat. Hal ini membuat sang kakak merasa sangat sedih. Malam itu, dia bermimpi bertemu dengan adiknya yang telah meninggal. 

Dalam mimpi tersebut, sang adik menangis dan berkata bahwa dia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melunasi utang beras yang dipinjamnya dahulu. Kini, utang itu telah lunas, dan sudah waktunya dia pergi. Ketika sang kakak terbangun, dia teringat ayam betina itu. Ketika dia memeriksanya, ayam tersebut telah mati. Saat itulah dia tersadar bahwa ayam itu adalah reinkarnasi adiknya, yang kembali untuk melunasi utangnya di kehidupan sebelumnya.

Renungan

Di zaman ini, di mana uang, ketenaran, dan materi mendominasi segalanya, berapa banyak orang yang masih percaya pada reinkarnasi, Tuhan, dan hukum karma? Berapa banyak yang masih yakin bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan dan kejahatan akan dibalas dengan keburukan? Tetapi, apakah benar tidak ada Tuhan di dunia ini? Jika demikian, mengapa saat manusia berada dalam kesulitan, mereka selalu memanggil: “Ya Tuhan! Ya Allah! Ya Bodhisattva!”?Tiongkok memiliki budaya tradisional yang berusia lima ribu tahun. Budaya luhur ini sebenarnya telah terukir dalam tulang sumsum bangsa Tionghoa, tetapi terkubur oleh pengaruh ateisme. Kisah-kisah tentang reinkarnasi dan hikmah ini bertujuan untuk membangkitkan kembali memori kita, memurnikan hati kita, dan membantu kita menemukan kembali ke jati diri sejati kita. Bagi yang percaya, mereka akan mendapatkan keberkahan. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS