AS Tunda Tarif untuk Kanada dan Meksiko Selama 30 Hari, Akan Menambah Tarif untuk Tiongkok

EtIndonesia. Pada hari Senin (3/2), Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penundaan penerapan tarif tambahan terhadap Meksiko dan Kanada. Namun, terhadap Tiongkok, Trump menyatakan bahwa tarif bisa dinaikkan lebih lanjut. Gedung Putih juga mengungkapkan bahwa Trump mungkin akan berbicara dengan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, dalam waktu 24 jam ke depan.

Pada hari yang sama, Trump menyatakan bahwa penerapan tarif terhadap Meksiko akan ditunda selama satu bulan untuk memberikan waktu bagi kedua negara guna melanjutkan negosiasi.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan: “Mereka (Meksiko) telah setuju untuk secara permanen mengerahkan 10.000 tentara—ya, secara permanen—di perbatasan mereka untuk menghentikan masuknya fentanil dan imigran ilegal ke negara kita.”

Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, segera mengonfirmasi bahwa Meksiko telah mencapai kesepakatan awal dengan Amerika Serikat terkait masalah tarif.

Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, menyatakan: “Pada akhirnya, kami (Meksiko dan Amerika Serikat) mencapai kesepakatan, yang mencakup peningkatan jumlah pasukan pertahanan nasional yang dikerahkan di perbatasan utara untuk melindungi perbatasan dan mencegah perdagangan narkotika.”

Penasihat Perdagangan Senior Presiden Trump, Peter Navarro, menekankan bahwa kebijakan tarif tambahan yang diterapkan oleh Amerika Serikat bukanlah bagian dari perang dagang, melainkan perang melawan narkoba.

Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Senior Presiden Trump, mengatakan: “Pemerintah Meksiko memahami bahwa ini adalah perang melawan narkoba, bukan perang dagang.”

Sementara itu, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dalam cuitannya pada Senin sore, mengungkapkan bahwa dia telah melakukan pembicaraan yang konstruktif dengan Presiden Trump. Trudeau menyatakan bahwa penerapan tarif terhadap Kanada akan ditangguhkan setidaknya selama 30 hari.

Dalam putaran terbaru perang tarif ini, Amerika Serikat saat ini menetapkan tarif sebesar 10% pada barang impor dari Tiongkok. Namun, Trump memperingatkan pada hari Senin bahwa tarif ini bisa meningkat lebih lanjut.

Trump juga menegaskan bahwa Amerika Serikat akan mengembalikan keseimbangan perdagangan dengan Uni Eropa. Hal ini mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat akan menerapkan tarif tambahan terhadap Uni Eropa dalam waktu dekat.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Keamanan, Kaja Kallas, menyatakan:  “Jika Amerika Serikat memicu perang dagang, maka pihak yang akan tersenyum di balik layar adalah Tiongkok. Hubungan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat sangat erat. Kami membutuhkan Amerika Serikat, dan mereka juga membutuhkan kami.”

Uni Eropa akan merespons kebijakan tarif Amerika Serikat, tetapi tujuannya adalah untuk mengembalikan hubungan kedua pihak ke jalur kerja sama yang lebih konstruktif. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS