EtIndonesia. Seorang mantan penebang pohon sekaligus petugas pemadam kebakaran hutan liar, yang kini berusia lebih dari 70 tahun, dalam puluhan tahun kehidupannya berubah dari yang awalnya tidak percaya pada keberadaan Bigfoot menjadi seseorang yang mempercayai keberadaan keluarga Bigfoot. Dia bahkan menjadi salah satu orang yang paling sering melihat mereka di wilayah itu.
Pengalaman di Masa Muda
Penebang pohon ini bekerja selama 24 tahun di Dinas Sumber Daya Alam Negara Bagian Washington (DNR). Dia dan istrinya tinggal di utara Kota Yacolt, Washington, sekitar satu mil dari pusat kota. Sebagian besar hidupnya dihabiskan di daerah itu.
Sekitar 40 tahun lalu, ketika sedang berburu rusa di barat daya Washington, dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Bigfoot dan bahkan tidak percaya pada keberadaan makhluk semacam itu.
Suatu hari, dia berjalan sendirian di jalan bekas penebangan yang ditutup. Setelah berjalan sekitar satu mil, dia mendengar sesuatu yang seolah-olah berjalan sejajar dengannya, diperkirakan berada di sebelah kanan, sekitar 20 hingga 30 kaki darinya. Karena jalan itu dikelilingi banyaknya pohon cemara yang menjulang tinggi, dia tidak dapat melihat apa yang mengikutinya.
Dia menyadari bahwa ketika dia berhenti, makhluk itu juga berhenti. Ketika dia mulai berjalan, makhluk itu juga mulai berjalan. Namun, gerakan mereka tidak selalu sinkron. Kadang dia sengaja berhenti mendadak, dan bisa merasakan makhluk itu melangkah satu langkah lagi. Terkadang terdengar suara ranting patah, membuatnya bertanya-tanya makhluk apa itu.
Karena daerah tersebut tidak memiliki truk atau rel, dia yakin bahwa itu bukan pemburu lain atau binatang biasa. Puma (cougar) biasanya tidak mengeluarkan suara, sementara rusa membuat suara keras tetapi tidak mungkin bermain-main dengan pemburu. Akhirnya, dia menyadari bahwa makhluk itu benar-benar mengikutinya. Meskipun dia membawa senjata, nalurinya memutuskan untuk kembali ke truknya dan meninggalkan area itu.
Gangguan yang Tidak Disengaja
Tujuh tahun lalu, pada bulan Oktober, malam tanpa bulan, tanpa hujan, dan penuh dengan bintang-bintang di langit, sekitar pukul 21.00, dia keluar untuk memberi makan rusa di padang rumput dekat rumahnya, yang berjarak sekitar 100 kaki. Ketika dia berada di dalam rumah, dia mendengar suara lolongan paling keras yang pernah dia dengar dalam hidupnya. Dia pun pergi ke beranda untuk memeriksa, dan melihat sesuatu di antara pepohonan yang melolong.
Pada saat itu, dia memiliki seekor anjing gembala Jerman berbobot 80 pon, tetapi lolongan itu jauh lebih keras daripada suara anjingnya. Adik iparnya yang turun dari atas berkata kepadanya untuk tidak keluar. Adik iparnya dan istrinya, yang lahir dan besar di Alaska, sangat mengenal suara serigala dan menyadari bahwa suara itu jelas bukan serigala atau anjing. Pria itu, seperti adik iparnya, tahu betul bahwa suara itu bukan suara serigala. Namun, karena penasaran, dia mengambil senter magnetik dan pistol, lalu pergi ke pagar padang rumput yang berjarak 50 kaki.
Dia melihat empat ekor rusa yang tampak sangat ketakutan, berdiri dengan ekspresi panik. Kemudian terdengar lolongan yang sangat keras, tapi entah kenapa hal itu membuatnya merasa sedih dan takut. Perasaan itu pernah dia alami sebelumnya, seperti saat sepupunya memberi tahu tentang kematian ibunya melalui telepon. Dia merasakan firasat sebelum mendengar kabar buruk itu. Dia merasa bahwa dia tanpa sengaja telah mengganggu Bigfoot muda yang baru pertama kali berburu rusa. Bigfoot dewasa tampak mengawasi dari kejauhan. Tindakannya telah menghancurkan momen itu, membuatnya merasa bersalah terhadap keluarga Bigfoot yang tinggal di hutan itu.
Pengalaman Anak Tetangga
Selain pengalaman penebang pohon ini, anak tetangganya juga pernah mengalami kejadian serupa. Ketika itu dia baru berusia empat tahun, dan melihat sesosok makhluk kecil sedang memetik buah beri di seberang semak-semak. Karena penasaran, dia mendekat dengan harapan bisa berteman. Ketika dia melihat lebih dekat, makhluk itu menoleh dan bertatapan dengannya. Anak itu langsung berlari pulang sambil menjerit ketakutan, berteriak: “Ada monyet putih di hutan!” Setelah kejadian itu, dia tidak berani mendekati hutan itu sendirian dalam waktu yang sangat lama. (jhn/yn)