Pertikaian Politik di Lithuania: Masa Depan Koalisi Pemerintah Penuh Ketidakpastian

EtIndonesia. Ketua partai “Nemunas Dawn” Lithuania, Remigijus Žemaitaitis, yang bergabung dengan koalisi pemerintah sejak November tahun lalu, terus menjadi pusat kontroversi. Baru-baru ini, pernyataannya yang menyebut Ukraina sebagai negara yang korup memicu kecaman dari berbagai pihak, menyebabkan ketegangan di dalam koalisi. Presiden Lithuania, Gitanas Nausėda, menyatakan bahwa masa depan koalisi pemerintah kini penuh dengan ketidakpastian.

Pada awal Januari, Dewan Pertahanan Lithuania memutuskan untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga 5,5% dari PDB dalam lima tahun ke depan. Namun, Žemaitaitis mempertanyakan apakah keputusan tersebut masuk akal.

Juru bicara Parlemen Lithuania sekaligus ketua partai koalisi Democratic Union “For Lithuania”, Saulius Skvernelis, menanggapi dengan menyarankan: “Siapa pun yang meragukan hal ini sebaiknya pergi ke Ukraina dan melihat langsung situasinya.”

Sebagai tanggapan, Žemaitaitis melalui media menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki alasan untuk pergi ke Ukraina. Dia bahkan menyindir bahwa hanya mereka yang ingin “melakukan suap, korupsi, menjual senjata, dan menggadaikan kemampuan negara” yang akan pergi ke sana.

Lithuania selama ini mendukung penuh kemenangan Ukraina melawan Rusia—sebuah kebijakan yang dipegang teguh oleh semua partai tanpa pengecualian. Pernyataan Žemaitaitis yang menyebut Ukraina sebagai negara korup langsung menuai kritik dari mitra koalisi serta Presiden Gitanas Nausėda.

Dalam wawancara dengan media Verslo Žinios pada 31 Januari, Nausėda mengatakan: “Jika Tuan Žemaitaitis terus mempermalukan dirinya sendiri, bahkan seluruh negeri, di hadapan mitra internasional dan Ukraina, saya tidak melihat masa depan bagi koalisi ini. Saya pikir perubahan akan segera terjadi, karena semua orang akan menyadari bahwa ini tak bisa dihindari.”

Nausėda juga menyinggung bahwa Žemaitaitis memiliki kecenderungan pro-Rusia, dengan menyamakannya dengan Eduardas Vaitkus, seorang mantan kandidat presiden pro-Rusia.

Dinamika di Dalam Koalisi Pemerintah

Koalisi pemerintahan saat ini terdiri dari tiga partai utama:

  1. Partai Sosial Demokrat Lithuania (Lithuanian Social Democratic Party)
  2. Democratic Union “For Lithuania”
  3. Nemunas Dawn

Perdana Menteri Lithuania sekaligus Ketua Partai Sosial Demokrat, Gintautas Paluckas, berpendapat bahwa Žemaitaitis hanya mencoba mengisi kekosongan informasi, mengingat kurangnya transparansi mengenai sumber dana anggaran pertahanan. Menurutnya, fokus seharusnya bukan pada komentar Žemaitaitis, tetapi pada kebijakan konkret yang diambil pemerintah terkait anggaran pertahanan.

Namun, pemimpin koalisi lainnya, Saulius Skvernelis, memiliki pandangan berbeda. Dalam wawancara dengan LRT (Lithuanian National Radio and Television), dia menilai bahwa pernyataan Žemaitaitis merupakan bentuk fitnah yang disengaja terhadap negara, serta mencerminkan sikap partai “Nemunas Dawn” secara keseluruhan, bukan hanya pandangan pribadi Žemaitaitis.

Skvernelis pun sependapat dengan Presiden Nausėda bahwa koalisi pemerintahan tidak akan bisa terus berjalan selama Žemaitaitis dan partainya tetap berada di dalamnya. Dia menyatakan bahwa partainya tengah mempertimbangkan perubahan besar dan akan membahasnya dalam kongres partai pada bulan Maret—termasuk kemungkinan keluar dari koalisi pemerintah.

Dengan meningkatnya tekanan dari Presiden, mitra koalisi, dan opini publik, masa depan koalisi pemerintahan Lithuania menjadi tidak menentu. Jika partai Democratic Union “For Lithuania” benar-benar keluar dari koalisi, maka pemerintahan Lithuania dapat mengalami krisis politik, yang berpotensi mengarah pada pembentukan pemerintahan baru atau bahkan pemilu dini. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS