EtIndonesia. Gambar Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, yang sedang berbincang akrab dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman bin Abdulaziz bin Abdul rahman al-Saud, di dalam tenda yang didirikan di padang rumput AlUla, menjadi sorotan di media sosial.
Menurut laporan pada 29 Januari waktu setempat, meskipun foto tersebut diambil tiga hari sebelumnya, beberapa orang baru menyadari bahwa Meloni, yang berusia 47 tahun, tidak mengenakan kerudung, membiarkan rambut pirangnya terlihat sepenuhnya.
Meskipun tidak mengenakan kerudung, Meloni tetap disambut dengan penuh kehangatan oleh Putra Mahkota. Bahkan, dia secara aktif mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Meloni. Bukan hanya Putra Mahkota, para pejabat tinggi Saudi lainnya juga melakukan hal yang sama, tanpa memberikan perlakuan berbeda hanya karena Meloni adalah seorang wanita yang tidak mengenakan kerudung.
Bagi sebagian orang, kejadian ini mungkin bukan sesuatu yang luar biasa. Namun, jika dibandingkan dengan perlakuan yang diterima Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, saat kunjungannya ke Damaskus, Suriah, baru-baru ini, hal ini menjadi kontras yang mencolok.
Saat bertemu dengan pemimpin de facto Suriah, Ahmad Shala (sebelumnya dikenal sebagai Abu Muhammad al-Julani), Baerbock mengalami perlakuan dingin. Shala menolak berjabat tangan dengannya dan bahkan tampak enggan untuk menatapnya.
Bahkan, stasiun televisi yang dikelola oposisi Suriah saat menayangkan pertemuan tersebut, memilih untuk memburamkan tampilan Baerbock di layar.
Baerbock sendiri mengaku tidak mempermasalahkan perlakuan tersebut. Namun, banyak perempuan di Suriah yang justru merasa khawatir. Setelah puluhan tahun dapat berpakaian bebas, mereka khawatir akan dipaksa mengenakan kerudung di masa depan.
Peraturan tentang Kerudung di Arab Saudi
Arab Saudi masih memiliki aturan ketat bagi perempuan lokal, yang mewajibkan mereka mengenakan kerudung saat keluar rumah. Namun, sejak 2019, pemerintah Saudi telah melonggarkan aturan bagi perempuan asing. Mereka tidak diwajibkan mengenakan kerudung atau jubah panjang (abaya) saat berkunjung, melainkan cukup menghormati budaya setempat, seperti mengenakan pakaian berlengan panjang.
Meskipun demikian, banyak perempuan asing yang tetap memilih mengenakan kerudung atau abaya saat berkunjung ke Saudi, baik sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal maupun untuk menghindari perhatian yang tidak diinginkan.
Reaksi dan Makna Diplomatik
Beberapa komentar menyoroti bahwa Meloni tampil dalam balutan busana bisnis yang umum digunakan dalam pertemuan formal. Hal ini mungkin bukan sesuatu yang mengejutkan, tetapi bisa dianggap sebagai indikasi bahwa Saudi semakin fleksibel dalam memperlakukan perempuan, sejalan dengan reformasi yang digalakkan oleh Putra Mahkota.
Meski kebijakan Mohammad bin Salman masih menuai kritik dari negara-negara Barat seperti AS dan Inggris, dia tampaknya benar-benar ingin membawa Arab Saudi menuju modernisasi di berbagai aspek, termasuk dalam hal berpakaian.
Namun, tidak semua orang setuju dengan keputusan Meloni untuk tidak mengenakan kerudung. Beberapa pihak mengkritiknya karena dianggap tidak mengikuti adat setempat.
Dikabarkan bahwa sebelum tiba di Arab Saudi, Meloni sudah memutuskan untuk tidak mengenakan kerudung, dan pihak Saudi pun menerima keputusannya tersebut.
Agenda Pertemuan Italia-Saudi
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh kantor Perdana Menteri Italia, disebutkan bahwa selama pertemuan, Meloni dan Mohammad bin Salman membahas berbagai isu penting, termasuk:
– Perdamaian yang adil dan abadi bagi Ukraina
– Penguatan gencatan senjata di Gaza
– Upaya rekonstruksi Suriah
– Bantuan bagi Lebanon.
Selain itu, Italia dan Arab Saudi juga menandatangani perjanjian kerja sama industri senilai sekitar 10 miliar dolar AS, sebagai bagian dari upaya memperkuat kemitraan strategis kedua negara.(jhn/yn)