Kecurangan Pemilu Korea Selatan dan Dugaan Campur Tangan Partai Komunis Tiongkok

EtIndonesia. Kasus pemakzulan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, kembali menjadi sorotan. Dalam sidang kedua, Yoon menyatakan bahwa alasan darurat militer adalah “kecurangan dalam pemilihan anggota parlemen”, sehingga pemilu yang melibatkan 410 anggota parlemen kembali menjadi perdebatan. Para ahli di Korea mengadakan seminar yang menyoroti bukti kecurangan serta dugaan campur tangan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Seiring meningkatnya penggunaan teknologi digital dalam pemilu, para pakar khawatir akan adanya intervensi dari pihak luar. Analisis menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok. diduga menggunakan teknologi untuk memengaruhi hasil pemilu.

Dugaan Bukti Keterlibatan Partai Komunis Tiongkok.

Pengacara Park Joo-hyun menyatakan bahwa saat pemilu parlemen tahun lalu, dia menemukan sinyal Huawei di dekat Komisi Pemilihan Umum Seoul.

Park Joo-hyun (Pengacara, Kantor Hukum Hwanggeum): “Saya mengunjungi Komisi Pemilihan dan memeriksa CCTV di sekitarnya. Ketika saya mengaktifkan Wi-Fi di ponsel, saya menemukan sinyal Huawei. Seberapa sering Anda melihat sinyal Huawei di Korea? Saya tidak pernah menemukannya, tetapi di dekat Komisi Pemilihan justru ada.”

Huawei dikenal sebagai perusahaan teknologi milik Pemerintah Tiongkok dan sering menjadi perhatian dalam isu keamanan global. Kemunculan sinyal ini menimbulkan dugaan adanya campur tangan Tiongkok dalam pemilu Korea.

Selain itu, penggunaan kode QR dalam pemilu juga menjadi sorotan.

Lee Je-bong (Profesor Pendidikan, Universitas Ulsan): “Menurut hukum, seharusnya menggunakan kode batang, tetapi yang digunakan adalah kode QR. Penganut totalitarianisme atau komunisme lebih menyukai kode QR, karena memungkinkan mereka melacak data pemilih. Mereka bisa mengetahui siapa yang memilih, siapa yang tidak, serta kecenderungan politik pemilih. Ini bisa menjadi alat kontrol masyarakat di masa depan.”

Kekhawatiran terhadap Pengaruh PKT di Politik Korea

Para ahli memperingatkan bahwa infiltrasi Tiongkok dalam politik Korea mungkin sudah sangat luas dan mendalam.

Park Joo-hyun juga mengungkapkan adanya hubungan erat antara Tiongkok dan tokoh politik Korea:

  • Yang Jeong-cheol, mantan kepala Institut Demokrasi, pernah mengunjungi sekolah partai Partai Komunis Tiongkok dan menandatangani nota kesepahaman.
  • Song Young-gil, anggota Partai Demokrat, juga pernah mengunjungi Tiongkok pada 2017.

Dugaan keterlibatan PKT ini semakin memperkuat kekhawatiran bahwa Korea Selatan tengah menghadapi ancaman besar terhadap demokrasi dan kedaulatannya.(yn)

Sumber: ntdtv

FOKUS DUNIA

NEWS