Dari MAGA ke MEGA: Konservatif Eropa Perkuat Hubungan dengan Gerakan Trump

ETIndonesia. Konservatif Eropa secara aktif berupaya meniru kebangkitan politik Donald Trump ke benua mereka, mengambil inspirasi langsung dari keberhasilan gerakan Make America Great Again (MAGA) di Amerika Serikat. Tujuan mereka: melawan apa yang disebut partai-partai sayap kanan sebagai kemunduran Eropa yang semakin cepat.

Dalam semangat tersebut, hanya seminggu setelah pelantikan Trump, edisi kedua Konferensi Make Europe Great Again (MEGA) digelar di Parlemen Eropa pada 28 dan 29 Januari. Dari isu imigrasi massal hingga sensor dan hubungan AS-UE di bawah pemerintahan Trump yang baru, para politisi konservatif, akademisi, dan tokoh media dari kedua sisi Atlantik berkumpul untuk membahas masalah paling mendesak yang dihadapi Eropa.

Diinisiasi oleh kelompok European Conservatives and Reformists (ECR), sebuah faksi politik kanan-tengah terkemuka di Parlemen Eropa, konferensi ini menghadirkan peserta penting dari Amerika, termasuk dokter dan ilmuwan Dr. Robert Malone; komentator politik Ben Bergquam dari Real America’s Voice; serta Kimberly Fletcher, pendiri Moms for America. Kari Lake, pilihan Donald Trump untuk memimpin Voice of America, awalnya dijadwalkan hadir.

Dari sisi Eropa, peserta yang hadir termasuk mantan Perdana Menteri Polandia sekaligus Presiden Partai ECR saat ini, Mateusz Morawiecki, serta Marion Maréchal dan George Simion, keduanya merupakan wakil presiden Partai ECR. Acara ini juga menarik peserta di luar ECR, seperti Christine Anderson, anggota Parlemen Eropa (MEP) dari Alternative for Germany (AfD)—partai anti-imigrasi yang mendapat dukungan publik dari Elon Musk menjelang pemilu federal Jerman pada akhir Februari.

Penggerak utama konferensi ini, politisi Rumania George Simion, secara eksplisit menggambarkan pertemuan ini sebagai upaya menerjemahkan strategi politik MAGA ke dalam konteks Eropa.

“Kemenangan MAGA adalah contoh bagi kami di Eropa,” ujar Simion. “Kita harus bersatu atas nama kebebasan—kebebasan berbicara, kebebasan pemilu, dan kebebasan menentukan nasib kita sendiri.”

Wakil Presiden Partai ECR, Marion Maréchal dari Prancis, menggambarkan konferensi MEGA sebagai momen penting bagi konservatisme Eropa, menyebutnya sebagai “peristiwa besar dalam kebangkitan Eropa” sebelum memberikan peringatan keras mengenai imigrasi massal dari luar Eropa:

“Di ujung jalan ini, yang menanti kita bukan sekadar kemiskinan dan penurunan geopolitik, tetapi kepunahan,” katanya.

Kekhawatirannya digaungkan oleh Nicolas Bay, Wakil Presiden ECR lainnya dari Prancis, yang melihat MEGA sebagai upaya untuk menyesuaikan pesan konservatif Trump dengan konteks Eropa yang semakin mengkhawatirkan.

“Konferensi ini adalah cara untuk menyelaraskan diri dengan gerakan Donald Trump,” kata Bay kepada The Epoch Times. “Kemenangannya adalah kemenangan bagi nilai-nilai yang kita bagi bersama: membela kebebasan fundamental, melindungi identitas, dan mengakhiri wokisme.”

Bay mengakui bahwa kepresidenan Trump tidak secara otomatis berarti kemenangan politik bagi konservatif Eropa. “Amerika akan selalu mendahulukan kepentingan mereka sendiri,” katanya. Namun, ia menekankan pentingnya hubungan budaya antara Amerika Serikat dan Eropa serta perlunya aliansi konservatif transatlantik yang lebih kuat. “Kita perlu membangun jembatan di seberang Atlantik untuk menyingkirkan progresivisme.”

Bagi tokoh Amerika seperti Dr. Robert Malone, MEGA bukan sekadar kesempatan untuk mengamati, tetapi juga platform untuk mendukung gerakan sayap kanan di Eropa.

“Saya sangat berkomitmen pada kesehatan internasional dan mendukung gerakan populis kanan-tengah, tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di Eropa,” kata Malone. Ia melihat konferensi ini sebagai katalis bagi kolaborasi lebih lanjut antara gerakan konservatif Amerika dan Eropa.

“Saya berharap ini akan mendorong kerja sama internasional antara gerakan populis,” jelasnya. “Kita harus bekerja sama, bertukar ide, dan mengembangkan tema bersama, sambil menyesuaikan strategi dengan kebutuhan masing-masing negara.”

Anggota Parlemen Jerman Christine Anderson juga menekankan pentingnya persatuan transatlantik melawan apa yang ia sebut sebagai kekuatan globalisme.

“Kita harus menyadari pentingnya bekerja sama secara internasional untuk menghadapi para globalitarian misanthropists (kaum globalis yang anti-manusia). Komunisme internasional adalah agenda mereka,” ujar Anderson kepada The Epoch Times. “Mereka beroperasi secara global—jadi kita juga harus begitu.”

Mantan anggota Parlemen Eropa dari Belanda, Rob Roos, turut menyampaikan peringatan serupa, dengan menyatakan bahwa agenda yang didukung PBB mengancam kedaulatan nasional di seluruh Eropa.

“Kita harus bersatu dan melawan agenda globalis, yang merupakan inisiatif sosialis yang didukung PBB untuk membongkar negara-negara bangsa,” katanya kepada The Epoch Times.

Namun, ia juga mengakui bahwa perjuangan ini tidak akan mudah. Mengingat kembali makan malam pribadi dengan Donald Trump Jr., ia mengungkapkan penilaian langsung yang diterimanya.

“Donald Trump Jr. secara harfiah mengatakan kepada saya, ‘Kami telah kehilangan harapan untuk Eropa Barat, tetapi kami percaya pada Eropa Timur.’ Jadi, terserah kita di Eropa Barat untuk membuktikan bahwa kita masih mampu menyingkirkan kebijakan kiri.”

Di luar retorika, acara MEGA mencerminkan dorongan yang semakin besar di kalangan konservatif Eropa untuk menjalin hubungan lebih erat dengan rekan-rekan mereka di Amerika guna meniru keberhasilan gerakan MAGA di tanah Eropa, sekaligus mengembangkan kerja sama transatlantik dalam isu-isu yang sama-sama mereka hadapi.

Anggota Parlemen Prancis Virginie Joron, dari partai National Rally pimpinan Marine Le Pen, menunjukkan ketertarikannya untuk membangun kerja sama dalam isu-isu terkait kebebasan yang semakin dibatasi. Joron, yang turut menandatangani surat undangan untuk Elon Musk ke Parlemen Eropa dan mendukung inisiatif untuk mencalonkannya sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian, menekankan dasar ideologis yang sama antara Amerika Trump dan kaum patriot Eropa.

“Kami berjuang untuk melestarikan akar budaya, identitas, dan budaya kami,” ujar Joron kepada The Epoch Times. “Kami menolak cancel culture, kami menolak wokisme. Taruhan hari ini adalah kebebasan berbicara, kebebasan berpikir, dan kebebasan berpendapat.”

Namun, ia juga menyadari realitas praktis dalam berurusan dengan Amerika Serikat di bawah Trump. “Kami tahu bahwa Amerika akan selalu mendahulukan kepentingan mereka sendiri. Tetapi kita juga harus bekerja sama di mana ide-ide kita selaras.”

Seiring dengan semakin eratnya hubungan antara konservatif Eropa dan Amerika, konferensi MEGA tampaknya baru permulaan. George Simion mengonfirmasi bahwa rencana telah disiapkan untuk pertemuan lebih lanjut, dengan tahun 2025 dipandang sebagai momen krusial bagi ekspansi gerakan ini.

“Kami berencana untuk mengadakan serangkaian konferensi, debat, dan aksi sepanjang tahun 2025,” kata Simion. “Dari MAGA, gerakan Presiden Trump, menuju MEGA—Make Europe Great Again.”

Sumber : Theepochtimes.com 

FOKUS DUNIA

NEWS