ETIndonesia. Menjelang Tahun Baru Imlek, beberapa provinsi di Tiongkok mengalami wabah flu burung yang parah. Namun, pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT) menyembunyikan informasi ini dari publik. Para ahli khawatir bahwa flu burung berpotensi menyebar ke manusia.
Seorang peternak dan blogger Tiongkok bernama “E-E” melaporkan pada 26 Januari bahwa wabah flu burung telah menginfeksi bebek pedaging di Shandong, Henan, dan Hebei, serta sebagian besar induk angsa.
Seorang peternak dari Henan juga mengonfirmasi bahwa angsa di Puyang, Henan, telah terinfeksi flu burung.
Seorang peternak wanita dari Jiangsu yang dikenal sebagai “Xiao Mian’ao” juga memperingatkan bahwa wabah flu burung telah terjadi di banyak peternakan di Shandong, Anhui, Hebei, dan wilayah Timur Laut Tiongkok.
Di sebuah peternakan ayam di Yinan, Shandong, banyak ayam dan bebek telah terinfeksi flu burung dan mati.
Pada 29 Januari, seorang peternak di Shandong menyatakan bahwa wabah flu burung kali ini telah membuat banyak peternak mengalami kerugian besar.
Namun demikian, pemerintah Tiongkok sepenuhnya menutupi dan tidak melaporkan situasi ini.
Lin Xiaoxu, mantan kepala laboratorium virologi di Institut Penelitian Angkatan Darat AS, menjelaskan: “Saat ini, ada beberapa jenis virus flu burung yang menyebar di Tiongkok, termasuk H5N1, H5N6, H7N9, dan H9N2. Di antara mereka, H9N2 dan H5N6 telah menjadi umum di unggas di Tiongkok, dengan kasus infeksi pada manusia yang terjadi dari waktu ke waktu. Yang aneh adalah bahwa Shanghai telah melarang perdagangan unggas hidup, yang menunjukkan bahwa otoritas kesehatan masyarakat di sana menyadari potensi penyebaran flu burung ke manusia.”
Pemerintah Shanghai sebelumnya mengumumkan bahwa mulai 1 Januari 2025 hingga 31 Desember 2027, perdagangan unggas hidup di seluruh kota akan dihentikan.
Lin Xiaoxu juga menambahkan: “Seharusnya, perdagangan unggas hidup di Guangzhou dan Wuhan lebih umum daripada di Shanghai. Jadi, bagaimana sebenarnya situasi flu burung di berbagai daerah di Tiongkok? Selain itu, berbagai jenis virus flu burung di Tiongkok juga mengalami rekombinasi. Seberapa menular virus ini terhadap manusia? Ini adalah hal yang sangat mengkhawatirkan.”
Menurut laporan pusat pengujian virus di Tiongkok pada Desember tahun lalu, subtipe flu burung H5N1, H5N2, H5N6, dan H5N8 telah menyebar luas di populasi bebek. Bebek yang sakit atau membawa virus, serta unggas lainnya, menjadi sumber utama penularan.
“Flu burung memiliki tingkat mutasi yang sangat tinggi. Jika kita melihat urutan genetik virus, pada manusia hanya ada satu segmen gen yang cocok, sedangkan pada unggas bisa mencapai lima segmen. Sementara itu, pada hewan darat seperti babi, ada tiga segmen yang cocok. Dengan kata lain, di peternakan ayam dan peternakan lainnya, kemungkinan variasi genetik sangat besar, dan virus dapat berpindah bolak-balik antara manusia dan hewan. Oleh karena itu, bagi mereka yang bekerja di industri peternakan, sangat penting untuk mengambil tindakan perlindungan yang memadai,” demikian Dokter dari Rumah Sakit Kota Taipei, Jiang Guanyu. (Hui)