Makna Tahun Baru Imlek Ular Kayu Yin Secara Tradisional

Menjelaskan Asal-Usul dan Makna Perayaan yang Telah Ada Sejak Berdirinya Peradaban Tiongkok

Pada 29 Januari 2025, lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia akan merayakan Tahun Baru Imlek dengan kembang api, parade, dekorasi, serta pertemuan bersama keluarga dan teman. Tahun jia chen (甲辰), naga kayu yang, akan berganti dengan tahun yi si (乙巳), ular kayu yin.

Tradisi, kepercayaan, dan cerita rakyat yang berkaitan dengan Tahun Baru Imlek sangat beragam, mengingat perayaan kuno ini telah berlangsung hampir 5.000 tahun dan, sejak awal legendanya dikaitkan dengan berdirinya peradaban Tiongkok, telah menyebar ke berbagai bangsa di Asia.

Beberapa tradisi paling umum dalam perayaan Tahun Baru Imlek memiliki keterkaitan erat dengan keyakinan inti masyarakat Tionghoa. Misalnya, pembakaran tungku patung Dewa Dapur  untuk mengizinkan dewa tersebut—yang mengawasi rumah tangga dan mencatat kebajikan serta kesalahan setiap anggota keluarga—kembali ke surga dan melaporkan catatannya kepada Kaisar Giok.

Pada zaman dahulu, perayaan Tahun Baru berlangsung selama dua minggu, dengan berbagai ritual dan tradisi yang berbeda setiap harinya hingga mencapai Festival Lampion, yang diadakan pada tanggal 15 bulan pertama kalender lunar.

Tahun Baru Imlek dan Kalender Lunisolar Tradisional

Tahun Baru Imlek terkadang disebut sebagai “Tahun Baru Lunar.” Namun, sebenarnya, perayaan ini berakar pada kalender tradisional Tiongkok, sebuah sistem penanggalan yang menyeimbangkan siklus bulan dan matahari.

Orang Tionghoa kuno sangat menekankan keseimbangan yin dan yang. Saat menciptakan kalender tradisional, mereka mempertimbangkan baik fase bulan maupun orbit bumi mengelilingi matahari. Oleh karena itu, kalender Tiongkok bukanlah kalender lunar murni maupun kalender matahari murni, tetapi merupakan kalender lunisolar secara presisi dan ilmiah. Tahun Baru Imlek bertepatan dengan awal musim semi, menandai datangnya tahun baru.

Dengan sistem yang rumit mencakup hari dan bahkan bulan kabisat, kalender lunisolar Tionghoa tetap selaras dengan siklus bulan dan empat musim. Hari pertama setiap bulan bertepatan dengan bulan baru, sedangkan bulan purnama terjadi pada tanggal 15.

Selain itu, berdasarkan posisi matahari terhadap bumi dan perubahan iklim musiman, orang-orang kuno menciptakan 24 istilah matahari (jieqi, 節氣). Istilah-istilah ini memberikan pedoman mendalam dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk spiritualitas, pengelolaan masyarakat, kesehatan, dan pertanian, menjadikannya sistem penanggalan yang paling harmonis dan selaras dengan perubahan alam.

Sebagai bentuk penghormatan kepada Kaisar Kuning Xuanyuan (軒轅黃帝), pendiri legendaris peradaban Tiongkok, kalender lunisolar ini dikenal sebagai huang li (黃曆) — “Kalender Kaisar Kuning.” Karena masa pemerintahannya diyakini dimulai pada 2698 SM, maka tahun 2025 merupakan tahun 4723 dalam perhitungan kalender Tiongkok.

Namun, dalam praktiknya, masyarakat Tiongkok menghitung tahun berdasarkan nama era, yang ditetapkan oleh kaisar atau pemerintahan, seperti yang masih dilakukan di Jepang dan Taiwan hingga saat ini.

Siklus Enam Puluh Tahun, Lima Elemen, dan Zodiak Tiongkok

Sistem penting lainnya adalah siklus 60 tahun, yang merupakan kombinasi dari dua konsep utama dalam kosmologi dan peramalan Tiongkok, yaitu:

  1. Batang Langit (天干, Tiān gān)
  2. Cabang Bumi (地支, Dì zhī)

Terdapat 10 Batang Langit dan 12 Cabang Bumi, yang disusun dalam urutan tetap:

Batang Langit:
甲 (Jia), 乙 (Yi), 丙 (Bing), 丁 (Ding), 戊 (Wu), 己 (Ji), 庚 (Geng), 辛 (Xin), 壬 (Ren), 癸 (Gui)

Cabang Bumi:
子 (Zi), 丑 (Chou), 寅 (Yin), 卯 (Mao), 辰 (Chen), 巳 (Si), 午 (Wu), 未 (Wei), 申 (Shen), 酉 (You), 戌 (Xu), 亥 (Hai)

Batang Langit menentukan elemen dan sifatnya sebagai yin atau yang, yang merupakan konsep dasar dalam filsafat Taoisme yang membedakan langit dan bumi, laki-laki dan perempuan, bentuk dan tanpa bentuk.

Batang Langit juga terkadang digunakan sebagai sistem angka tradisional, mirip dengan angka Romawi di dunia Barat.

Dalam kosmologi Tiongkok, Lima Elemen terdiri dari:

  • Kayu (木, mù)
  • Api (火, huǒ)
  • Tanah (土, tǔ)
  • Logam (金, jīn)
  • Air (水, shuǐ)

Dua Batang Langit pertama (甲 dan 乙) termasuk dalam elemen Kayu, tetapi 甲 (Jia) dianggap Yang, sedangkan 乙 (Yi) bersifat Yin.

Sementara itu, 12 Cabang Bumi tidak hanya berhubungan dengan dua belas bulan lunar dan dua belas periode waktu dalam sehari, tetapi juga dengan hewan-hewan dalam zodiak Tiongkok.

Selain itu, meskipun hewan-hewan dalam zodiak Tiongkok bergeser di antara lima elemen, mereka selalu mempertahankan atribut yin atau yang masing-masing. Tahun 2024, yang merupakan tahun Naga Kayu, memiliki sifat Yang, karena semua tahun naga bersifat Yang. Sebaliknya, tahun Ular—yang juga disebut xiao long (小龙) atau “naga kecil”—selalu bersifat Yin.

Mengembalikan Makna yang Benar dari Kalender Tradisional dan Tahun Baru Imlek

Setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) merebut kekuasaan pada tahun 1949, mereka berupaya menghapus spiritualitas dan keyakinan yang telah berakar selama ribuan tahun dengan mengutuk budaya tradisional. 

PKT menghapus istilah kehormatan seperti “Kalender Kekaisaran” atau “Kalender Kaisar Kuning,” menggantinya dengan istilah “kalender lunar” dan kemudian hanya menyebutnya sebagai “kalender petani.” Ini bertujuan untuk mereduksi kalender tradisional menjadi sesuatu yang dianggap hanya relevan bagi masyarakat pedesaan atau pertanian.

Demikian pula, PKT menurunkan status Tahun Baru Imlek dengan menggantinya menjadi “Festival Musim Semi,” yang sekali lagi menghapus latar belakang spiritual perayaan ini dan hanya menjadikannya sebagai pengumuman datangnya musim baru.

Melalui perubahan istilah ini, PKT berupaya menghapus makna budaya dari tradisi Tahun Baru, seperti rasa syukur kepada para dewa, penghormatan kepada leluhur, dan penghargaan terhadap tradisi.

Padahal, kalender tradisional Tiongkok tidak hanya merupakan sistem perhitungan astronomi yang akurat, tetapi juga mencerminkan hubungan mendalam antara manusia dan alam. Di balik kalender ini—dan perayaan Tahun Baru Imlek—terdapat nilai-nilai seperti penghormatan kepada langit, kepercayaan pada yang ilahi, serta kepatuhan pada hukum langit.

Desainnya mencerminkan filosofi yin-yang dan lima elemen, serta mengabadikan siklus perubahan alam—sesuai dengan prinsip keselarasan antara manusia dan ilahi. (asr)

Sumber : www.visiontimes.com

FOKUS DUNIA

NEWS