Warga Palestina Berbondong-bondong Kembali ke Gaza Utara Saat Kesepakatan Pembebasan Sandera Tercapai

Israel menyatakan tidak akan mentoleransi pelanggaran lebih lanjut dari perjanjian oleh Hamas, termasuk transfer militan atau senjata ke Gaza utara.

ETIndonesia. Israel  membuka kembali jalur menuju Gaza utara setelah Hamas setuju untuk membebaskan sandera Israel, Arbel Yehud, dan lima orang lainnya minggu ini, memungkinkan ribuan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka.

Pembukaan ini tertunda selama dua hari akibat perselisihan antara Hamas dan Israel, yang menyatakan bahwa kelompok  tersebut telah mengubah urutan pembebasan sandera yang dilakukan sebagai pertukaran dengan ratusan tahanan Palestina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan pada 26 Januari bahwa Hamas akan membebaskan Yehud dan dua sandera lainnya sebelum 31 Januari, diikuti oleh tiga sandera lagi pada 1 Februari.

Sebagai gantinya, Israel akan mengizinkan warga Palestina kembali ke Jalur Gaza utara. Ribuan warga sipil mulai melintasi Jalan al-Rashid dengan berjalan kaki pada 27 Januari, menurut kantor berita Palestina WAFA.

Hamas menyebut kembalinya warga Palestina ke Gaza utara sebagai “kemenangan bagi rakyat kami” dan “deklarasi kegagalan dan kekalahan bagi [Israel] atas rencana pendudukan dan transfer mereka.”

Israel menunda pembukaan jalur tersebut pekan lalu setelah menyatakan bahwa Hamas  melanggar ketentuan pertukaran sandera dengan tahanan dengan tidak membebaskan Yehud, seorang warga sipil Israel yang diculik oleh Hamas selama serangan 7 Oktober 2023.

Israel menyatakan bahwa Yehud diharapkan dibebaskan pada 25 Januari, tetapi Hamas justru melanggar perjanjian tersebut dan membebaskan empat tentara perempuan—Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag—sebagai ganti 200 tahanan Palestina dalam rangka kesepakatan gencatan senjata.

Hamas kemudian menuduh Israel mengganggu pelaksanaan ketentuan gencatan senjata dengan memblokir jalur bagi warga Palestina untuk kembali ke Gaza utara. Kelompok tersebut mengklaim telah memberikan jaminan bahwa Yehud akan dibebaskan.

Israel Menyatakan Hamas Akan Membebaskan Yehud

Pada 27 Januari, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan melanjutkan langkah dan mengharapkan pembebasan Yehud, tentara Agam Berger, dan satu sandera lainnya pada 31 Januari. Mereka memperingatkan bahwa Israel tidak akan mentoleransi pelanggaran perjanjian lain oleh Hamas.

“Kami akan terus bertindak untuk mengembalikan semua sandera kami, baik yang hidup maupun yang telah meninggal,” ujar kantornya melalui platform media sosial X.

Al-Ansari menyatakan bahwa Hamas telah setuju untuk memberikan daftar lengkap sandera yang akan dibebaskan dalam tahap pertama perjanjian gencatan senjata, sementara Israel akan menyerahkan daftar 400 tahanan Palestina yang ditangkap sejak 7 Oktober 2023.

Koridor Netzarim Dibuka

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengonfirmasi bahwa warga Palestina akan diizinkan melintasi Koridor Netzarim melalui Jalan al-Rashid dengan berjalan kaki mulai pukul 07.00 pagi waktu setempat pada 27 Januari.

Kendaraan juga akan diizinkan bergerak ke utara setelah diperiksa di Jalan Salah al-Din mulai pukul 9 pagi waktu setempat, tulisnya di X. Jalan Salah al-Din adalah jalan raya utama di Jalur Gaza.

Adraee menegaskan bahwa transfer militan teroris atau senjata di sepanjang jalur ini menuju Jalur Gaza utara akan dianggap sebagai pelanggaran perjanjian gencatan senjata.

“Jangan bekerja sama dengan entitas teroris mana pun yang mungkin mencoba mengeksploitasi Anda untuk mentransfer senjata atau bahan terlarang,” katanya. “Dilarang menuju wilayah Israel atau mendekati zona penyangga.”

Pertukaran sandera dengan tahanan pekan lalu adalah kelompok sandera kedua yang dibebaskan sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari, ketika Hamas menyerahkan tiga warga sipil perempuan Israel sebagai ganti 90 tahanan Palestina.

Dalam tahap pertama perjanjian gencatan senjata, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel sebagai ganti ratusan tahanan Palestina yang ditahan di Israel. Israel juga akan menarik pasukan ke arah timur, menjauh dari area padat penduduk. Negosiasi pada tahap kedua dan ketiga diharapkan dilakukan pada tahap selanjutnya.

Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa “beberapa bagian dari perjanjian tetap sensitif,”  baik Israel maupun Hamas telah sepakat untuk menjaga saluran komunikasi tetap terbuka untuk “langkah-langkah membangun kepercayaan lebih lanjut.” Sebagai bagian dari perjanjian, Hamas diharuskan menghentikan serangan roket terhadap Israel selama periode gencatan senjata.

Gedung Putih mengeluarkan pernyataan setelah pembebasan sandera pada 25 Januari, menegaskan komitmen Amerika Serikat “untuk mendorong pembebasan semua sandera yang tersisa dan mengejar perdamaian di seluruh wilayah.”

“Hari ini dunia merayakan saat Presiden Trump berhasil mengamankan pembebasan empat sandera Israel lainnya yang, terlalu lama, ditahan secara paksa oleh Hamas dalam kondisi yang mengerikan,” bunyi pernyataan tersebut.

Andrew Thornebrooke dan The Associated Press berkontribusi pada laporan ini

Sumber : Theepochtimes.com 

FOKUS DUNIA

NEWS