Trump : Xi Sangat Ambisius, Tapi Saya Bisa Menghentikannya dari Menginvasi Taiwan

 Presiden Amerika Serikat yang baru menjabat, Donald Trump, menyatakan bahwa pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT), Xi Jinping, adalah sosok yang “sangat ambisius.” Namun, Trump yakin dapat menggunakan tarif sebagai alat negosiasi untuk mencapai kesepakatan dengan Beijing dan mencegah invasi PKT ke Taiwan.

ETIndonesia. TV Amerika Serikat  Fox News  pada 24 Januari 2025 menayangkan bagian kedua wawancara antara pembawa acara Sean Hannity dan Donald Trump.

Dalam wawancara tersebut, Trump menggambarkan Tiongkok di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai negara yang “sangat ambisius” dan menyebut Xi Jinping sebagai orang yang “sangat ambisius.” Namun, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat berada dalam posisi yang menguntungkan untuk mencegah ekspansi wilayah Tiongkok.

Ketika ditanya apakah dia dapat mencapai kesepakatan dengan Xi Jinping terkait Taiwan dan perdagangan, Trump menjawab, “Saya bisa melakukannya karena kami memiliki sesuatu yang mereka inginkan. Kami memiliki harta karun emas.”

Trump menambahkan, “Dalam menghadapi Tiongkok (PKT), kami memiliki kekuatan yang sangat besar, yaitu tarif, dan mereka tidak ingin dikenakan tarif tinggi. Saya lebih suka tidak menggunakan alat itu, tetapi ini adalah kekuatan besar dalam menghadapi Tiongkok (PKT).”

Sebelumnya, Trump baru saja mengumumkan bahwa mulai 1 Februari, barang-barang dari Tiongkok akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10%.

Dalam wawancara tersebut, Trump menuduh, “Tiongkok (PKT) telah menghasilkan banyak uang dari Amerika Serikat, dan mereka menggunakan uang itu untuk membangun militer.”

Trump juga menyebutkan bahwa dia baru saja berbicara melalui telepon dengan Xi Jinping dalam percakapan yang dia gambarkan sebagai “sangat baik.” Trump menambahkan bahwa selama masa jabatan pertamanya, dia memiliki hubungan yang “sangat baik” dengan Xi Jinping.

Mengenai Iran, Trump menyatakan dalam wawancara tersebut bahwa dia yakin dapat mencegah Iran memperoleh senjata nuklir melalui perjanjian. Trump menolak untuk mengungkapkan apakah dia mendukung serangan preempetif terhadap fasilitas nuklir Iran, tetapi menegaskan kembali bahwa dia tidak akan pernah membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.

“Jika Iran dibiarkan memiliki senjata nuklir, negara-negara lain juga akan mengikuti, dan situasinya akan menjadi tidak terkendali,” ujarnya. (Hui)

FOKUS DUNIA

NEWS