Kesaksian Terkait Tingginya Angka Kematian Anak-Anak dan Pemuda di Tiongkok, Seorang Ibu di Hunan Kehilangan Dua Putrinya 

ETIndonesia. Baru-baru ini, virus menyebar luas di  daratan Tiongkok, menyebabkan kematian banyak anak-anak dan pemuda. Seorang ibu di Hunan kehilangan dua putrinya akibat wabah tersebut. Di kolom komentar salah satu dokter yang aktif di platform Douyin (Tiktok versi daratan Tiongkok), banyak kasus kematian anak-anak dan pemuda juga dibagikan oleh para pengguna media sosial. 

Di platform Xiaohongshu, seorang ibu dari Hunan mengungkapkan kesedihannya, menceritakan bahwa dua putrinya meninggal dunia akibat ensefalopati nekrotik akut yang disebabkan oleh flu H1N1.

Menurut ibu tersebut, kedua putrinya jatuh sakit pada puncak wabah flu H1N1.

(Tangkapan layar)

Seorang dokter dari Departemen Gawat Darurat di Rumah Sakit Miyun, Universitas Peking, yang menggunakan nama pengguna Douyin “Yilu Xiangqian Weizi,” membagikan pengalamannya merawat pasien. Ia memperingatkan bahwa ketika anak-anak mengeluhkan nyeri di betis,  itu harus diwaspadai. Di kolom komentar video tersebut, banyak pengguna medsos membagikan pengalaman mereka kehilangan orang-orang terdekat.

(Tangkapan layar)

Seorang pengguna medsos dari Zhejiang, bernama “Qingkong,” menyebutkan bahwa dua anak di sekolah anaknya meninggal dunia. Penyebabnya adalah para orang tua menganggap penyakit anak-anak mereka hanya sebagai flu biasa dan hanya membeli obat di apotek tanpa perhatian serius, sehingga akhirnya komplikasi yang fatal terjadi.

(Tangkapan layar)

Seorang pengguna dari Hubei bercerita, “Anak seorang rekan kerja saya, yang berusia 13 tahun, dianggap hanya flu biasa. Dia pingsan di kelas, dan setelah dibawa ke rumah sakit, tidak pernah sadar kembali.”

(Tangkapan layar)

Pengguna dari Fujian mengatakan, “Putri saya meninggal dunia karena miokarditis akut. Kejadiannya begitu cepat, bahkan tidak ada waktu untuk merujuknya ke rumah sakit tingkat atas.”

(Tangkapan layar)

Pengguna dari Jiangsu berbagi cerita, “Putri saya meninggal karena miokarditis fulminan. Dia tertular norovirus di taman kanak-kanak. Gejalanya termasuk demam kurang dari 39 derajat, muntah, tangan dan kaki dingin, serta tidak bisa berjalan. Dia tidak bisa diselamatkan setelah empat jam perawatan. Dia meninggal hanya 16 hari sebelum ulang tahunnya yang keenam.”

(Tangkapan layar)

Selain anak-anak, banyak kasus kematian pemuda juga dilaporkan terjadi.

(Tangkapan layar)

Seorang pengguna dari Guangdong, bernama “Xiao Zheng,” menulis, “Saya tidak akan pernah tahu apakah dia meninggal dunia karena miokarditis. Beberapa hari sebelum meninggal dunia, dia mengalami demam ringan dan pegal-pegal di tubuh.”

Seorang pengguna dari Jiangsu mengatakan, “Ada seorang anak lelaki berusia 18 tahun di lingkungan kami yang meninggal dunia karena miokarditis.” 

(Tangkapan layar)

Seorang pengguna dari Mongolia Dalam berbagi bahwa suami koleganya, yang juga seorang calon ayah, meninggal dunia setelah terkena flu.

Pengguna dari Shandong bercerita, “Pacar saya mengalami demam beberapa hari lalu. Keesokan harinya dia dibawa ke rumah sakit karena miokarditis, dan meninggal dunia pada hari yang sama. Dia adalah seorang pemuda kelahiran tahun 90-an, dan anak kami masih sangat kecil.”

Pada 12 Januari, teman dari seorang influencer kebugaran di Xiaohongshu mengumumkan bahwa influencer tersebut meninggal dunia setelah mengalami demam tinggi yang memicu miokarditis akibat flu. Upaya penyelamatan gagal, dan dia meninggal dunia.

Saat ini, berbagai virus menyebar luas di Tiongkok daratan. Rumah sakit penuh dengan antrian panjang, sementara staf krematorium bekerja tanpa henti. Namun, pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT) tidak mengungkapkan ke publik situasi sebenarnya dan tidak melakukan statistik yang transparan, sehingga membuat masyarakat kurang waspada. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS