ETIndonesia. Swedia mengumumkan pada Minggu (26 Januari) bahwa mereka telah menahan satu kapal “tersangka” terkait kerusakan setidaknya satu kabel serat optik bawah laut di Laut Baltik antara Swedia dan Latvia. Bahkan, Latvia mengerahkan kapal perang untuk menyelidiki insiden perusakan terbaru ini.
Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, menulis di platform media sosial X: “Data menunjukkan bahwa setidaknya satu kabel serat optik bawah laut antara Swedia dan Latvia telah rusak. Kabel ini dimiliki oleh sebuah entitas di Latvia.”
Pusat Penyiaran Radio dan Televisi Nasional Latvia (Latvian National Radio and Television Centre, LVRTC) menyatakan bahwa terdapat beberapa gangguan pada transmisi data. Namun, pihaknya telah menemukan solusi alternatif sehingga hak pelanggan tidak terpengaruh.
Menurut sumber informasi, insiden ini terjadi di wilayah perairan Swedia pada kedalaman sekitar 50 meter.
Angkatan Laut Latvia mengonfirmasi keberadaan kapal “tersangka” bernama Michalis San, yang berada di dekat lokasi kejadian bersama kapal-kapal lainnya.
Beberapa situs pelacakan lalu lintas kapal melaporkan bahwa Michalis San sedang menuju Rusia.
Diketahui bahwa Michalis San adalah kapal kargo curah berusia 12 tahun yang saat ini berbendera Malta.
Pihak kejaksaan Swedia mengeluarkan pernyataan bahwa mereka telah menahan sebuah kapal yang dicurigai terkait perusakan kabel bawah laut tersebut sebagai bagian dari penyelidikan.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah insiden yang mencurigakan terkait kerusakan kabel bawah laut telah terjadi di Laut Baltik. Negara-negara di sekitar kawasan tersebut meningkatkan langkah-langkah pengamanan, dengan beberapa pengamat menuding Rusia sebagai pelakunya.
Menurut pernyataan dari kantor kejaksaan Swedia, penyelidikan atas “kerusakan serius” kabel bawah laut ini sedang berlangsung. NATO juga telah mengerahkan kapal patroli di kawasan tersebut untuk mengawasi Laut Baltik, termasuk kapal, pesawat, dan drone.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, pada 26 Januari menyatakan solidaritas penuh dengan negara-negara Baltik yang terkena dampak insiden ini. Di platform X, ia menulis, “Ketahanan dan keamanan infrastruktur penting kita adalah prioritas utama.”
Para ahli dan politisi Barat menyebut insiden perusakan infrastruktur energi dan komunikasi di Laut Baltik yang dilaporkan ini sebagai bagian dari “perang hibrida” Rusia. (Hui)
Sumber : NTDTV.com