Gempa Magnitudo 6,9 Guncang Pulau Kyushu Jepang, Picu Peringatan Tsunami

EtIndonesia. Badan Meteorologi Jepang melaporkan bahwa gempa tersebut terjadi pada Senin malam pukul 21:19 waktu setempat. Setelah itu, peringatan tsunami dikeluarkan untuk wilayah selatan Prefektur Miyazaki dan Kochi, dengan perkiraan tinggi gelombang maksimum mencapai sekitar satu meter. Dalam unggahan di platform sosial X, Badan Meteorologi Jepang mengingatkan masyarakat untuk menjauh dari pantai atau perairan hingga peringatan dicabut.

Menurut laporan NHK, setelah peringatan tsunami dikeluarkan, gelombang setinggi 20 cm mencapai Kota Miyazaki, yang merupakan ibu kota Prefektur Miyazaki dan memiliki populasi sekitar 400.000 jiwa.

Gempa ini memiliki kedalaman pusat gempa sekitar 30 kilometer dan mengguncang sebagian besar wilayah utama barat daya Pulau Kyushu. Berdasarkan laporan Kyodo News, tingkat getaran terbesar yang tercatat adalah “5 lemah” dalam skala seismik Jepang, yang memiliki total 10 tingkat intensitas.

Saat ini, tingkat kerusakan akibat gempa belum dapat dipastikan. Sebagai langkah pencegahan, penduduk di kota pesisir Kochi telah diperintahkan untuk dievakuasi.

NHK juga melaporkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ikata di Jepang barat dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Sendai di Prefektur Kagoshima, yang berada di dekat pusat gempa, tidak menunjukkan tanda-tanda abnormal.

Gambar dari siaran NHK menunjukkan lalu lintas di daerah tersebut tetap lancar dan lampu jalan masih menyala, yang menandakan bahwa pasokan listrik tetap berjalan normal.

Badan Meteorologi Jepang sedang menyelidiki apakah gempa ini terkait dengan Nankai Trough, sebuah zona subduksi sepanjang 700 kilometer yang terletak di antara Teluk Suruga dan timur pulau Kyushu.

Jepang berada di “Cincin Api Pasifik” (Ring of Fire), wilayah yang sering mengalami aktivitas vulkanik dan tektonik, sehingga gempa bumi sering terjadi.

Pada Agustus tahun lalu, Badan Meteorologi Jepang untuk pertama kalinya mengeluarkan peringatan bahwa zona subduksi Nankai Trough sedang menunjukkan peningkatan aktivitas seismik, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gempa besar yang diperkirakan terjadi setiap 100 tahun.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS