ETIndonesia. Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, yang juga merupakan pendiri hedge fund High-Flyer (幻方量化), baru-baru ini meluncurkan produk AI yang diklaim memiliki biaya produksi sangat rendah namun sebanding dengan OpenAI o1. Akibatnya, saham perusahaan teknologi AS, terutama Nvidia, mengalami tekanan besar.
Beberapa tokoh keuangan Wall Street mempertanyakan apakah DeepSeek sengaja menyebarkan informasi ini untuk melakukan short selling terhadap Nvidia dan mendapatkan keuntungan besar. Jika tuduhan ini terbukti benar, maka tindakan tersebut termasuk kejahatan keuangan.
Peluncuran AI DeepSeek Mengguncang Pasar Saham AS
DeepSeek baru saja meluncurkan dua model AI besar yang diklaim memiliki biaya pengembangan hanya sepertiga puluh dari biaya umum, tetapi memiliki kinerja sebanding dengan OpenAI o1.
Klaim ini menimbulkan pertanyaan global tentang apakah investasi besar dalam AI oleh raksasa teknologi masih diperlukan. Akibatnya, saham teknologi AS mengalami penurunan tajam.
Pada Selasa, 28 Januari 2025, saham Nvidia anjlok hampir 17%, dengan kapitalisasi pasar yang menyusut sekitar US$600 miliar dalam sehari. Beberapa perusahaan teknologi lainnya juga mengalami penurunan besar, menyebabkan Nasdaq kehilangan sekitar US$1 triliun dalam sehari.
Setelahnya, muncul rumor bahwa DeepSeek menggunakan strategi short selling yang sah terhadap saham Nvidia dan perusahaan lain, meraup keuntungan besar dari kejatuhan harga saham. Meskipun pada 29 Januari, saham Nvidia pulih dan naik hampir 9%, dampak dari kejadian ini terhadap industri teknologi AS masih terasa.
Wall Street Pertanyakan Motif DeepSeek
Miliarder dan pendiri hedge fund Bill Ackman, pada 28 Januari, menulis di platform X: “Seberapa besar kemungkinan bahwa afiliasi hedge fund DeepSeek AI menghasilkan keuntungan besar dari opsi jual jangka pendek terhadap Nvidia dan perusahaan listrik lainnya kemarin? Dengan cara ini, mereka bisa meraup uang dalam jumlah besar.”
Tak lama kemudian, ia menambahkan: “Semua ini bisa sepenuhnya legal, kecuali jika mereka memalsukan biaya pengembangan.”
Ackman juga menegaskan bahwa perusahaan Tiongkok yang berdagang di pasar AS harus mematuhi hukum AS. Jika mereka terbukti menyebarkan informasi palsu untuk memanipulasi pasar saham, maka itu adalah kejahatan keuangan dan harus diselidiki oleh otoritas AS.
Profil Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng
Menurut data publik, Liang Wenfeng lahir di Zhanjiang, Guangdong, dan merupakan lulusan Universitas Zhejiang. Pada tahun 2015, ia mendirikan hedge fund High-Flyer, yang menggunakan AI dalam investasi. Perusahaan ini berkembang pesat dan pada tahun 2019 telah mengumpulkan dana lebih dari RMB.100 miliar (sekitar $14 miliar USD).
Pada Desember 2023, ia mendirikan DeepSeek dan mengklaim ingin mengembangkan AI dengan kecerdasan setara manusia.
Setahun kemudian, DeepSeek meluncurkan model bahasa AI pertama mereka dengan kecepatan pengembangan yang mencengangkan dan biaya produksi yang sangat rendah, membuat Wall Street curiga.
Menurut laporan BBC bahasa Mandarin pada 29 Januari 2025, Liang Wenfeng adalah satu-satunya pemimpin AI yang diundang ke pertemuan dengan Perdana Menteri PKT , Li Qiang. Dalam pertemuan itu, para pengusaha diminta memfokuskan upaya mereka pada penguasaan teknologi inti.
Laporan ini juga mengungkap bahwa Liang menggunakan keuntungan dari hedge fund High-Flyer untuk membayar gaji tinggi bagi talenta AI terbaik, serta mempertanyakan apakah DeepSeek mendapat subsidi pemerintah dan apakah laporan biaya pengembangannya benar adanya.
Apakah DeepSeek Terlibat Manipulasi Pasar?
Setelah peluncuran AI DeepSeek yang menyebabkan saham utama teknologi AS jatuh, banyak pihak mulai meragukan keabsahan model AI yang mereka umumkan.
Gene Munster, seorang analis senior, mengungkapkan keraguannya terhadap keuangan DeepSeek. Ia bertanya-tanya apakah DeepSeek menerima dukungan keuangan dari pemerintah PKT dan apakah angka biaya pengembangannya benar.
“Saya masih berpikir ada sesuatu yang disembunyikan di balik semua ini,” kata Munster kepada BBC bahasa mandarin. (hui)
Sumber : NTDTV.com