EtIndonesia. Aktris terkenal Barbie Hsu meninggal dunia di Jepang akibat komplikasi pneumonia setelah terinfeksi flu. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran publik mengenai seberapa parah wabah flu di Jepang. Menurut laporan media Jepang, jumlah kasus flu yang terkonfirmasi musim ini telah melebihi 9,5 juta, meskipun saat ini puncak wabah telah berlalu dan jumlah kasus baru mulai menurun.
Namun, dokter di Jepang mengungkap bahwa terjadi “fenomena tidak lazim”, di mana jumlah pasien dengan kondisi berat meningkat secara signifikan, menyebabkan unit perawatan intensif (ICU) penuh sesak. Selain itu, para dokter juga memperingatkan bahwa di masa mendatang, flu tipe B bisa menggantikan flu tipe A sebagai jenis flu yang lebih dominan di Jepang.
Lebih dari 9,5 Juta Orang Terinfeksi Flu, Puncak Kasus Terjadi pada Akhir 2024
Menurut laporan dari NHK, MBC South Japan Broadcasting, dan Kyodo News, sejak 2 September 2024 hingga sekarang, jumlah total kasus flu di Jepang telah mencapai lebih dari 9,52 juta kasus. Pada minggu terakhir tahun lalu, jumlah kasus baru mencapai 317.812, angka tertinggi sejak data mulai dikumpulkan pada tahun 1999.
Di antara sekitar 5.000 fasilitas medis yang ditunjuk di seluruh Jepang, rata-rata 64,39 pasien baru dilaporkan per rumah sakit, dua kali lipat dari ambang batas peringatan yaitu 30 pasien.
Namun, menurut Institut Nasional Penyakit Menular Jepang, per 26 Januari 2025, jumlah rata-rata pasien yang dilaporkan oleh rumah sakit telah turun menjadi 11,6 pasien per fasilitas medis. Pada minggu itu, jumlah kasus baru turun menjadi 54.594, menandakan penurunan drastis dari puncaknya di akhir tahun lalu.
Fenomena Tidak Lazim di Rumah Sakit Kagoshima: Lonjakan Pasien dengan Kondisi Berat
Di Rumah Sakit Universitas Kagoshima, Kepala Unit Gawat Darurat dan Perawatan Intensif, dr. Takihana Yasuyuki, mengungkapkan bahwa pada akhir Januari, terjadi lonjakan jumlah pasien flu dengan kondisi berat. Dia menyebut bahwa situasi ini bahkan lebih buruk dibandingkan dengan puncak wabah flu pada tahun-tahun sebelumnya.
Dr. Takihana menyatakan bahwa rumah sakitnya memiliki 14 tempat tidur ICU untuk pasien dalam kondisi kritis, tetapi tahun ini semuanya terisi penuh, bahkan terjadi kekurangan tempat tidur ICU pada beberapa kesempatan.
Sebagai perbandingan, pada musim flu sebelumnya, rumah sakit ini menangani 25 pasien yang mengalami komplikasi pneumonia atau komplikasi serius lainnya akibat flu. Namun, pada musim ini, jumlah pasien dengan kondisi tersebut melonjak menjadi 72 orang.
Pasien Kondisi Berat: Paru-paru Hampir Tidak Berfungsi Saat Tiba di Rumah Sakit
Dr. Takihana juga mengisahkan kasus seorang wanita berusia 50-an, yang awalnya tidak memiliki riwayat penyakit serius. Pada pertengahan Januari, wanita ini mengalami demam dan memilih untuk beristirahat di rumah.
Namun, dalam waktu singkat, kondisi kesehatannya memburuk drastis hingga mengalami pneumonia berat. Saat dilarikan ke rumah sakit, fungsi paru-parunya hampir sepenuhnya hilang, sehingga harus segera dipasang ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation) untuk mendukung pernapasannya.
Rumah Sakit di Tokyo Masih Menghadapi Krisis Tempat Tidur
Meskipun wabah flu di Jepang mulai mereda, rumah sakit di Tokyo masih menghadapi krisis kekurangan ranjang pasien.
Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini antara lain:
- Masih banyaknya pasien dari daerah jauh yang mencari perawatan darurat di Tokyo.
- Terjadinya infeksi nosokomial (infeksi di dalam rumah sakit), yang menyulitkan rumah sakit untuk menerima pasien baru.
- Lonjakan pasien dengan penyakit selain flu, yang semakin memperburuk ranjang tidur pasien.
Sebagai contoh, Rumah Sakit Minamitama di Hachioji, Tokyo, sejak pertengahan Januari telah menangani pasien gawat darurat dari prefektur Yamanashi, Kanagawa, dan pusat kota Tokyo. Namun, pada 23 Januari, rumah sakit ini mencapai kapasitas penuh, memaksa mereka untuk menutup layanan gawat darurat sementara waktu.
Dr. Seki Hiroshi, Wakil Direktur Rumah Sakit Minamitama, menyatakan bahwa meskipun puncak wabah flu telah berlalu, banyak pasien yang masih dalam tahap pemulihan belum bisa keluar dari rumah sakit. Ia memperkirakan bahwa krisis kekurangan ranjang pasien akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. (jhn/yn)