EtIndonesia. Kisah ini terjadi hampir 20 tahun lalu, pada suatu malam di musim panas. Seorang bocah laki-laki bersama dua temannya diam-diam keluar rumah di tengah malam. Mereka menikmati kebebasan berjalan-jalan di sekitar lingkungan.
Saat mereka berbelok di salah satu sudut jalan, bocah itu tiba-tiba menyadari sesuatu yang aneh di langit—sebuah kapal udara hitam raksasa melayang di atas mereka. Bentuknya mirip dengan kapal udara Hindenburg Jerman, tetapi ukurannya jauh lebih besar dan terlalu dekat dengan permukaan tanah. Yang lebih mengejutkan, benda itu tidak mengeluarkan suara apa pun, menciptakan keheningan total di udara.
Bocah itu bersikeras bahwa tidak ada unsur berlebihan dalam ceritanya—kapal udara tersebut setidaknya sebesar empat hingga lima lapangan sepak bola. Ketiga anak itu terpaku di tempat, bertanya satu sama lain apakah mereka benar-benar melihat hal yang sama. Jawabannya selalu “iya”.
Mereka berdiri diam, menatap ke atas dengan mata terbelalak, menyaksikan kapal udara hitam yang begitu besar mengambang tanpa suara. Permukaannya tampak hitam mengkilap, seperti telah dipoles, tanpa lampu atau tanda-tanda kehidupan. Benda itu hanya diam di sana, tidak bergerak, tidak bersuara.
Fenomena Aneh: “Lompatan Waktu” dan Kemunculan Objek Baru
Tiba-tiba, sesuatu yang tidak dapat dijelaskan terjadi—mereka merasa ada “lompatan waktu”. Dalam sekejap mata, pemandangan di depan mereka berubah.
Kapal udara raksasa itu menghilang tanpa jejak, dan sebagai gantinya, muncul sebuah objek berbentuk kecil menyerupai barbel, berwarna putih dan bercahaya. Objek itu melayang perlahan turun ke tanah, meninggalkan jejak asap tipis.
Saat itulah, dua truk hitam misterius muncul di jalan. Truk-truk ini tampak sangat baru, modelnya mirip Ford F-150 atau Chevrolet S10, tetapi jauh lebih modern daripada yang mereka kenal. Di bagian belakangnya terdapat transmisi berwarna perak.
Truk-truk itu melaju dengan cepat, jauh melebihi batas kecepatan di area perumahan. Mereka memperkirakan kecepatan truk itu setidaknya mencapai 110 km/jam.
Setelah kejadian aneh itu, mereka bertiga kembali ke rumah. Bocah laki-laki itu pergi ke rumah salah satu temannya untuk tidur, dan saat itu sudah sekitar pukul 5 hingga 6 pagi.
Mereka awalnya berniat memberi tahu ayahnya, yang bekerja di kantor pemerintahan kota. Namun, anehnya, mereka tidak pernah melakukannya.
Tanpa ada diskusi atau kesepakatan sebelumnya, mereka bertiga secara naluriah memilih untuk tidak pernah menceritakan kejadian tersebut. Seolah-olah ada kekuatan tak terlihat yang mencegah mereka mengungkapkannya.
Seiring waktu, hubungan mereka semakin menjauh. Meski sempat berkomunikasi kembali melalui media sosial, mereka merasa ada batasan tak terlihat yang membuat mereka enggan membahas masa lalu.
Kini, ketika bocah itu (yang kini sudah dewasa) mengenang kembali kejadian tersebut, dia merasa bahwa mereka pasti bukan satu-satunya yang melihat benda tak dikenal itu.
Bagaimanapun, mereka berada di pinggiran kota besar dengan populasi padat. Malam musim panas yang hangat, sebuah benda raksasa melayang di atas ratusan rumah, namun tidak ada laporan di berita, surat kabar, atau televisi.
Tidak ada satu orang pun yang membicarakannya.
Hingga bertahun-tahun kemudian, satu-satunya cara baginya untuk mengungkapkan apa yang dia alami adalah melalui sebuah forum daring, tempat dia akhirnya menuangkan semua unek-uneknya yang telah dia pendam selama ini. (jhn/yn)