Seorang analis mengatakan bahwa Rusia dan Tiongkok tampaknya sedang memainkan sandiwara untuk komunitas internasional
ETIndonesia. Laporan media daratan Tiongkok menyebutkan rusia menahan pengiriman kargo kereta api Tiongkok di China–Europe Railway Express sejak akhir Oktober 2024, dengan ribuan kontainer yang ditahan.
Para pengamat mengatakan bahwa situasi ini berkaitan dengan sanksi Barat terhadap Rusia dan ada lebih banyak hal yang terjadi di balik layar.
Media Tiongkok Caixin melaporkan pada 27 Januari bahwa dalam beberapa bulan terakhir, kargo Tiongkok yang dikirim ke Eropa melalui Tiongkok–Europe Railway Express telah ditahan oleh otoritas Rusia, mengutip sumber dari industri logistik Tiongkok.
Lebih dari 1.000 kontainer telah ditahan oleh otoritas Rusia, menurut laporan Caixin.
Hal ini terjadi setelah dekret pemerintah Rusia No. 1374 pada 15 Oktober 2024, yang memperluas daftar barang yang dilarang transit melalui Rusia dalam Perintah No. 313 yang dikeluarkan pada 9 Maret 2022. Perubahan tersebut menambahkan produk mekanik dan elektronik serta pakaian kamuflase, terutama menargetkan barang-barang dengan penggunaan ganda, baik militer maupun sipil.
Sun Kuo-hsiang, profesor urusan internasional dan bisnis di Universitas Nanhua, Taiwan, mengatakan bahwa China–Europe Railway Express merupakan jalur transportasi penting bagi perdagangan Tiongkok–Eropa.
“Khususnya untuk produk bernilai tambah tinggi, seperti elektronik, suku cadang mekanik, dan suku cadang otomotif,” katanya kepada The Epoch Times pada 29 Januari.
Sun mengatakan bahwa salah satu alasan Rusia menahan kargo di China–Europe Railway Express mungkin karena mereka khawatir barang-barang tersebut pada akhirnya akan mengalir ke Ukraina.
“Alasan lainnya adalah untuk membalas sanksi Uni Eropa terhadap Rusia [atas invasi ke Ukraina] dan menekan Tiongkok agar tidak bekerja sama dengan Barat,” ujarnya.
Uni Eropa dan Amerika Serikat meningkatkan sanksi terhadap Rusia seiring berlanjutnya perang Rusia–Ukraina dan telah memperingatkan Tiongkok agar tidak menyediakan peralatan dengan penggunaan ganda, sipil dan militer, kepada Rusia. Rezim komunis Tiongkok menjadi pendukung utama upaya perang Rusia sejak invasi ke Ukraina pada 2022.
Menghindari Sanksi Internasional?
Ekonom yang berbasis di AS, Davy J. Wong, mencatat bahwa hingga saat ini, belum ada informasi tentang pembeli Eropa yang melaporkan bahwa barang mereka yang dikirim dari Tiongkok melalui China–Europe Railway Express ditahan oleh Rusia.
“Ada lebih dari seribu kontainer yang ditahan, dan sudah berlangsung selama berbulan-bulan, tetapi mereka terus mengirim barang dengan cara itu,” kata Wong kepada The Epoch Times pada 29 Januari.
Ia menjelaskan bahwa barang-barang yang ditahan sebagian besar adalah bahan dengan penggunaan ganda, baik militer maupun sipil, serta beberapa bahan sipil yang juga memiliki potensi nilai militer.
Wong berpendapat bahwa ini adalah cara Tiongkok menghindari sanksi internasional terhadap Rusia.
“Barang-barang ini kemungkinan dibeli oleh perusahaan cangkang di Eropa, dikirim ke Rusia, dan kemudian ‘disita’ di Rusia. Dengan cara ini, rezim Tiongkok memasok produk dengan penggunaan ganda, sipil dan militer, ke Rusia,” katanya.
“Kemudian Tiongkok bisa mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud menyediakan produk dengan penggunaan ganda ke Rusia; barang-barang itu justru disita oleh Rusia [untuk menghindari pertanggungjawaban atas pelanggaran sanksi internasional],” imbunya.
“Jelasnya, Tiongkok dan Rusia sedang mempertontonkan sandiwara bagi komunitas internasional,” pungkasnya.
Luo Ya berkontribusi dalam laporan ini.
Sumber : Theepochtimes.com