Tiga Tahapan Gencatan Senjata Israel dan Hamas di Gaza 

Amerika Serikat pada  Rabu (15/1/2025),mengumumkan bahwa setelah berbulan-bulan negosiasi, Israel dan Hamas telah mencapai “Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza”, yang akan berlaku pada 19 Januari, sehari sebelum pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.

ETIndonesia. Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada  Rabu  (15/1/2025) mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza yang akan berlaku pada 19 Januari.

“Ini adalah sore yang sangat indah karena akhirnya saya bisa mengumumkan gencatan senjata. Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan (untuk pembebasan) sandera,” ujar Biden. 

Kesepakatan gencatan senjata ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu, di mana Hamas akan membebaskan 33 orang sandera yang mereka tahan, sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina oleh Israel dan penarikan pasukan Israel dari semua daerah padat penduduk di Gaza.

Presiden AS Joe Biden juga menyatakan bahwa meskipun pemerintahannya yang merundingkan kesepakatan ini, sebagian besar pelaksanaannya akan dilakukan oleh pemerintahan berikutnya.

“Saya juga ingin menunjukkan bahwa kesepakatan ini dirundingkan oleh pemerintahan saya, tetapi sebagian besar ketentuan kesepakatan akan dilaksanakan oleh pemerintahan berikutnya. Dalam beberapa hari terakhir, kami (dua pemerintahan) berbicara sebagai sebuah tim,” ujarnya. 

Biden mengungkapkan bahwa utusan khusus Timur Tengah presiden terpilih, Steve Witkoff, juga berpartisipasi dalam negosiasi ini.

Sebelum Biden, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani terlebih dahulu mengumumkan bahwa dengan dukungan AS, mediator Qatar dan Mesir telah memfasilitasi negosiasi gencatan senjata Gaza selama berbulan-bulan, pada akhirnya menghasilkan kesepakatan sebelum pelantikan Trump.

Pada hari yang sama, di Tel Aviv, para keluarga sandera Israel yang diculik oleh Hamas saling berpelukan dan menyalakan obor untuk merayakan tercapainya kesepakatan gencatan senjata Gaza, sambil berharap semua sandera dapat dibebaskan.


“Pertama-tama, kami sangat senang. Tetapi, Anda tahu, kami mendengar berita ini saat berkumpul beberapa hari terakhir. Namun, Anda tahu, kami memiliki perasaan mendalam terhadap semua sandera, dan (sayangnya) ini hanya sebagian dari mereka, bukan semuanya,” ujar seorang warga Tel Aviv. 


“Saya berdoa agar setiap dari 98 orang yang diculik dapat kembali, dan kami akan terus mendukung kesepakatan ini sampai akhir,” kata Yosi Schnaider, seorang anggota keluarga sandera. 

Adi Alexander, ayah dari sandera Edan Alexander, mengatakan: “Bagi semua orang yang telah menemukan sandera mereka, saya berharap mimpi buruk telah berakhir. Beruntung bagi keluarga yang menunggu untuk menguburkan orang yang mereka cintai di Israel, mimpi buruk juga telah berakhir.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS