ETIndonesia. Pada 31 Januari 2025, jaksa Amerika Serikat mendakwa seorang mantan penasihat Federal Reserve (The Fed), yang diduga telah membocorkan informasi rahasia tentang The Fed dan komite pembuat kebijakan suku bunga kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT) dari tahun 2010 hingga 2021, sambil berpura-pura menjadi dosen di sebuah universitas di Tiongkok.
Menurut Departemen Kehakiman AS, pria berusia 63 tahun bernama John Harold Rogers membocorkan data yang memungkinkan PKT memanipulasi pasar AS. “Mengetahui kebijakan ekonomi AS sebelumnya, termasuk perubahan tingkat suku bunga Federal, memberi PKT keuntungan dalam perdagangan obligasi atau sekuritas AS.”
Berdasarkan dakwaan pada 31 Januari, Rogers tidak hanya membocorkan informasi rahasia dari Federal Reserve dan komite suku bunga, tetapi juga mengajar secara palsu di sebuah universitas di Tiongkok.
Menurut laporan AFP yang dikutip oleh CNA, Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa “informasi rahasia yang diduga dibagikan Rogers dengan kaki tangan PKT memiliki nilai ekonomi yang signifikan tanpa diketahui pihak lain.” Kaki tangan PKT ini bekerja untuk badan intelijen Tiongkok, menyamar sebagai mahasiswa pascasarjana dari sebuah universitas di Republik Rakyat Tiongkok.
Sejak 2018, Rogers “diduga menggunakan posisinya di Federal Reserve untuk mengakses informasi rahasia ekonomi yang bersifat perdagangan,” termasuk kebijakan tarif terhadap Tiongkok.
Departemen Kehakiman AS menjelaskan, “Dia melanggar kebijakan Federal Reserve dengan mengirimkan informasi secara elektronik ke akun email pribadinya atau mencetaknya sebelum bepergian ke Tiongkok untuk dipersiapkan dalam pertemuan dengan kaki tangan PKT.”
Setibanya di Tiongkok, Rogers menyerahkan informasi dalam pertemuan rahasia di kamar hotelnya. Sementara itu, ia berpura-pura mengajar di Universitas Shandong dan menerima bayaran sekitar 450.000 dolar AS.
Selain itu, para kaki tangan PKT juga memberikan Rogers hadiah, membelikan tiket pesawat ke Tiongkok, menanggung biaya akomodasi dan makanan selama di sana, bahkan membiayai liburan pantai untuknya.
Pada tahun 2020, ketika diperiksa oleh inspektur Federal Reserve, Rogers “berbohong tentang akses dan pengiriman informasi sensitif, serta hubungannya dengan kaki tangan PKT,” menurut Departemen Kehakiman.
Jika terbukti bersalah atas konspirasi mata-mata ekonomi dan memberikan pernyataan palsu, Rogers menghadapi hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda 5 juta dolar AS untuk dakwaan pertama, serta 5 tahun penjara untuk dakwaan kedua. (Hui)
Sumber : NTDTV.com