- Menjelang Tahun Baru Imlek, berbagai virus mewabah di Tiongkok, menyebabkan rumah sakit penuh sesak. Laporan di internet mengungkap banyak kasus kematian, terutama pada anak-anak akibat flu.
- Sementara itu, otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara tiba-tiba mengeluarkan pemberitahuan pencegahan epidemi, berbeda dari kebijakan sebelumnya yang cenderung menghindari pembicaraan soal wabah.
- Para ahli mencurigai bahwa epidemi di daratan Tiongkok kembali tidak terkendali, dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus menyembunyikan data serta menyesatkan publik.
- “Orang-orang di sekitar saya semuanya terkena flu,” ujar seorang host streaming Tiongkok.
ETIndonesia. Pada 17 Januari 2025, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (NHC) mengadakan konferensi pers dan menyatakan bahwa flu dan penyakit pernapasan lainnya sedang berada dalam periode musiman. Hasil pemantauan menunjukkan penyakit ini disebabkan oleh patogen yang sudah dikenal dan tidak ada penyakit menular baru yang muncul.
Namun demikian, laporan dari masyarakat dan dokter di Tiongkok menyebutkan bahwa virus flu sangat parah dan telah menyebabkan kematian sejumlah anak-anak.
Seorang tenaga medis mengatakan, “Dokter Ma, flu tahun ini sangat banyak. Apa yang bisa terjadi pada kasus terparah?”
Dokter Ma menjawab, “Bisa menyebabkan kematian. Dan bukan hanya satu atau dua kasus. Setiap hari, ada anak-anak yang meninggal akibat komplikasi parah flu, seperti ensefalopati nekrotik akut.”
Beberapa dokter juga mengingatkan tentang wabah miokarditis virus pada anak-anak.
Seorang dokter bernama Gao Wei berkata, “Belakangan ini banyak anak-anak yang mengalami demam dan flu. Jika muncul gejala seperti ini, harus berhati-hati. Saya mengenal tiga kasus seperti itu. Anak-anak merasa tidak nyaman, ada sedikit sesak di dada, lalu setelah diperiksa di rumah sakit, ternyata miokarditis. Rasio ejeksi darah hanya 38%, semua indikator meningkat, dan hasil EKG berubah. Ini sangat berbahaya.”
Banyak warga Tiongkok berbagi di media sosial tentang kerabat dan teman mereka yang meninggal dunia akibat miokarditis virus setelah terinfeksi flu. Beberapa orang tua juga membagikan pengalaman kehilangan anak-anak mereka karena miokarditis yang muncul mendadak.
Seorang pengguna internet bernama “Suiyuan Sifan” dari Shandong menulis, “Anak saya terkena miokarditis fulminan. Setelah 13 hari perawatan intensif, dia tidak tertolong.”
Pengguna lain dari Taizhou, Jiangsu, menulis, “Putri saya terkena miokarditis fulminan… Setelah empat jam perawatan, tidak tertolong. Dia meninggal 16 hari sebelum ulang tahunnya yang keenam.”
Dr. Lin Xiaoxu, mantan peneliti virus di Institut Riset Angkatan Darat AS, mengatakan, “Banyak data yang menunjukkan tingkat infeksi pernapasan yang serius pada musim dingin ini. Ini jelas bukan sekadar puncak musiman biasa. Jumlah kasus berat dan kematian yang tinggi, serta laporan dari rumah duka yang kewalahan, menunjukkan bahwa situasi ini sangat parah.”
Para ahli percaya bahwa fenomena ini menunjukkan epidemi di Tiongkok kemungkinan besar telah kembali tidak terkendali.
Lin Xiaoxu menambahkan, “Setelah terinfeksi COVID-19 beberapa kali, banyak orang mengalami penurunan sistem imun. Ini meningkatkan risiko gejala berat saat terinfeksi virus pernapasan biasa, seperti miokarditis atau pneumonia. Situasi ini mungkin juga terkait dengan influenza A atau wabah flu burung. Namun, pemerintah Tiongkok terus menyembunyikan informasi secara sistematis.”
Pada 17 Januari, NHC menyatakan bahwa virus influenza yang saat ini dominan di Tiongkok adalah influenza A.
Tang Jingyuan, seorang komentator isu politik yang berbasis di AS, mengatakan, “Varian COVID-19 sangat banyak. Namun demikian, pemerintah Tiongkok telah menghentikan semua pengujian asam nukleat untuk COVID-19, sehingga tidak ada cara untuk mengetahui apakah pasien juga terinfeksi COVID-19. Gejala awal dari berbagai virus, termasuk influenza dan virus COVID-19, memang sangat mirip. PKT memanfaatkan celah ini untuk menyembunyikan kemungkinan wabah baru COVID-19.”
Pada 16 Januari, pemerintah Tiongkok tiba-tiba memecah kebiasaan menghindari pemberitaan tentang COVID-19 dengan mengeluarkan pemberitahuan tentang langkah pencegahan untuk periode sebelum dan sesudah Tahun Baru 2025. Mereka menyerukan penguatan perlindungan terhadap kelompok rentan dan institusi tertentu, serta meningkatkan kapasitas tanggap darurat medis.
Lin Xiaoxu menyimpulkan, “PKT terus menyembunyikan data untuk menipu publik. Bagi mereka, kehidupan rakyat tidak terlalu penting, yang penting adalah menjaga stabilitas sosial. Jika mereka mengakui adanya wabah, masyarakat akan khawatir dan takut pemerintah akan kembali memberlakukan lockdown ekstrem.” (Hui)
Sumber : NTDTV.com