Bunker Nuklir Tempat Perlidungan Xi Jinping ? Media Inggris: Skalanya 10 Kali Lipat Pentagon


EtIndonesia. Pada 31 Januari, Financial Times melaporkan bahwa sekitar 30 km barat daya Beijing terdapat area konstruksi seluas sekitar 607 hektar dengan banyak lubang yang dalam. Para pakar militer memperkirakan bahwa lubang-lubang ini akan digunakan untuk membangun bunker besar yang diperkokoh, guna melindungi para pemimpin militer Tiongkok dalam kemungkinan konflik, termasuk perang nuklir.

Menurut analisis para ahli militer AS, bunker ini kemungkinan akan berfungsi sebagai pusat komando militer bawah tanah yang diperkokoh, terutama untuk melindungi kepemimpinan militer Tiongkok selama perang nuklir. Proyek konstruksi utama diperkirakan dimulai pada pertengahan tahun 2024.

Tiga sumber yang mengetahui proyek ini mengungkapkan bahwa beberapa analis intelijen telah menamai proyek ini sebagai “Beijing Military City” (Kota Militer Beijing).

Pengamatan Langsung dan Reaksi Publik

Menurut laporan tersebut, area konstruksi ini sangat sibuk pada awal Januari. Meskipun tidak ada personel atau peralatan militer yang terlihat jelas, terdapat beberapa tanda yang melarang penggunaan drone atau pemotretan di lokasi. Saat seorang jurnalis mendekati lokasi, penjaga keamanan di gerbang dengan tegas menyatakan: “Dilarang masuk,” dan menolak berkomentar tentang proyek ini. Seorang pemilik toko di dekat lokasi menyebutnya sebagai “zona militer.”

Di media sosial Tiongkok, warga mulai berspekulasi tentang alasan perataan bangunan di daerah Qinglonghu. Seorang pengguna Baidu bertanya,: “Apakah mereka sedang membangun Pentagon versi Tiongkok di Qinglonghu?”

Beberapa pejabat intelijen AS, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun, mengatakan kepada Financial Times bahwa komunitas intelijen AS sedang memantau proyek ini dengan cermat.

Menurut intelijen AS, Presiden Tiongkok Xi Jinping telah memerintahkan militer Tiongkok untuk mengembangkan kemampuan merebut Taiwan pada tahun 2027, yang juga merupakan peringatan 100 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Bunker Nuklir dan Perlindungan Kepemimpinan Tertinggi Tiongkok

Dennis Wilder, mantan kepala analis Tiongkok di CIA, menyatakan bahwa jika proyek ini dikonfirmasi, pembangunan pusat komando bawah tanah ini mengindikasikan ambisi Beijing untuk tidak hanya membangun kekuatan militer konvensional kelas dunia, tetapi juga memperkuat kemampuan mereka dalam perang nuklir.

Seorang mantan pejabat intelijen AS lainnya menambahkan bahwa Tiongkok mungkin melihat fasilitas baru ini sebagai upaya untuk meningkatkan pertahanan terhadap serangan nuklir AS, termasuk senjata bunker buster (senjata penghancur bunker) dan rudal nuklir presisi tinggi. Selain itu, fasilitas ini kemungkinan akan dilengkapi dengan sistem komunikasi yang lebih canggih dan aman, serta memungkinkan militer Tiongkok untuk memperluas operasi mereka.

Skala Pusat Komando: 10 Kali Lipat Pentagon

Seorang peneliti Tiongkok yang menganalisis citra satelit menyatakan bahwa proyek ini memiliki semua karakteristik fasilitas militer sensitif, termasuk struktur beton bertulang berkekuatan tinggi dan terowongan bawah tanah yang sangat dalam. Skalanya hampir 10 kali lebih besar dari Pentagon AS.

Dua sumber yang memiliki hubungan dekat dengan Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa militer Tiongkok tampaknya sedang membangun pusat komando militer baru.

Namun, beberapa ahli tetap skeptis. Mereka menilai bahwa meskipun area ini sangat besar, kondisi geologisnya mungkin tidak cocok untuk bunker bawah tanah skala besar.

Xu Yanqi, seorang peneliti dari Strategic and Wargaming Research Association, menuturkan bahwa luas area ini jauh lebih besar daripada pangkalan militer atau akademi militer biasa, sehingga dapat diasumsikan bahwa lokasi ini lebih mungkin digunakan untuk keperluan administrasi atau pusat pelatihan besar.

Renny Babiarz, mantan analis pencitraan di National Geospatial-Intelligence Agency (Badan Intelijen Geospasial AS), mengatakan bahwa gambar satelit menunjukkan setidaknya ada 100 derek konstruksi besar yang digunakan untuk membangun infrastruktur bawah tanah. Ia memperkirakan bahwa jaringan bawah tanah ini akan memiliki terowongan yang saling terhubung.

Seorang mantan pejabat intelijen senior AS menyebutkan bahwa meskipun markas PLA di pusat Beijing tergolong modern, fasilitas tersebut tidak dirancang untuk menjadi pusat komando perang yang aman.

Pejabat ini juga menyatakan bahwa saat ini, pusat komando utama PLA yang aman terletak di Pegunungan Xishan, barat laut Beijing. Fasilitas ini dibangun pada puncak Perang Dingin, tetapi dengan skala dan struktur sebagian bawah tanah dari proyek baru ini, diperkirakan Beijing Military City akan menggantikan fasilitas di Xishan sebagai pusat komando utama dalam keadaan perang.

3 Rute rahasia penyelamatan Xi Jinping?

Media asing telah lama berspekulasi apakah bunker Xi Jinping akan mampu bertahan dari serangan presisi tinggi AS jika konflik dengan Taiwan pecah.

Menurut laporan, Xi Jinping memiliki fasilitas perlindungan yang disebut sebagai “bunker Xi Jinping”, yang diklaim sebagai pusat komando bawah tanah terdalam di dunia.

Pada 7 Januari 2018, South China Morning Post (SCMP) melaporkan bahwa sebuah penelitian geologi yang didanai Pemerintah Tiongkok menemukan bahwa bunker nuklir utama untuk para pemimpin tertinggi Tiongkok terletak lebih dari 2 km di bawah tanah, tersembunyi di dalam gua batu kapur di Pegunungan Xishan, 20 km barat laut dari kompleks kepemimpinan Zhongnanhai, Beijing.

Fasilitas ini dilaporkan memiliki pasokan air yang cukup untuk jutaan orang dalam keadaan darurat.

Pusat komando di Xishan adalah markas Komisi Militer Pusat Tiongkok, tetapi sejak lama, Tiongkok telah membangun infrastruktur pertahanan nuklir yang lebih luas. Baru-baru ini, Tiongkok dilaporkan membangun fasilitas militer canggih di Pegunungan Qinling, khususnya untuk menyebarkan pasukan strategis rudal balistik.

Jika perang pecah, Xi Jinping dan pejabat tinggi Tiongkok akan dipindahkan ke Pusat Operasi Gabungan di barat laut Beijing.

Pusat ini bertanggung jawab untuk mengawasi operasi militer di lima komando wilayah PLA dan memberikan perintah perang langsung. Bunker nuklir merupakan bagian dari Pusat Operasi Gabungan, yang diduga merupakan “kota kecil bawah tanah” yang terdiri dari beberapa gua batu kapur.

Terowongan Rahasia Bawah Tanah dari Tiananmen ke Xishan

Jiang Feng, seorang jurnalis independen, mengungkapkan bahwa jalur kereta bawah tanah pertama Beijing, Jalur 1, awalnya dibangun untuk kepentingan militer.

Jalur ini membentang dari Stasiun Beijing, melewati Balai Agung Rakyat di Tiananmen, menuju Kementerian Pertahanan, lalu ke Xishan, hingga akhirnya terhubung dengan bunker bawah tanah besar.

Menurutnya, Jalur 1 dibangun murni untuk keperluan militer. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS