Arab Saudi Bersikap Tegas! Trump Dipermalukan

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada tanggal 4 Februari di Washington, menerima kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dalam kesempatan tersebut, Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan “mengambil alih” Gaza, serta menyatakan bahwa Arab Saudi tidak meminta Palestina untuk mendirikan negara sendiri. Menanggapi pernyataan ini, pada tanggal 5 Februari, Arab Saudi membantah pernyataan Trump dan menegaskan bahwa jika Palestina tidak mendirikan negara sendiri, maka Arab Saudi tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Pada konferensi pers bersama Netanyahu, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih Jalur Gaza dan tidak menutup kemungkinan mengirim pasukan ke wilayah tersebut untuk membantu pembangunan kembali Gaza. Bahkan, dia mengusulkan agar Amerika Serikat memiliki “kepemilikan jangka panjang” atas Gaza.

Sebelum konferensi pers, Trump juga menyatakan bahwa Gaza sudah tidak layak untuk dihuni, Palestina tidak memiliki masa depan di Gaza, dan semua warga Palestina seharusnya dievakuasi secara permanen dari wilayah tersebut.

Pernyataan Trump ini secara drastis mengubah arah kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah selama beberapa dekade terakhir, sehingga mengejutkan berbagai pihak.

Menurut laporan dari kantor berita resmi Turki, Anadolu Agency, saat Trump menerima Netanyahu di Gedung Putih, seorang wartawan bertanya kepadanya apakah Arab Saudi meminta agar negara Palestina didirikan. Trump menjawab, “Tidak, mereka tidak meminta.”

Menurut laporan Reuters, menanggapi pernyataan mengejutkan yang dilontarkan Trump, pada tanggal 5 Februari, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengeluarkan pernyataan resmi. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pemimpin de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Muhammad bin Salman Al Saud, telah menyampaikan posisi Arab Saudi dengan cara yang “jelas dan tegas”, sehingga tidak dapat ditafsirkan secara berbeda dalam situasi apa pun.

Dalam pernyataan tersebut, Arab Saudi menegaskan bahwa mereka menolak segala bentuk upaya untuk memaksa rakyat Palestina meninggalkan tanah mereka. Arab Saudi juga menekankan bahwa posisinya terhadap Palestina tidak dapat dinegosiasikan.

Sementara itu, dalam konferensi pers, Netanyahu menyatakan bahwa dirinya akan berupaya menjalin kerja sama yang baik dengan Arab Saudi dan percaya bahwa hasil yang baik akan tercapai.

Sebelumnya, Amerika Serikat telah berusaha keras untuk mendorong Arab Saudi agar secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023, serangan brutal Israel telah memicu kemarahan negara-negara Arab, sehingga Arab Saudi menangguhkan rencana normalisasi hubungan dengan Israel hingga saat ini.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS