Lembaga Pendidikan Terbesar di Tiongkok Bangkrut, 200 Ribu Keluarga Terdampak, Kerugian Mencapai Miliaran Yuan

EtIndonesia. Baru-baru ini, lembaga pelatihan pendidikan anak terbesar di Tiongkok mengalami kebangkrutan, dan pemiliknya melarikan diri. Kejadian ini berdampak pada lebih dari 200 ribu keluarga di lebih dari 50 kota di seluruh negeri. Di Chongqing saja, lebih dari 2.000 siswa terdampak dengan jumlah kerugian mencapai 50 juta yuan. Para orangtua di seluruh negeri telah membentuk kelompok advokasi dan meminta pemerintah untuk campur tangan.

Menurut laporan berbagai media Tiongkok, lembaga pendidikan Tongcheng Tongmei (NASDAQ: TCTM), yang mengklaim telah melayani lebih dari 200 ribu keluarga dan merupakan lembaga pendidikan pemrograman anak pertama yang terdaftar di pasar saham AS, mengalami krisis keuangan dan tiba-tiba mengumumkan penutupan pada 13 Januari.

Salah satu orangtua dari Hangzhou yang sedang berusaha mencari keadilan mengatakan bahwa pada malam 13 Januari, semua karyawan diberitahu bahwa mereka diliburkan dan tidak akan menerima gaji lagi. Semua sistem perusahaan juga ditutup untuk mereka.

Di berbagai kota seperti Chengdu, Hefei, Guangzhou, dan Shenzhen, pusat-pusat pendidikan Tongcheng Tongmei juga ditutup, menyebabkan banyak orangtua mengalami kerugian besar. Salah satu orangtua di Wuhan menyebutkan bahwa hanya satu pusat di daerahnya saja telah menyebabkan kerugian ratusan juta yuan.

Di Chongqing, lebih dari 2.000 siswa terdampak dengan total kerugian mencapai 50 juta yuan. Orangtua di berbagai wilayah seperti Anhui, Zhengzhou, Chengdu, dan Nanjing juga melaporkan kasus serupa, dengan beberapa di antaranya telah membayar ratusan juta yuan untuk kelas yang kini tidak bisa diakses lagi.

Laporan menunjukkan bahwa sebelum bangkrut, Tongcheng Tongmei melakukan promosi besar-besaran, menawarkan diskon besar untuk menarik lebih banyak orangtua agar membayar di muka. Namun, setelah menerima pembayaran, perusahaan tiba-tiba menutup operasionalnya, dan pemiliknya menghilang.

Dokumen publik menunjukkan bahwa Tongcheng Tongmei sebelumnya dikenal sebagai Tarena Technology, yang didirikan pada tahun 2002. Pada Februari 2024, perusahaan ini mengalami restrukturisasi dan mengganti namanya menjadi Tongcheng Tongmei, menjadi perusahaan pemrograman anak yang terdaftar di pasar saham AS.

Sejak saat itu, banyak keluhan dari orangtua yang tidak mendapatkan pengembalian uang atau mengalami kesulitan dalam proses refund. Hingga November 2024, lebih dari 20 laporan keluhan telah muncul terkait lembaga pendidikan ini.

Laporan keuangan menunjukkan bahwa pada semester pertama 2024, mereka mengalami kerugian bersih sebesar 1,1 miliar yuan, meningkat 173% dibanding tahun sebelumnya. Aliran kas operasi mereka negatif sebesar 87,27 juta yuan, dibandingkan tahun sebelumnya yang masih positif 5,1 juta yuan.

Menurut analis, model bisnis perusahaan yang mengandalkan pembayaran di muka untuk membangun pusat baru menyebabkan tekanan keuangan yang tinggi, yang akhirnya menyebabkan kebangkrutan. Beberapa pakar hukum di Tiongkok juga menilai bahwa metode pembayaran yang diterapkan perusahaan ini berpotensi melanggar hukum.

Para orangtua yang terdampak kini mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan dan menyelidiki kasus ini. (yn)

Sumber: ntdtv

FOKUS DUNIA

NEWS