Rumor Rusia Hancurkan Bukti, Beijing Pura-pura Tidak Tahu

EtIndonesia. Untuk mengisi kekosongan di medan perang garis depan, Rusia secara bertahap mengirimkan tentara Korea Utara yang telah menyelesaikan pelatihan ke garis depan, memerintahkan mereka untuk bertempur melawan pasukan Ukraina. Seiring dengan meningkatnya keterlibatan senjata bantuan dari Korea Utara yang dikerahkan oleh militer Rusia ke garis depan, Ukraina semakin banyak mengumpulkan bukti keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina, yang cukup untuk membuktikan bahwa Korea Utara telah melanggar resolusi sanksi Dewan Keamanan PBB.

Namun, ketika dihadapkan pada pertanyaan terkait Korea Utara, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, hanya menjawab: “Saya tidak mengetahui situasi yang Anda sebutkan,” dan menolak memberikan pernyataan terkait masalah tersebut.

Pengguna X dengan nama akun “Xiaojing Canxue” membagikan video yang menunjukkan bahwa meskipun militer Rusia telah mengerahkan tentara Korea Utara ke garis depan selama beberapa bulan, pasukan Ukraina baru-baru ini berhasil menangkap dua tentara Korea Utara. Setelah menangkap mereka, pasukan Ukraina segera memberikan bantuan medis di medan perang kepada para tawanan tersebut. Dengan bantuan penerjemah dari Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS), kedua tentara Korea Utara itu diinterogasi.

Sebelumnya, jika tentara Korea Utara di garis depan terluka, mereka akan dibunuh oleh rekan-rekan mereka atau tentara Rusia untuk mencegah kebocoran informasi. “Ini adalah pertama kalinya Ukraina berhasil menangkap tentara Korea Utara.” 

Dalam interogasi, kedua tentara Korea Utara tersebut mengungkapkan bahwa perintah yang mereka terima di dalam negeri adalah “pergi ke luar negeri untuk pelatihan militer”. Namun, mereka justru dikirim langsung ke medan perang di Ukraina. Setelah hanya satu minggu pelatihan intensif, mereka dikerahkan ke garis depan untuk bertempur melawan pasukan Ukraina.

Pada saat yang sama, pengguna X “NOELREPORTS” juga mengunggah informasi bahwa militer Rusia merusak sistem rudal pertahanan udara “Tor-M1” yang telah dimodifikasi oleh Korea Utara dan ditempatkan di wilayah Kursk. Langkah ini bertujuan untuk menutupi fakta bahwa senjata bantuan Korea Utara telah dikerahkan ke medan perang. Menurut “NOELREPORTS,” militer Rusia mengklaim bahwa sistem pertahanan udara tersebut berasal dari Barat, namun tindakan sebenarnya lebih terlihat sebagai upaya “menghancurkan bukti.”

Selain itu, pengguna X lainnya, membagikan video yang menunjukkan seorang wartawan dari Ukrainian News Agency baru-baru ini menggunakan bukti berupa tentara Korea Utara yang ditangkap oleh militer Ukraina untuk mengajukan pertanyaan terbuka dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri Tiongkok. Dia meminta komentar terkait apakah Korea Utara melanggar resolusi sanksi Dewan Keamanan PBB.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Guo Jiakun, menjawab: “Saya tidak mengetahui situasi yang Anda sebutkan.” 

Dia menambahkan : “Posisi Tiongkok terhadap krisis Ukraina selalu konsisten dan jelas, yakni berharap dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk meredakan ketegangan kedua negara dan berkomitmen menyelesaikan konflik melalui cara politik.”

Menanggapi pernyataan Guo Jiakun yang seolah pura-pura tidak tahu, banyak netizen Tiongkok mengkritik dengan mengatakan: “Kalau tidak tahu apa-apa, untuk apa mengadakan konferensi pers? Lebih baik serahkan pada ibu-ibu di depan gerbang desa.” 

Ada juga yang menyindir bahwa Tiongkok selalu mempertahankan sikap tidak tahu malu.

Beberapa netizen juga menyindir bahwa menjadi juru bicara Kementerian Luar Negeri kini semakin mudah: “Apakah Kementerian Luar Negeri masih membutuhkan juru bicara?” 

Mereka bahkan menyusun SOP tanggapan juru bicara Kementerian Luar Negeri terhadap pertanyaan sensitif, mulai dari : “Saya tidak mengetahui situasi tersebut,” hingga “Posisi kami selalu transparan dan adil,” lalu “Kami berharap masalah dapat diselesaikan dengan damai,” dan terakhir, “Sampai di sini, lanjut ke topik berikutnya.”(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS