Ribuan jurnalis independen mengajukan permohonan untuk mendapatkan tempat di samping media arus utama. “Audiens kami nyata, dan kami berbicara untuk rakyat,” kata salah satu dari mereka.
.
ETIndonesia. Lebih dari 7.400 orang, banyak di antaranya adalah jurnalis yang mewakili media independen dan berbagai outlet dari seluruh dunia, telah meminta akses ke briefing pers Gedung Putih setelah aturan diperlonggar, menurut seorang pejabat Gedung Putih dalam email kepada The Epoch Times pada 29 Januari.
Di antara mereka yang mengajukan kredensial, banyak yang mengumumkan pengajuan mereka di media sosial.
“Acara kami mengalahkan media korporasi setiap hari dalam jumlah penonton,” tulis komentator politik konservatif Benny Johnson pada 28 Januari di platform media sosial X. “Terima kasih kepada Gedung Putih karena mengakui kekuatan berita independen. Audiens kami nyata, dan kami berbicara untuk rakyat.”
Beberapa tokoh lain yang mengaku telah mengajukan permohonan termasuk analis konservatif Chester Tam, jurnalis investigatif James O’Keefe, dan reporter independen Alex Berenson.
“Sepertinya kalian ingin saya mengajukan pertanyaan kepada Gedung Putih,” tulis Berenson kepada pelanggan emailnya. Ia mengatakan bahwa ia mengajukan permohonan kredensial setelah mengadakan jajak pendapat dengan para pendukungnya sehari sebelumnya. “Dan dengan selisih 5 banding 1, kalian ingin saya ada di sana,” katanya.
Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengumumkan kebijakan akses media yang baru pada 28 Januari dalam konferensi pers pertamanya sejak Presiden Donald Trump menjabat.
“Prioritas Gedung Putih ini adalah menghormati Amandemen Pertama,” katanya. “Dan sebagai sekretaris pers termuda dalam sejarah berkat Presiden Trump, saya sangat bangga membuka ruangan ini untuk suara-suara media baru guna menyebarkan pesan presiden kepada sebanyak mungkin warga Amerika.”
Satu kursi yang sebelumnya digunakan oleh staf kini akan disediakan untuk media baru, yang mencakup podcaster, blogger, influencer media sosial, dan media yang kurang terwakili, menurut Leavitt.
Ia mengatakan bahwa jutaan warga Amerika Serikat tidak lagi bergantung pada sumber media tradisional dan mulai beralih ke gaya baru pembuat konten berita.
“Gedung Putih Trump akan berbicara kepada semua outlet media dan tokoh media, bukan hanya media arus utama yang duduk di ruangan ini,” kata Leavitt.
Ia mengundang jurnalis dari outlet yang tidak memiliki tempat tetap di pengarahan pers untuk mengajukan permohonan melalui situs web baru yang telah diluncurkan.
Ribuan orang menanggapi ajakan tersebut dan kini menunggu jawaban. Belum diketahui bagaimana permohonan tersebut akan diproses atau berapa banyak tokoh media baru yang akan disetujui permohonannya.
Langkah ini merupakan perubahan besar dibandingkan bagaimana pemerintahan sebelumnya menangani komposisi ruang pers.
“Ini langkah cerdas. Di masa lalu, presiden dari Partai Republik membiarkan outlet sayap kiri mendominasi ruang pengarahan, membuat pemerintahan mereka terus berada dalam posisi defensif,” tulis Christopher Rufo di X pada 28 Januari. “Sekarang, partai yang berkuasa memastikan bahwa ruang pengarahan lebih seimbang dan kompetitif.”
Trump telah menghadapi media sejak kampanye presidennya pada tahun 2016, mempopulerkan frasa “berita palsu” dan secara terbuka mengkritik jurnalis serta outlet media yang ia anggap meliput secara tidak adil.
Sumber : Theepochtimes.com