Sekeluarga Tiga Orang di Shanghai Melompat dari Gedung, Informan: Wanita Dipecat dari Pekerjaan, Pria Tak Mampu Menghidupi Keluarganya

Tulisan ini tidak bermaksud kepada Anda Melakukan tindakan mengakhiri hidup, Jika anda memiliki kecenderungan serupa segera kunjungi psikiater atau klinik kesehatan mental

ETIndonesia. Baru-baru ini, insiden tragis terjadi di Shanghai, di mana sekeluarga yang terdiri dari tiga orang melompat dari gedung dan meninggal dunia. Beberapa rumor di internet menyebutkan bahwa insiden ini disebabkan oleh seorang ibu yang memaksa anaknya terkait nilai ujian, tetapi sebagian warganet meragukan kebenaran klaim itu. Sedangkan, seorang yang mengaku sebagai orang dalam mengungkapkan bahwa keluarga ini mengalami kesulitan ekonomi.

Kronologi Kejadian

Pada 14 Januari, beredar video dan foto  di internet menunjukkan insiden di Distrik Minhang, Shanghai, di mana sekeluarga yang terdiri dari tiga orang melompat dari gedung dan meninggal dunia. Di lokasi kejadian, garis polisi telah dipasang dan tiga jenazah terlihat ditutupi kain biru.

Beberapa laporan awal menyebutkan bahwa peristiwa ini dipicu oleh seorang gadis kecil yang sedang duduk di kelas lima sekolah dasar. Disebutkan bahwa gadis tersebut merasa tertekan karena tidak mendapatkan nilai sempurna (100) dalam ujian akhir semester, lalu melompat dari gedung. Ibu dan ayahnya kemudian menyusulnya.

Namun, sejumlah warganet menganggap cerita ini terlalu aneh dan sulit dipercaya. Pada hari yang sama, muncul cerita lain dari seorang yang mengaku sebagai orang dalam. Ia menyebutkan bahwa insiden ini sebenarnya disebabkan oleh kesulitan hidup yang ekstrem.

Pengakuan Sumber Orang Dalam

Informasi ini berasal dari tangkapan layar percakapan seorang pelapor dengan temannya. Pelapor, seorang perempuan, mengaku bahwa suaminya, yang diduga bekerja sebagai petugas resmi yang menangani kasus-kasus bunuh diri telah menyampaikan detail insiden yang terjadi, 

Menurut pengakuannya, suaminya mengatakan bahwa ia telah menangani beberapa kasus bunuh diri belakangan ini, sebagian besar disebabkan oleh ketidakstabilan pekerjaan.

Terkait kasus keluarga ini, pelapor mengatakan bahwa sang istri telah dipecat dari pekerjaannya, sementara suami memiliki penghasilan yang  rendah hingga tidak mampu membayar biaya hidup, termasuk sewa bulanan sebesar RMB.5.000 . Akibat tekanan ekonomi, pasangan tersebut mengumpulkan semua dokumen penting mereka dalam satu tas, lalu melompat bersama dengan anak perempuan mereka yang masih berusia delapan tahun.

Respons Publik dan Pemerintah

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang terkait insiden ini. Penyebab pasti kejadian masih belum jelas. .

Kasus-kasus mengakhiri hidup dan insiden kekerasan acak yang mengerikan telah meningkat di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, yang dianggap terkait dengan kemerosotan ekonomi. Demi menjaga stabilitas, otoritas Tiongkok dilaporkan berupaya keras menyensor berita-berita semacam ini. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 


FOKUS DUNIA

NEWS